Tepat jam 10 pagi itu, telpon berdering di meja kerja Adelia. Adelia mengangkatnya, "Iya Roni kenapa?".
"Ini Bu, ada bos dari WD Group datang ke ruangannya pak Andika, cuma pak Andika tadi pergi terburu-buru, katanya ada urusan penting. Apa bisa ibu bantu?", ujar Roni hati-hati.
"Oke, tolong antar ke sini ya, aku ngga bisa ke situ, lagi tanggung buat laporan", ujar Adelia membuat lega Roni.
Adelia lalu menghubungi Heru di ruang depan memberitahukan agar tamu yang di bawa Roni langung dipersilahkan masuk ke ruang kerjanya. Tak lama terdengar ketukan dan pintu dibuka. Tampak ada dua orang yang memasuki ruang kerja Adelia. Saat Adelia melihat siapa tamunya sempat kaget sekali karena yang ada dihadapannya pria tampan yang sangat dikenalnya, Nathan Utomo dengan seorang pria yang belum diketahui Adelia.
"Selamat siang bapak-bapak, mari silakan duduk", Adelia ramah menyambut kedua pria tersebut sambil mengulurkan tangannya.
"Saya Jason dan ini Presdir saya bapak Nathan Bu, kami sebelumnya uda ada janji dengan pak Andika, tapi sepertinya pak Andika tidak ada", ujar Jason menyambut tangan Adelia dan kemudian duduk di sofa sebelah Adelia.
Nathan tersenyum membalas uluran tangan Adelia dan sedikit mengelitiki tangannya sebelum Adelia dengan kaget menarik nya.
"Hai sayang, kaget ya liat aku?", goda Nathan yang membuat kaget Adelia dan Jason yang ada di dekat mereka.
"Kamu tuh bukan bilang semalam", ujar Adelia tambah membuat kaget Jason.
"Tenang Jason, ini calon nyonya Nathan Utomo, jangan kaget segitunya", ujar Nathan menepuk pelan bahu Jason.
"Oh maaf pak, saya benar-benar engga tahu kalo ibu ini calon istri bapak", ujar Jason tersipu malu.
Jason lalu buru-buru bangun dan merubah posisi duduknya disamping Nathan. Nathan tertawa ringan melihat tingkah asisten nya, kemudian dia menggeser duduknya mendekat ke arah Adelia.
"Ada yang bisa saya bantu?", tanya Adelia.
"Gini, WD tuh lagi mau buat iklan produk terbaru kami, kami lagi mencari artis yang bisa membintangi iklan kami. Aku tuh kemaren lagi liat-liat artis di brosur Agensi yang masuk, tapi aku tiba-tiba kepikiran ke kamu, kamu kira-kira punya artis yang cocok buat kami ngga?", ujar Nathan lugas.
Jason akhirnya mengangguk angguk mengerti kenapa tadi bosnya bersikeras mau ikut meeting ini. Soalnya biasanya semua diserahkan ke Jason jadi bosnya tinggal terima beres tapi pagi ini dia bilang mau ikut ke kantor agensi untuk melihat secara langsung model yang akan dipakai.
"Kamu uda bicara sebelumnya dengan bos saya? Maksudnya kalau sudah biar saya hubungi dia, untuk mencari tahu artis yang dia rekomendasi kan. Biar ngga salah orang, soalnya pilihan dia biasanya oke punya loh", promo Adelia.
"Uda, makanya kemaren dia sempat bilang mau antar artisnya tapi aku yang mau liat kesini artisnya sendiri sekalian kangen sama kamu", goda Nathan.
Jason tersipu mendengar rayuan gombal bos besar dan sempat dia heran karena biasanya bos besar tidak pernah merayu wanita seperti kepada Adelia.
"Kamu tuh becanda aja, ya Uda bentar aku hub Andika", ujar Adelia lalu meraih HP nya dan memencet angka 2 lama diHPnya lalu segera saja terhubung ke HP Andika.
Nathan yang memperhatikan mengerutkan keningnya, ada banyak pertanyaan di mukanya. Adelia pura-pura tidak melihat, lalu tampak telepon terhubung.
"Bos, ini ada Bos Besar WD, nanya artis yang akan jadi model mereka, kamu kasih siapa bos?", ujarnya.
"Loh bukannya aku uda emailkan profil masing-masing kandidat ya, biar mereka yang pilih. Kamu suruh Roni cetak dari emailku deh", instruksi Andika.
" Kamu dimana? Tadi kata Roni kamu buru-buru pergi?", ucap Adelia pelan, namun tetap terdengar oleh Nathan. Nathan terdiam, memasang telinganya ingin mendengarkan pembicaraan mereka.
" Naomi bikin masalah, ada di rumah sakit sekarang. Kamu kalau sudah ke sini ya. Saya sudah ngga sanggup", ujar Andika lemah.
" Oke, sabar ya. setelah selesai aku ke sana", ujar Adelia yang membuat Nathan menatap tajam ke arah Adelia.
Adelia tidak memperhatikan, dia kemudian menghubungi Roni dan menginstruksikan sesuai permintaan Andika.