Sesampainya di kantor, Adelia meminta Nathan memarkirkan mobilnya di tempat biasa ia parkir, lalu ia keluar mobil dengan terburu-buru. Seperti biasa penjaga pintu memberi hormat pada Adelia dan membukakan pintu. Adelia setengah berlari menuju lift diikuti Nathan yang tampak tenang di belakangnya. Semua orang melihat pada pasangan ini heran.
"Tenang Adel", pinta Nathan saat melihat Adelia mengetuk-ngetuk tombol lift berulangkali.
Tak lama pintu lift terbuka, Adelia langsung masuk, ada karyawan yang juga mengantri tetapi mereka mengurungkan niat memasuki lift karena melihat bos mereka sedang galau. Adelia langsung memencet angka 3 dan menutup pintu lift. Sebentar saja ia telah tiba di lantai ruang kerja Direktur dan Wakil Direktur PT.AN Entertainment.
"Andika ada di dalam?", tanya Adelia kepada Ronny yang kebingungan melihat kedatangan Adelia.
Ronny hanya mengangguk pelan. Adelia membuka pintu ruangan kerja Andika secepatnya, lalu berusaha mencari Andika yang tidak terlihat duduk di kursinya. Saat mendekati kursi kerja Andika, Adelia baru melihat Andika terjatuh dibawah kursi. Adelia menghambur ke arah Andika, menjerit memanggil namanya.
"Andika... Andika, bangun... Andika ... ", jeritnya dalam tangis. Ronny kebingungan di depan pintu.
Nathan melihat sekeliling ruangan, matanya lalu tertuju ke atas meja kerja Andika, terdapat satu botol wiski yang hampir habis dengan satu botol obat tidur. Tanpa perlu menegang Nathan tau kalau itu obat tidur karena ia pernah melihat opa meminumnya.
Nathan melihat ke arah Ronny lalu berujar, "Cari bantuan, kita bawa pak Andika ke Rumah Sakit. Jangan buat panik. Cukup beberapa orang saja untuk menggotong pak Andika. Kalau telepon Ambulance takut ngga keburu".
Ronny langsung menghubungi rekan teamnya, sebentar saja sudah ada beberapa orang datang, termasuk Heru yang langsung membungkuk hormat begitu melihat Nathan.
"Apa disini ada mobil semacam van biar kita bisa bawa pak Andika? Saya hanya bawa mobil sedan. Kalau ada kita pakai itu. Saya akan ikutin dari belakang", ujar Nathan memerintahkan kepada Heru.
"Ada pak, mobil van untuk model keluar kantor. Akan saya bawa ke lobby pak", ujar Heru berlari menuju ke tempat parkir.
Nathan lalu menarik tubuh Adelia masuk ke pelukannya, sementara staff lain menaikkan Andika ke atas tandu lalu perlahan membawa Andika turun dengan lift.
Agak susah saat memasuki lift karena lift bukan untuk barang jadi saat dilift ada yang memegang tubuh Andika, sampai di lobby kembali ditandu. Para Staff cekatan tidak membuat heboh karena merek bekerja tanpa bersuara. Nathan membimbing Adelia yang masih agak menangis dalam pelukannya, dan di dalam lift dia mengangkat HP nya dan menelepon ke kepala RS.
"Halo, Dr.Subhan, saya Nathan Utomo. Tolong bantuannya ya siapkan team di depan UGD sekitar 15 menit kami akan sampai. Kawanku sepertinya meminum obat tidur dengan alkohol. Lakukan apapun untuk menyelamatkan. Kalau perlu bantuan, WD Group akan membantu, Heli kami siap sedia", ujar Nathan tegas.
Sehabis itu Nathan membuat satu panggilan telepon lagi, "Jason, siapkan orang untuk mengemudikan Heli, kalau saya perlukan langsung suruh dia menuju RS WD Group".
Semua orang dalam lift saling berpandangan. Ternyata pria tampan berjas dan berdasi rapi yang memeluk Wakil Direktur mereka erat ini bukan orang sembarangan.
Ronny mengedipkan matanya tanda jangan ada pertanyaan apapun tentang pria tersebut yang keluar dari mulut mereka. Sebentar kemudian Heru yang mengemudi mobil Van menunggu di depan pintu lobby. Ronny dan beberapa Staff ikut di dalam mobil Van menemani Andika melaju menuju RS WD Group dengan mobil Nathan dan Adelia mengikuti.
Sesampainya di RS, sebuah ranjang dorong sudah siap dengan team dokternya. Mereka langsung sigap menerima tubuh Andika saat pintu mobil telah terbuka. Langsung mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan Andika.
Ronny menghampiri Nathan yang keluar pintu mobilnya, meminta kunci mobil dan memarkirkan mobilnya. Sementara Heru berlari ke bagian Administrasi menyelesaikan pendaftaran untuk bosnya. Sementara sisanya kembali masuk mobil van dan meninggalkan RS kembali ke kantor.
Selama dalam perjalanan sampai RS, tampak Adelia terpukul sekali, air mata menetes dipipinya, dia hanya melihat sedih ke arah suaminya yang sedang memeluknya menenangkan hati Adelia.
Nathan mengambil HP Adelia, mencari nomor HP Naomi lalu mencoba menghubungi tetapi selalu tersambung ke mail box. Lalu ia mencoba menghubungi dengan menggunakan nomor HP nya. Tetap terhubung dengan mail box.
Akhirnya dia menyerah, dia hanya melihat ke arah istrinya sambil berkata, "Masih ngga bisa dihubungi sayang. Ya Uda kita aja yang tunggu dulu ya".
Adelia mengangguk lemah. Mereka menunggu di depan tempat UGD khusus VIP, taklama Ronny dan Heru tampak diantara mereka, menunggu kabar tentang Andika.
Kekaguman Ronny dan Heru makin menjadi kepada Nathan Utomo, seorang eksekutif muda yang sangat tenang dalam mengatasi masalah dalam situasi apapun, pantas saja dalam usia 30 tahunan dia telah sukses menjadi CEO PT.WD Internasional.
Tapi mereka tidak tau bagaimana paniknya Nathan kalau mengenai hal yang menyangkut langsung dengan istrinya Adelia, kalau sampai mereka tau, pasti bengong lah mereka. hehehehe😋