"Sayang, kamu pegang kening Xena. Apa emang karena dia lama aku peluk atau dia memang demam ya?", bisik Xavier kepada Luna yang lantas menempelkan punggung tangannya ke kening Xena. Baru sebentar, Luna langsung menarik tangannya.
"Panas banget sayang", bisiknya.
Adelia yang melihat gelagat anak pertamanya mendekati ke arah Xavier dan Luna yang duduk di pojok Sofa.
"Si cantik kenapa?", bisik Adelia.
"Mom, pegang Xena, panas ngga?", tanya Xavier.
"Astaga, panas banget. Ayo kita bawa ke UGD RS aja", bisik Adelia.
"Sisca dan Alex kalian pulang belakangan aja ya. Ini si Cantik ngantuk banget sampai tertidur gini. Biar sama Xavier dan Luna bawa pulang dulu ya", ujar Adelia.
Nathan berdiri dan mendekati, dia tau ada yang tak beres pada anaknya dan ia meletakkan tangannya ke kening Xena. Langsung tanpa berkata-kata, dia meraih tubuh putrinya, dibopongnya dengan sekali hentakan tubuh Xena berpindah dari pelukan Xavier ke pelukan Nathan.
"Xavier kamu tukar kunci mobil dengan Alex", ujar Nathan sambil membawa putrinya keluar. Xavier langsung melakukan apa yang diminta Daddynya.
"Kenapa Xena?", tanya Alex saat menukar kunci mobil.
"Ngga apa-apa om. Cuma dia suka gitu, masih kaya anak kecil, tertidur disembarang tempat. Aku duluan ya om", ujar Xavier lalu pamit kepada Andika dan Yuni yang sedang ngobrol dengan Sisca, Lily dan Banyu di ruang tengah.
Xavier setengah berlari membukakan pintu mobil Alphard dan membiarkan Nathan masuk ke mobil dengan membopong Xena diikuti Adelia. Xavier lalu masuk ke kursi pengemudi dan Luna duduk di sebelah nya.
Sebentar kemudian mereka melajukan mobilnya ke arah RS. Saat hampir dekat RS, HP Xavier berdering dan Xavier meminta Luna menjawabnya.
"Halo? Prasetya ya? Xena? Ngga tau deh HP nya dimana. Dia lagi demam, kami lagi OTW ke UGD RS. Iya. Ketemu di RS aja ya. Oke", ujar Luna lalu menutup teleponnya.
Nathan yang sedang membopong tubuh Xena dalam dekapannya hanya diam memandang wajah putrinya yang mulai memerah itu. Panas tubuh Xena mengalir membuat tubuh Nathan pun mulai berkeringat. Adelia mengambil tissue dan melap wajah Nathan yang mulai bercucuran keringat. Adelia lalu menghubungi kepala RS.
"Dr. Andreas, Saya Adelia Wijaya Utomo. Anak kami Xena sedang demam tinggi, sekitar 5 menit lagi kami tiba di RS, tolong dibantu ya Dr", ujar Adelia lalu kemudian menutup teleponnya.
"Kenapa Xena sampai demam gini, Xavier? Bukankah daritadi dia dipelukanmu?", tanya Nathan.
"Aku juga ngga tau, Dad. Tadinya aku kira karena dia tertidur dan aku peluk jadinya dia kepanasan, tapi ternyata memang dia demam", ujar Xavier sambil tetap fokus menyetir.
Tepat di depan ruang UGD RS, mobil Xavier berhenti dan pintu mobil dibuka lalu Nathan meletakkan tubuh Xena diatas tempat tidur dorong yang sudah menunggu. Dengan langkah sigap, dokter dan perawat membawa tubuh Xena masuk ke dalam sementara Nathan, Adelia dan Luna menunggu di ruang tunggu. Tak lama Xavier datang bersama dengan Pras. Prasetya mencium tangan Nathan dan Adelia bergantian.
"Xena kenapa om?", tanyanya cemas.
"Aku juga ngga tau. Semoga ngga ada apa-apa", ujar Nathan.
Pras mendekati Xavier lalu membawanya agak menjauh dari Nathan dan Adelia.
"Xavier, loe tau dimana HP Xena sekarang?", tanya Pras.
"Ngga tau. Tadi si pas masuk ke rumah Om Andika, gw lihat dia bawa HPnya. Kembali dari kamar Lily, gw ngga lihat. Emang ada apa?", tanya Xavier tak mengerti.
Pras mengeluarkan HPnya dari saku celana panjangnya lalu membuka chat dan memperlihatkan sejumlah foto kepada Xavier. Foto-foto itu memperlihatkan keakraban antara Xena dengan Banyu, terutama pakaian mereka yang berwarna serupa.
"Pras siapa yang kirim foto ini ke kamu? Dari HP Xena? Tapi kalau melihat jam kirimnya, kayanya ngga mungkin dari Xena karena dia sudah pingsan saat kami bawa ke sini", ujar Xavier. Pras tampak berpikir, dia hanya diam saja.
"Apa loe mencurigai Xena berselingkuh dengan Banyu?", tembak Xavier yang membuat Pras terkejut.
"Jujur gw cemburu, tapi gw percaya Xena. Gw mencintai Xena dan gw percaya diapun mencintai gw juga. Tapi melihat foto ini, gw hanya berpikir, siapa yang sengaja ingin merusak hubungan gw dengan Xena", ujar Pras.
"Tenang saja. Xena hanya menganggap Banyu tak lebih hanya seorang adik saja. Gw tau kemeja itu sebenarnya ia belikan untuk loe tapi tadi karena dia tau Banyu sudah merapikan semua pakaiannya, makanya dia memberikan kemeja itu untuk Banyu. Gw tau betul adik gw, cintanya hanya untuk loe. Tak pernah gw melihat dia memandang pria dengan segenap hatinya selain kepada loe", ujar Xavier.
Pras hanya mengangguk. "Gw tau itu. Gw hanya tak habis pikir, siapa yang ingin menyakiti Xena ku", ujar Pras lagi.
"Kalau Xena membawa HP nya pas masuk, apa mungkin HP nya tertinggal di kamar Lily?", tanya Xavier. Lalu ia mengambil HP nya dan menelepon Lily.
"Halo Lily? Apa kamu melihat HP Xena? Apa tertinggal di rumahmu ngga ya? Oh ngga ada? Ok. Mungkin terjatuh tadi. Iya Xena masih tertidur. Aku perlu HPnya buat ambil jadwal kami yang ada di agenda di HP Xena. Oke, tolong info ya kalo ketemu", ujar Xavier.
Pras mencoba menghubungi HP Xena tapi tidak ada yang mengangkat. "Tidak diangkat", ujar Pras.
"Sepertinya orang yang kirimkan ini ada di antara kami malam ini. Cuma gw ngga tau siapa. Ini aneh. Xena tadi sepertinya tertekan karena sesuatu. Gw mengerti mood adik gw, makanya dia tadi gw peluk terus. Sudahlah, yang penting sekarang kita fokus ke Xena dulu. Tunggu dia sadar, baru kita tanya dia taruh dimana HP nya", ujar Xavier dan diangguki oleh Pras.
"Kita fokus ke Xena dulu sekarang", ujarnya lemah.
Xavier lalu berjalan ke arah Luna yang menunggu disamping Adelia. Luna tampak memegang tangan Adelia erat sambil berusaha menenangkan Adelia. Sementara Nathan hanya menatap tajam ke arah pintu masuk ruang UGD. Pras lalu berjalan mendekati Nathan dan duduk disebelahnya tanpa berkata-kata menunggu dengan cemas kabar kekasihnya.