Sore hari setibanya di Surabaya, Adelia langsung check in di hotel I di jalan Darmo. Setelah itu Adelia langsung menuju RS untuk mengumpulkan informasi mengenai kejadian kecelakaan itu dari modelnya. Sesampainya Adelia di RS ia menemui modelnya tergolek merintih kesakitan di kamar VIP ditungguin Manager dan Asistennya. Mereka sempat kaget karena melihat Adelia yang langsung turun tangan mengatasi masalah. Sebentar kemudian dia telah larut dalam pekerjaannya. Syukurnya model yang bernama Wendy hanya terkilir saja tidak sampai patah tulang dan setelah merasa cukup informasi ia kemudian kembali menuju ke hotel. Adelia sedang tidak bernafsu untuk makan malam, jadi sebelumnya ia sempat mampir ke mini market untuk sekedar membeli susu hamil dan cemilan biskuit. Lalu ia kembali ke kamarnya dan melakukan video call dengan Andika di Jakarta. Sempat juga dia konsultasi dengan pengacara perusahaan untuk langkah yang harus diambil. Hingga larut malam, Adelia melakukan pekerjaannya sampai akhirnya ia terlelap dengan laptopnya masih menyala.
Sementara hari sudah gelap sewaktu Nathan tiba di rumahnya. Sebelumnya Nathan sempat ke kantor Adelia tetapi oleh receptionist dia diberitahukan kalau Adelia tidak kembali ke kantor sejak makan siang demikian juga dengan Andika. Nathan coba menghubungi Andika tetapi HP nya tidak aktif demikian juga dengan HP Adelia. Nathan mulai curiga, "Semoga Adel ada di rumah". Lalu segera ia memasuki mobilnya dan melaju menuju rumah.
Setelah memarkirkan mobilnya, Nathan langsung naik ke kamarnya setelah ia mencari di ruang bawah dan dia tidak menemukan Adelia. Dikamar mereka, dikamar mandi dan dikamar Adelia, tidak dijumpai wanita yang ia rindukan seharian ini, yang membuat kacau harinya. Hari ini Nathan sudah memecat 5 orang karyawannya sebagai pelampiasan kekesalannya. Bahkan satu diantaranya merupakan seorang manajer operasional. Semua orang di kantor melihat Nathan yang berubah menjadi buas, melemparkan semua document yang menurut nya tidak sesuai, menyuruh karyawan nya mengulang kembali proposal yang diajukan bahkan membuat rapat semakin panjang hanya karena kesalahan kecil yang diperbuat karyawannya. Nathan melihat jam di HPnya sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Sayang kamu dimana si? Aku merindukanmu sayang. Akh stupidnya aku kenapa tadi harus berbohong padahal aku tau dia paling ngga suka dibohongin. Akkkhh", gerutu Nathan pada diri sendiri. Kemudian Nathan coba menelpon ke rumah mertuanya dan kebetulan telepon diangkat oleh ibu mertuanya.
"Halo ma, ini Nathan. Ma, Adel ada dirumah mama ngga?. oh ngga ada ? Oke kalau gitu. Ngga ma, ngga ada apa-apa, mungkin Adel lembur di kantor. Iya ma, aku akan jemput ke kantornya. Iya ma, salam buat papa ya", ujar Nathan kemudian menutup teleponnya.
Nathan lalu membuat satu panggilan lagi, "Jason apa kamu bisa melacak ponsel Adelia?. Iya ponselnya dalam keadaan mati. Coba kamu cari orang IT terbaik di kantor, lakukan permintaan saya", ujar Nathan lalu kembali menutup HPnya. Hampir semalaman Nathan mencoba menghubungi Adelia tetapi HP nya tetap dalam keadaan mati.
Esoknya Adelia masih enggan mengganti nomor HP lamanya, semalam ia sengaja membeli nomor baru di counter dekat mini market dan dia pakai sewaktu berbicara dengan Andika. Setelah sarapan pagi, Adelia dijemput oleh pengacara dan manajer Wendy bersiap bertarung dengan team produksi. Memasuki ruang meeting, hampir semua team produksi menarik nafas panjang, karena mereka tau benar siapa Adelia Wijaya. "Pertarungan" berjalan alot, namun akhirnya team produksi film menyerah dan akan mengganti rugi ke pihak PT.AN Entertainment atas kecerobohan mereka yang mengakibatkan terlukanya model AN. Manajer Wendy tersenyum puas, saat ia bersalaman dengan sutradara, sempat sutradara membisikkan sesuatu kepadanya.
"Kalian kenapa si harus memanggil si Beauty Killer ke sini. Kan bisa kita selesaikan tanpa dia. Kalau ada dia pasti deh ngga ada yang berkutik", ujarnya.
"Itulah hebatnya bos besar, si ratunya aja Uda bikin keok apalagi bos besar", balas Manajer Wendy terkikik.