Semua bergembira di pesta ulang tahun CEO Lexi Group. Takeshi datang sendiri langsung menghampiri Pras lalu memeluknya erat.
"Selamat Ulang Tahun ya Bos", ucapnya. "
"Thanks ya. Mana Nina? Kok ngga datang bersama?", tanya Pras.
"Nina sedang kurang enak badan. Lagipula dia sudah masuk bulannya, tinggal nunggu hari", kata Takeshi.
"Eh siapa yang bersama dia? Jangan ditinggal sendiri dong", ujar Pras cemas.
"Tenang ada mami dan papi nya yang temani Nina makanya gw ke sini. Mana Xena?", tanya Takeshi.
"Tuh Xena sama Daddy-nya", ujar Pras sambil menujuk ke arah Xena.
"Eh ternyata Xena juga sedang hamil, kok kamu ngga bilang Xena lagi hamil besar juga", ujar Takeshi sambil memperhatikan Xena.
"Buat apa bilang-bilang, ntar dibilang follower kamu lagi, buat istri hamil", gerutu Pras.
"Ngga gitu juga kale. Eh Adriana juga hamil besar. Hebat ni keluarga om Nathan Utomo", ujar Takeshi tersenyum.
"Bruuukkk", terdengar suara benda terjatuh dan semua mata kaget saat melihat Xena yang ambruk tak jauh dari Nathan Utomo. Nathan langsung mengangkat tubuh putrinya, Pras langsung berlari menuju ke arah Nathan.
"Dad biar aku yang bopong", ujar Pras sambil mencoba mengambil tubuh istrinya dari dekapan Nathan.
"Sudah ayo gotongan aja, anak ini hamil berat juga. Mommy, pegang si kembar, aku sama Pras bawa ke RS. Xavier jaga Mommy dan si kembar", perintah Nathan.
Hebohlah seluruh ruangan pesta, Pras membopong tubuh Xena bersama Nathan. Johnny berlari ke arah mobil Pras dan kemudian membawanya ke Lobby, dibukanya pintu mobil dan dengan segera Pras masuk dengan Nathan berhati-hati sambil membawa tubuh Xena yang jatuh pingsan. Saat di dalam mobil, Pras merasakan cairan hangat membasahi pahanya.
"Ketuban Xena pecah. Cepat Johnny segera ke RS", teriak Pras panik.
Johnny langsung melarikan mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke RS Lexi Group. Untungnya RS Lexi Group tidak terlalu jauh dari kantor Lexi Group sehingga sebentar kemudian mereka sudah tiba di depan ruang UGD.
Johnny membuka pintu mobil dan sebuah tempat tidur dorong telah menunggu di depan pintu. Pras dan Nathan langsung meletakkan tubuh Xena diatas tempat tidur dorong dan sebentar kemudian perawat dan dokter langsung membawa tubuh Xena masuk ke dalam ruang UGD.
Pras tampak panik sehingga ia tidak menghiraukan tubuhnya yang berbau anyir air ketuban bercampur darah Xena.
"Pak Presdir, ini ganti dulu pak", ujar Johnny yang baru datang dengan membawakan Pras baju ganti.
"Ngga usah, ngga apa-apa", ujar Pras masih panik.
"Ganti dulu Pras. Itu kamu bau anyir darah, ngga baik. Sana ganti dulu. Jangan lupa di bersihkan dulu darahnya jangan main masukkan aja ke kantong plastik", ujar Nathan.
"Tapi Dad, aku belum tenang kalau belum tau kabar Xena ku", ujar Pras masih cemas.
"Daddy sama Johnny disini. Kamu tenang aja. Pergi ganti dulu sana", ujar Nathan.
Mau tak mau Pras langsung menuju ke toilet untuk berganti pakaian. Cukup lama Pras di kamar mandi sampai akhirnya dia kembali dengan pakaian bersih dan baju kotornya ditangan.
"Sini pak Presdir, saya bawa bajunya", ujar Johnny mengambil bungkusan dari tangan Pras lalu pergi keluar menuju ke mobil dan tak lama kemudian dia kembali.
"Uda ada kabar belum Dad?", tanya Pras masih panik pada Nathan yang sedang duduk tenang sambil mulutnya berkomat Kamit berdoa. Nathan menggeleng dengan tetap berdoa menjawab pertanyaan Pras.
"Daddy sudah tanda tangani surat tindakan operasi Caesar ya. Anakmu harus dilahirkan hari ini juga. Dokter bilang ketuban Xena hampir habis jadi anakmu harus keluar sekarang", ujar Nathan.
"Ya Tuhan. Semoga Xena sehat dan anakku lahir dengan selamat, aamiin", ujar Pras lalu duduk di samping Nathan. HP Nathan berbunyi dan itu merupakan panggilan dari Adelia.
"Iya sayang. Belum, Xena masih dalam ruang operasi. Bantu doa aja sayang. Xena harus dioperasi untuk mengeluarkan anaknya sekarang. Ketuban nya sudah keluar semua jadi mau ngga mau anaknya harus lahir sekarang. Iya sayang, kaya Xavier dulu. Dokter bilang sepertinya akan baik-baik saja kok karena detak jantung anaknya masih normal. Bantu doa saja ya sayang", ujar Nathan lalu menutup teleponnya.
Tak lama keluarlah seorang suster dengan membawa kotak inkubator dan terdapat seorang bayi dalam kotak itu. Pras langsung menghampiri suster itu.
"Pak Presdir, anaknya harus masuk inkubator dulu ya, karena masih berumur 7 bulan dalam kandungan. Anaknya sehat pak, ngga ada kurang apapun kok pak. Maaf pak, saya langsung bawa ke ruang bayi untuk tindakan ya pak", ujar suster itu langsung berjalan cepat menuju ke ruang bayi.
"Saya akan ikut suster itu pak Presdir", ujar Johnny langsung mengikuti langkah suster yang membawa bayi Pras.
Pras hanya mengangguk lemah sambil tetap memperhatikan kepergian bayinya. Beberapa saat kemudian, Xena di dorong oleh beberapa perawat dan dokter Franky. Nathan menghampiri Pras menemui dokter Franky.
"Selamat Malam pak Presdir. Selamat ya pak, bayinya perempuan. Sehat dan tidak kurang apapun. Hanya karena bulannya belum genap baru 7 bulan, makanya bayi bapak harus masuk inkubator dulu. Tenang pak, tidak akan lama kok. Cuma Ibu Xena sangat lemah, tapi ngga apa-apa kok pak, masa kritis nya sudah lewat, silakan bapak dampingi beliau ke kamarnya", ujar Dr Franky sambil menyalami Pras dan Nathan bergantian.
"Terima Kasih ya dokter", ujar Nathan dan Pras bersamaan.
Mereka lalu menyusul Xena ke kamar perawatan. Pras berjalan disamping tempat tidur dorong Xena dan Pras memegang tangan Xena yang terlihat pucat sekali wajahnya.
"Hai sayang, anakmu ingin ulang tahunnya sama dengan papanya", ujar Xena.
Pras tersenyum mengangguk, tanpa sadar air matanya menetes. Pras baru menyadari kalau hari ini juga hari kelahirannya, jadi anaknya lahir ditanggal yang sama dengannya. Nathan mengikuti anak dan menantunya sambil menelpon mengabari kabar gembira kepada istrinya Adelia di rumah.