"Papi dan Mami akan pulang besok malam. Aku di Apartemen sekarang. Kita lebih baik saling introspeksi diri dulu, pikirkan semua baik-baik. Aku Mencintaimu", pesan singkat Prasetya di chatnya ke Xena. Xena hanya diam melihat pesan itu tak tahu harus membalas apa. Hari mulai gelap diluar, Xena menutup pintu yang ke arah balkon dan menarik tirai untuk menutupi nya.
Tok Tok Tok ...
Ada ketukan dipintu kamar Xena. Xena membuka pintu kamarnya dan mendapati Xavier sedang tersenyum padanya.
"Kenapa? Pras kemana? Aku ngga melihat mobilnya di bawah", ujar Xavier tenang.
"Iya, dia lagi ke Apartemen. Papi Mami besok pulang katanya, jadi dia mau menginap di Apartemen", ujar Xena.
"Kenapa kamu ngga ikut?", tanya Xavier.
"Lagi malas kak", ujar Xena.
"Ngga boleh gitu. Ayo ganti baju, aku antar ke Apartemen Pras" ujar Xavier tegas.
"Ngga usah kak. Besok aja aku ke sana", ujar Xena.
"Kalau kalian ada masalah, jangan tunjukkan kepada orang tua, selesaikan masalah kalian baik-baik, jangan sampai orang tua ikut campur. Ayo ngga usah membantah, ganti bajumu, aku tunggu dibawah. Kalau dalam 10 menit kamu ngga turun, aku seret ke bawah", ujar Xavier geram.
"Iya kakak bawel", ujar Xena pelan lalu menutup pintunya kembali.
Ia membuka lemari pakaiannya dan sebentar kemudian dia sudah berganti dengan jeans dan kaos oblong. Ia mengambil satu set pakaian ganti untuk ia pakai besok dan memasukkannya ke tasnya yang lumayan besar. Saat akan turun ke bawah ada chat masuk ke HP nya dari nomor tak dikenal.
"Xena, tolong pikirkan lagi sayang. Aku masih mencintaimu. Aku akan menerima mu kembali apapun dirimu kini. Jordan", chat dari Jordan.
Xena memasukkan HP nya tanpa menjawab apapun kemudian keluar rumah dan menuju ke mobil Xavier yang menunggunya.
Tak berapa lama mobil keluar dari rumah Nathan Utomo menuju ke Apartemen Prasetya. Sepanjang perjalanan Xena hanya diam melihat ke arah luar mobil Xavier sementara Xavier dengan cueknya bernyanyi lagu dari flashdisk yang diputar di CD player mobilnya. Setibanya di Lobby Apartemen.
"Perlu aku antar naik atau mau sendiri?", tanya Xavier sebelum Xena keluar mobil.
"Sendiri aja kak. Kak tolong bilang Daddy sama Mommy aku di sini ya. Trus itu pengawalku suruh pulang aja. Disini securitynya bagus kok, ngga boleh sembarang orang naik ke Apartemen", ujar Xena.
"Iya, pergilah. Baik-baik ya. Salam buat om Agung dan Tante Wendy. Pengawalmu aku suruh pulang", ujar Xavier.
Xena keluar dari mobil Xavier yang tak lama kemudian mobil keluar dari lingkungan Apartemen diikuti satu mobil dibelakangnya. Xena masuk menuju ke security Apartemen.
"Selamat malam ibu, mau bertemu dengan siapa?", tanya security itu sopan.
Security ini bukan orang yang ditemui Xena waktu ia datang bersama Pras beberapa waktu lalu jadi dia tidak mengenali Xena.
"Saya mau bertemu dengan bapak Prasetya Bismarck pak di Apartemen Pent House. Saya Xena, pak Prasetya sudah tau siapa saya", ujar Xena.
"Sebentar ya Bu, Saya infokan ke pak Pras dulu", ujar security itu sopan. Setelah security itu menutup teleponnya, beberapa saat kemudian pintu lift terbuka dan tampak Pras keluar dari lift tersenyum kepada Xena.
"Selamat malam Pak Pras. Ini tamunya", ujar security itu sopan menyapa Prasetya.
"Ini bukan tamu pak. Ini istri saya. Kami baru menikah Jumat kemarin", ujar Prasetya tersenyum lembut menatap Xena.
"Mohon maaf karena kami tidak tahu. Maafkan kami Bu Xena", ujar security itu merasa bersalah.
"Ngga apa-apa pak, memang kami baru menikah kok jadi wajar ngga tau", ujar Xena sopan.
Prasetya tersenyum melihat istrinya yang ia rindukan sedari siang tadi, Ia mencium kening Xena.
"Sama siapa ke sini?", tanya Pras lembut.
"Sama kak Xavier. Dia langsung pulang katanya titip salam ke papi dan mami", ujar Xena singkat.
Pras mengangguk, lalu menggandeng tangan Xena dan membawanya masuk ke lift untuk naik ke Apartemen nya. Sepanjang dalam lift, genggaman tangan Pras sangatlah erat seakan ia tak mau melepaskan Xena walaupun sesaat. Keluar lift, Pras langsung membuka kunci pintu apartemennya.
"Kunci pintunya itu ulang tahunmu sayang. 2408", ujar Pras.
Xena hanya mengangguk. Masuk ke Apartemen, Xena membuka sepatunya digantikan dengan sandal rumah, lalu Pras kembali menggandengnya menuju ke kamar Pras.
"Pada kemana kak? Kok sepi banget", tanya Xena karena ia tidak melihat seorangpun di Apartemen Pras.
"Pada Shopping. Tadi mereka mengajakku tapi Xavier bilang akan mengantarkanmu ke sini makanya aku menunggumu disini. Ini kamar kita", ujar Pras lalu membuka pintu kamar.
Kamar Prasetya lumayan besar, ada pintu ke balkon di sana. Setelah menutup pintu kamarnya, Pras dengan segera memeluk tubuh Xena erat.
"Kak sakit, kamu terlalu erat peluk aku", ujar Xena mengeluh.
Pras membalikkan tubuh Xena hingga kini mereka saling berhadapan. Tanpa berkata-kata Prasetya langsung mencium bibir Xena, Xena yang sempat terkejut namun ia membalas ciuman suaminya. Xena melingkarkan tangannya dileher suaminya dan Pras memeluk Xena dengan eratnya.
Nafas mereka memburu, ciuman mereka makin panas. Pras memainkan lidahnya masuk mengabsen isi mulut Xena. Pras mendorong pelan tubuh Xena hingga akhirnya ia terjatuh di atas tempat tidur Pras.
"Kak, aku belum selesai", bisik Xena pelan.
"Aku ngga meminta itu kok", ujar Pras namun kemudian ia mencium lagi bibir Xena dan menjaga tubuhnya tidak menindih Xena dengan menopang pada lengannya di sisi Xena.
Kembali Pras mencumbu istrinya, ia menciumi seluruh muka Xena lalu turun ke lehernya dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam kaus Xena dan meremas pelan kedua payudara Xena yang membuat Xena merintih. Ulah nakal Pras masih berlanjut, dibuatnya beberapa kissmark di leher Xena, hingga Xena mendesah. Setelah puas melampiaskan kenakalannya, Pras membanting dirinya ke sisi Xena dan berbaring dengan santainya.
"Kamu nakal kak", keluh Xena sambil merapikan pakaiannya yang habis diacak-acak Pras.
"Itu hukuman kamu", ujar Pras tersenyum sambil menunjuk ke arah kissmark yang ia buat tadi.
"Kita selesaikan masalah kita baik-baik. Jangan pernah kamu ucapkan ingin berpisah lagi denganku, kalau tidak hukumanmu lebih berat dari ini. Akan aku buat kamu hamil anakku segera kalau sampai kamu ingin berpisah lagi denganku", ancam Pras.
"Kamu" ujar Xena tertahan karena Pras mengambil posisi akan Menciumnya lagi.
"Iya ngga kak, aku ngga omong apa-apa", ujar Xena tersenyum.
"Kamu sudah makan belum? Ayo mau pesan apa? Delivery aja ya? Aku belum isi kulkas", ujar Pras tersenyum.
"Apa aja kak", ujar Xena.
"Ayo", ujar Pras bangun dari tempat tidur dan menarik tangan Xena hingga ia bangun dan jatuh pelukan Pras. Saat melihat lehernya di kaca lemari, Xena menjerit.
"Kak Pras kamu nakal banget si. Ini gimana nutupinnya, banyak banget kissmark nya. Aduh kamu nakal banget si", ujar Xena memukul pelan lengan suaminya. Panik ia melihat lehernya yang banyak tanda merah.
"Cuek aja, papi dan mami juga pasti maklum kok", ujar Pras lalu menarik tangan Xena untuk keluar kamar.
"Ngga mau, aku malu", ujar Xena sambil berpegangan pada pintu kamar.
Pras tersenyum lalu masuk ke kamar dan membuka pintu lemarinya dan mengeluarkan sebuah syal rajut warna merah dari lemarinya. Lalu ia balutkan syal itu di leher Xena.
"Beres kan. Ayo ke luar sini", tarik Pras lagi.
"Dasar kamu", keluh Xena namun ia tetap mengikuti suaminya dan duduk disebelah suaminya di sofa sambil menonton TV menunggu pesanan Delivery yang dipesan Pras.
awas jangan pada baper ye.
aduh mana masih ada di kantor lagi ... hadeh