webnovel

Hari Libur

Pagi itu Xena membawa bola basketnya ke lapangan basket di halaman depan rumahnya.

"Banyu ayo kita main basket", ajak Xena saat melihat Banyu yang baru pulang lari pagi.

"Ayo. Sebentar aku minum dulu ya", ujar Banyu yang kemudian masuk ke dalam rumah dan tak lama ia kembali dengan membawa sebotol minuman.

Ia meletakkan botol minumnya di pinggir lalu ia menghampiri Xena.

"Ngga boleh main curang ya. Yang kalah traktir makan yang menang ya", ujar Banyu.

"Oke siapa takut", kata Xena bersemangat.

Sebentar kemudian mereka bermain bola basket dengan riangnya. Banyu sangat bersemangat saat menjaga Xena agar tidak memasukkan bolanya ke ring basket, karena tubuh Banyu sangat berdekatan dengan tubuh Xena. Mereka hampir seperti berpelukan dari belakang.

Setelah agak lama bermain, masuklah mobil Pras ke halaman rumah Nathan Utomo. Xena yang tak mengetahuinya tetap asyik bermain sementara Banyu yang sudah melihat mobil Pras berusaha mengalihkan perhatian Xena.

Pras keluar dari mobilnya, memandang tajam ke arah kedua orang yang bermain yang terlihat akrab sekali. Ia mendengus kesal lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menghisapnya. Lama ia bersandar di pintu mobilnya sampai Xena menyadari kedatangannya.

"Kamu dari tadi kak Pras?", tanya Xena kepada Pras.

"Hmmm, lihat saja rokokku sudah setengah batang tapi kamu baru menyadari kedatangan ku", sindir Pras sambil memperlihatkan rokoknya yang memang sudah habis terhisap setengah batang.

"Maaf sayang", ujar Xena sambil menghampiri Pras. Sejenak ia berhenti dan berpaling ke arah Banyu.

"Banyu nanti lagi ya mainnya. Kamu kalah ya, jangan lupa janjimu tadi kalau kalah", ujar Xena.

"Iya tau tuan putri. Aku masuk ya", ujar Banyu lalu berjalan masuk ke rumah.

Kemudian Xena kembali berjalan ke arah Pras yang langsung mematikan rokoknya dengan mengijaknya. Lalu dipungutnya puntung rokoknya dan membuangnya ke tempat sampah tak jauh dari tempatnya berdiri.

Pras mengeluarkan sapu tangan dari kantung celananya kemudian dia mengelap keringat yang bercucuran di dahi Xena.

"Kamu sampai keringat nya banyak gini si", omel Pras.

"Olah raga kak", ujar Xena diam saja saat Pras melap mukanya dengan sapu tangannya.

"Olah raga tapi ngga usa sampai berpelukan gitu kale ya", sindir Pras lagi.

"Siapa yang pelukan si kak. Mulai cemburu lagi?", tanya Xena mulai kesal.

Pras lalu menarik gadisnya ke dalam pelukannya dan Xena langsung mendorong tubuh Pras menjauh.

"Kenapa sayang", tanya Pras menatap tajam ke mata Xena.

"Aku lagi keringatan kak, aku ngga suka dipeluk kalau lagi keringatan", ujar Xena.

"Oh maaf sayang. Aku rindu kamu", ujar Pras lembut.

"Maaf ya kak. Nanti kalau aku sudah mandi, aku peluk kamu", ujar Xena sambil mengelus pipi Pras.

Tak lama masuk mobil Wilma ke dalam halaman rumah. Xena berpindah berdiri ke sebelah Pras yang masih menyender ke mobilnya. Keluarlah dari dalam mobil ketiga sahabat Xena, Wilma, Adriana dan Lily.

"Pagi-pagi kalian sudah pacaran aja", goda Wilma.

"Jangan iri ya", kata Xena sambil melingkarkan tangannya ke lengan Pras.

"Siapa juga si yang iri? Cuma sewot", jawab ketus Adriana.

"Mana kak Xavier? Kami mau minta maaf ne ngga datang kemaren", kata Lily.

"Iya kalian kemana kemaren?", tanya Xavier di depan pintu.

"Maaf ya kak, Aku dan Wilma harus ikut arisan keluarga, sedangkan Lily harus ke rumah nenek nya yang sakit", ujar Adriana menjelaskan. Mereka bertiga menghampiri Xavier dan memberikannya sebuah tas paperbag.

"Congrat ya kak. Ini untuk kak Luna kak, tolong kasih ya", ujar Lily lalu menyalami Xavier yang kemudian tersenyum.

"Kalian ngga usah pakai kasih kado, kaya sama siapa aja si. Ngga apa kok kalau memang ada urusan lain. Tapi nanti pernikahan aku kalian musti dan kudu hadir ya", ancam Xavier.

"Pasti kak. Kami mau jadi pagar ayu nya deh", ujar Wilma bersemangat.

"Kalian jadi pagar betis", teriak Xena.

"Iya bareng kamu sama kak Pras ya", balas Adriana.

"Saya bagian konsumsi dong biar bisa nyemil-nyemil", celoteh Pras.

"Bisa abis duluan makanan nya sebelum tamu pada datang", celetuk Xavier.

"Biarin", ujar Pras ringan.

"Masuk yuk kak. Ayo masuk yuk", ajak Xena sambil menarik tangan Pras.

Sampai di dalam rumah, Pras menghampiri Nathan dan Adelia yang duduk di depan TV lalu mencium tangan mereka dan duduk ikut menonton TV.

"Daritadi Pras?", tanya Nathan.

"Iya om, daritadi. Ngobrol sama Xena di luar", ujar Pras.

Wilma, Adriana juga Lily akhirnya ikut juga menghampiri Nathan dan Adelia lalu mencium tangan mereka.

"Hai kalian kemaren kemana?", tanya Adelia.

"Maaf Tante, Ada urusan keluarga", jawab Wilma sopan. Adelia hanya mengangguk.

"Naik dulu ya Tante, Om", pamit Lily yang diangguki Adelia.

Mereka bertiga mengikuti Xena naik ke kamarnya. Pras hanya memandang tajam ke arah Xena yang menggodanya dengan mencibirkan mulutnya. Kehebohan kemudian terdengar dari kamar Xena.

"Dasar anak perempuan, berisik kalau ngumpul. Aku ke ruang kerja aja deh", keluh Nathan lalu masuk ke ruang kerjanya.

Xavier lalu duduk ke sofa depan ruang TV sambil memberikan satu gelas Syrup untuk Pras yang berterimakasih saat menerimanya.

"Nonton yuk, kita ajak anak-anak perempuan itu biar seru. Ajak Luna juga", ajak Pras.

"Ayo. Ntar aku bilang sama Xena dulu. Eh iya si Banyu diajak aja tuh biar tambah seru", ujar Xavier bersemangat lalu berjalan naik ke kamarnya sebelumnya ia mengetuk pintu kamar Xena memberitahukan ajakan Pras. Tentu saja mereka sangat setuju atas ajakan itu.

"Banyu ayo ikut, kita nonton yuk, rame-rame dengan teman Xena", ajak Pras saat Banyu berjalan di dekatnya.

"Banyak yang ikut?", tanya Banyu.

"Itu Xena sama teman-teman nya dan Xavier juga nanti kita jemput Luna", kata Pras.

"Ya Uda aku siap-siap deh", kata Banyu lalu masuk ke kamar tamu diatas samping kamar Xena.