Xavier mengendarai mobilnya memasuki halaman rumah, ia melihat sebuah mobil Audi R8 Quatro V10 Plus berwarna Merah keluaran terbaru terparkir dengan manis di depan rumahnya. Xavier melihat Mommynya bermuka kesal dengan tangannya bersidekap di dada.
"Hai Mommy, ini mobil baru Mommy? Widih keren banget. Ini warnanya custom ya? Setau aku ngga ada warna ini deh. Mungkin karena keluaran terbaru kali ya", ujar Xavier sambil mencium lembut pipi Mommynya dan menaruh tangannya di bahu Adelia. Makin cemberut lah muka Adelia mendengar perkataan Xavier.
"Menyebalkan", hanya itu yang terucap dari mulut Adelia.
Ditepis tangan Xavier dari bahunya dan dihentakkannya satu kaki Adelia ke lantai lalu berbalik masuk ke dalam rumah. Xavier kaget melihat reaksi Mommy nya.
"Mommy kenapa?", tanya Xavier kepada Xena yang sedang mengelilingi mobil baru Mommy nya dengan kagum.
"Mommy lagi marah sama Daddy kak. Tadinya Mommy hanya pikir mobilnya diganti dengan merek yang sama tapi keluaran terbaru, tapi sama Daddy malah dipilih ini. Tau ngga harganya berapa? 8 M kak. Makanya Mommy marah-marah", ujar Xena menjelaskan sambil berdiri di samping Xavier.
"Dasar perempuan, susah banget disenanginya", ujar Xavier geleng-geleng lalu beranjak mau masuk.
"Hati-hati loh kak, jangan deket-deket Mommy dulu, bisa kena semprot nanti", ujar Xena memperingatkan.
"Iya", teriak Xavier lalu berjalan menuju ke kamarnya di lantai atas.
Xavier melirik ke arah Mommy yang sedang kesal duduk di depan TV di ruang keluarga. Saluran TV di gonta-ganti Adelia dengan cepat sambil mulutnya sepertinya ngedumel sendiri.
Xena tampak berjalan cepat masuk ke kamarnya, sebelumnya dia memberikan kode ke kakaknya agar cepat masuk ke kamar karena Xena telah melihat mobil Daddy-nya masuk ke rumah. Xavier mempercepat langkahnya masuk ke kamar.
Sementara Nathan yang baru tiba memandang kagum mobil yang baru di belinya untuk istrinya.
"Keren juga ni mobil, lebih bagus dari yang di brosur", ujar Nathan sambil mengelilingi mobil itu satu kali.
Pak Mul yang sudah memarkirkan mobil Nathan ke garasi juga mendekati memandang kagum ke mobil baru Adelia.
"Keren banget pak Presdir", ujar pak Mul.
"Mantul ya pak Mul", ujar Nathan tersenyum lalu melangkah kakinya masuk ke dalam rumah mewahnya.
Nathan mendekati Adelia yang masih menggonta-ganti Chanel TV dengan cepat merasa heran dengan tingkah istrinya.
"Ada yang ngga beres ne", ujar Nathan pelan.
Dia lalu duduk di samping istrinya dan saat akan mencium pipi istrinya, Adelia berusaha mengelak.
"Kenapa si Sayang? Kok aku pulang malah di kasih muka cemberut", ujar Nathan tersenyum.
Adelia tidak berkata apapun, dia hanya membuka dasi di kemeja suaminya dan kemudian membawa dasi serta tas kerja Nathan ke kamar mereka. Nathan mengikuti langkah istrinya.
Saat sudah memasuki kamar, Adelia hanya menaruh sembarangan Dasi dan tas Nathan di atas tempat tidur. Adelia mengambil sebuah handuk bersih dari lemari dan memberikannya kepada Nathan dan kemudian keluar dari kamar. Nathan hanya diam melihat tingkah istrinya.
Nathan membuka satu persatu kancing kemejanya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi, Nathan melihat secangkir teh hangat tersedia di meja kecil depan sofa dengan cemilan biskuit di sebelahnya.
Adelia hanya diam di depan sofa tanpa berkata apapun, tangannya malah sedang membuka majalah dengan agak kasar. Nathan sudah bisa membaca kenapa istrinya kesal, dia lalu duduk disamping Adelia dan meminum tehnya.
"Kenapa Sayang? Marah sama aku ya", ujar Nathan lembut.
Dia membelai lembut rambut istrinya tapi di cegah tangan Adelia yang meletakkan tangan Nathan ke pangkuan Nathan. Adelia menaruh majalahnya diatas meja.
"Kenapa si kamu itu menyebalkan", nada suara Adelia terdengar kekesalannya.
"Kenapa si sayang", bujuk Nathan.
"Nathan Utomo, kamu kan tau dari dulu aku ngga suka barang yang mahal, kok kamu malah beliin aku mobil yang begitu mahal", ujar Adelia kesal.
"Sayang, itu aku Uda nabung dari sejak kamu ngga mau ganti mobil kamu. Sengaja aku buka tabungan khusus untuk membelikan kamu mobil baru. Itu lah hasilnya. Kan sejak kita menikah, kamu ngga pernah mau ganti mobil kamu sedang aku Uda ganti beberapa kali. Jadi setiap kamu menolak mobil baru, uangnya aku masukkan ke tabungan khusus itu biar saat kamu mau ganti, aku akan ganti sesuai jumlah tabungan. Malah masih ada sisa loh", ujar Nathan menjelaskan.
"Tapi kan ngga harus gitu juga. Aku ngga nyaman pakai mobil mewah seperti itu. Ganti aja sama yang lain", ujar Adelia masih merajuk.
"Uda terlanjur Sayang, surat-surat nya besok juga keluar kok", ujar Nathan tersenyum manis.
"Kamu sengaja kan Uda lama atur ini", makin kesal Adelia melihat senyum Nathan.
"Sayang, aku tuh cinta banget sama kamu. Aku ingin memberikan yang aku miliki untuk kamu. Ini hanyalah setitik dari rasa cinta aku ke kamu. Aku sukses juga seperti sekarang karena ada kamu yang selalu mendorongku dan mendoakan aku. Sekali ini aja sayang, terima ya mobil kamu itu", rayu Nathan sambil memeluk Adelia erat. Adelia mengigit lengan kekar Nathan yang masih merangkul nya.
"Aduh kok main gigitan si", ujar Nathan melepaskan rangkulannya.
"Itu hukumannya", ujar Adelia.
Saat Adelia akan bangun dari duduknya, tangan Nathan menariknya dan membuat Adelia terjatuh ke pangkuan Nathan.
"Sayang, jangan marah lagi dong. Mobil itu juga aku pilih karena aman Sayang. Sistem GPS nya juga bagus kok. Jadi jangan marah lagi ya", kembali Nathan merayu Adelia.
"Ini terakhir kali ya kamu belikan aku barang semewah ini. Aku jengah aja kalau bawa mobil itu ke kantor. Masa wakil direktur mobilnya lebih mewah dari direktur", ujar Adelia sewot.
"Ngga akan ada yang bicara begitu, pasti mereka akan bilang, wah Beauty Killer pinter cari suami, buktinya mobilnya lebih mewah dari bosnya", ujar Nathan menggoda.
"Dasar kamu", ujar Adelia malu. Nathan mencium bibir Adelia mesra.
"Jangan marah lagi ya", ujarnya.
Adelia mengangguk dan kembali Nathan menghujaninya dengan ciuman yang kini dibalas Adelia dengan tak kalah mesranya.