Xena mulai merasakan tidak enak, ia lalu berjalan cepat ke arah toilet. Pras bertemu dengan salah satu koleganya dan mengobrol dengan mereka sehingga Xena berkeliaran sendiri di acara pesta. Xena masuk ke salah satu bilik toilet dan setelah sempat mengunci pintunya, Xena dengan suksesnya memuntahkan semua isi perutnya.
Saat Xena selesai dan keluar dari bilik toilet, Xena menghampiri kaca dan melihat bayangan dirinya. Muka Xena tampak memucat. Tiba-tiba Xena ambruk pingsan. Tak lama masuk Lily yang akan menggunakan toilet, ia kaget melihat Xena yang pingsan, buru-buru ia peluk tubuh sahabatnya itu. Lily langsung menelpon Pras.
"Kak Pras, kamu dimana? Cepetan ke toilet, Xena pingsan", ujar Lily cemas.
Dia mulai menangis. Tak lama terdengar suara langkah kaki berlari cepat ke arah toilet dan membuka toilet dengan kekuatan penuh.
Sesaat Pras termangu di pintu toilet melihat tubuh istrinya yang ada dalam pelukan Lily. Kesadaran Pras langsung pulih, dia ambil tubuh istrinya dari pelukan Lily, langsung ia gendong istrinya keluar toilet.
"Lily, jangan kasih tau siapa-siapa dulu ya. Saya bawa Xena ke rumah sakit", ujar Pras sebelum pergi.
Lily mengangguk mengerti. Pras menghindari kerumunan, ia langsung masuk lift sambil menggendong istrinya. Tampak kecemasan di mukanya melihat kondisi istrinya apalagi muka Xena memucat. Pras lalu meminta bantuan security membukakan pintu mobilnya dan menaruh Xena di kursi penumpang dan mengikat tubuh Xena dengan seat belt. Lalu ia masuk ke bagian pengemudi dan sebentar kemudian mobil keluar meninggalkan halaman parkir gedung WD Group. Pras memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke RS Lexi Group.
Sesampainya di depan pintu UGD, Pras memberhentikan mobilnya sembarang. Sempat security akan menegurnya namun saat mereka melihat bahwa yang datang adalah Presdir mereka, tak ada satupun yang berani buka suara. Pras membawa tubuh Xena dan menaruhnya ke tempat tidur dorong yang langsung disediakan oleh perawat yang langsung membawa Xena untuk segera diperiksa.
Seorang security menawarkan diri untuk memarkir mobil Pras dan setelah Pras memberikan kunci mobilnya, security itu memarkirkan mobil Pras di bagian depan RS. Saat security itu mengembalikan kunci mobil Pras, tampak Pras hanya diam saja menerimanya tanpa berkata apapun. Agak lama juga Pras dalam kecemasannya, lalu keluar dokter dari ruang UGD.
"Selamat malam pak Presdir. Ibu Xena sudah mulai siuman. Sepertinya ibu Xena kelelahan dan dikarenakan beliau sedang hamil muda, jadi tenaganya cepat terkuras habis. Saya telah mengirimkan beliau ke lantai 6 Ruang VVIP untuk menjalani perawatan karena beliau perlu bedrest paling tidak 1 minggu untuk memulihkan kondisi tubuh nya", ujar Dokter jaga kepada Pras.
"Bagaimana kondisi kandungannya dok?", tanya Pras.
"Kandungan ibu Xena sehat dan bayinya tidak ada masalah. Hanya ibu Xena yg kelelahan yang harus benar-benar bedrest. Silakan pak disusul ke lantai 6 kamar 601", ujar dokter itu lagi.
"Terimakasih ya dokter", ujar Pras sambil menyalami dokter itu kemudian pergi menyusul istrinya ke kamar rawat inapnya. Saat memasuki kamar rawat inap, Pras melihat istrinya yang tertidur. Pras mendekati Xena lalu mencium kening istrinya lembut. Xena membuka matanya.
"Sayang. Aku lelah sekali", ujar Xena lirih.
"Tidurlah sayang. Aku disini menunggumu", ujar Pras lembut sambil membelai rambut istrinya.
"Sayang, apakah anakku ngga apa-apa? Soalnya aku sempat pingsan tadi", ujar Xena cemas.
"Anak kita sehat, dokter bilang ngga ada masalah dengan Little Bean. Kamu yang harus istirahat, biar kamu cepat pulih", ujar Pras lembut. Ia menarik kursi mendekat ke sisi tempat tidur Xena dan kemudian dia memegang tangan Xena lembut.
"Sayang ini bukan RS WD Group ya? Soalnya kamarnya berbeda banget. Dokter nya juga beda", ujar Xena tersenyum.
"Iya, ini RS Lexi Group sayang. Kan kamu istri CEO Lexi Group jadi ya harusnya berobat di RS Lexi Group dong", ujar Pras tersenyum.
"Dasar kamu. Aku lelah, aku tidur ya", ujar Xena dan setelah melihat anggukan Pras, Xena menutup matanya.
Sementara di pesta tak ada yang tahu kalau Xena pingsan. Saat mereka tidak menemukan Xena dan Pras, mereka pikir kalau keduanya sudah pulang lebih dulu.
Bahkan saat sampai dirumah, Nathan dan Adelia tidak mencari ke kamar Xena karena mereka pikir keduanya sudah tertidur. Xavier dan Luna menghabiskan malam pertama mereka di hotel milik WD Group menyewa kamar honeymoon sweet.
"Mba tolong bangunkan Xena dan Pras suruh mereka sarapan ya", ujar Adelia kepada salah satu pelayannya saat ia sedang menyiapkan sarapan untuk Nathan.
"Non Xena dan Tuan Muda Prasetya belum pulang dari kemaren, Nyonya Adelia. Saya pikir mereka ke hotel bareng Tuan Muda Xavier", kata pelayan itu sopan.
"Hah mereka belum pulang? Kemana mereka ya", ujar Adelia cemas.
"Ada apa Mommy kok kelihatannya khawatir gitu", ujar Nathan yang menghampiri lalu mencium pucuk rambut Adelia lembut.
"Xena dan Pras ternyata belum pulang. Mereka kemana ya Dad?", ujar Adelia cemas. Nathan membuat panggilan dari HP yang dipegangnya ke nomor Pras. Tak lama ada nada masuk.
"Pras, dimana kalian? Kata si mba kalian ngga pulang semalaman? Apa di Rumah Sakit? Xena pingsan? Kenapa kamu ngga kabarin kami dari kemaren. Kalian di RS Lexi Group? Pantas saja tidak ada pihak RS yang mengabari saya. Oke, saya sama Adelia akan segera ke sana", ujar Nathan ikutan mulai cemas.
" Kenapa Dad?", tanya Adelia.
"Itu si bocah gemblung Pras ngga kasih tau kita dari kemarin. Xena kemarin pingsan di toilet WD Group. Dia langsung larikan Xena sendiri ke RS Lexi Group. Pantas saja tidak ada pihak RS yang hubungi kita. Ayo kita ke RS mom", ujar Nathan lalu buru-buru masuk ke kamarnya dan diikuti oleh Adelia.
Sebentar kemudian mereka sudah memasuki mobil menuju ke RS Lexi Group.