"Hari sudah malam rupanya. Xena pasti tadi sudah ke sini karena kamar sudah terang dan tirai juga sudah tertutup. Oh ada baju ganti sudah disiapkan Xena dan dia sudah menggelar sejadah rupanya. Kalo gitu aku lebih baik mandi dulu deh", gumam Pras sendiri.
Pras lalu bangun dan mengambil baju gantinya dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi, Pras langsung melakukan ibadahnya dengan khusuk. Selesai, Pras melipat kembali sejadahnya dan menaruhnya dilemari kecil di dekatnya. Pras kemudian berjalan keluar kamar, keluar Paviliun menuju ke rumah utama.
Saat memasuki rumah, ia mendengar suara tertawa Xena dengan anak-anaknya. Benar saja, di depan TV tampak Xena sedang duduk dikelilingi anak-anak nya menonton acara kartun di TV. Mika dan Raffa tiduran di ke dua paha Xena sementara Alesha menyedot botol susunya menyandar di tubuh Xena.
"Heboh sekali. Sedang nonton apa?", sapa Pras tiba-tiba. Semua menengok kepada Pras.
"Paaapaaaa .... ", teriak Raffa dan Mika bersamaan lalu berlari ke arah Pras dan memeluk kakinya.
"Aku dan Mika kangen papa. Papa sudah sembuhkan?", tanya Raffa khawatir saat Pras berjongkok melihat ke arah mereka.
"Papa sudah sehat. Ini pasti Raffa dan ini pasti Mika", ujar Pras sambil memperhatikan kedua wajah anak-anaknya. Raffa dan Mika mencium pipi Pras bergantian.
"Ayo papa, kita nonton film kartun. Papa selalu menemani kami nonton", ujar Mika lalu menarik tangan Pras untuk bersama mereka menuju ruang TV.
Raffa telah berlari lebih dulu ke posisi sebelumnya. Pras mengikuti langkah Mika dan kemudian duduk di sebelah Xena. Xena tersenyum kepadanya.
"Kamu mau makan sekarang atau nanti saja kak?", tanya Xena lembut.
"Nanti saja", jawab Pras.
Kemudian mereka kembali menonton acara kartun di TV. Sepanjang bersama Xena dan anak-anak nya, Pras memperhatikan wajah-wajah keluarga nya.
Benar kata semua orang, ketiga anak Xena memang memiliki wajah mirip sekali dengannya kecuali si kembar yang memiliki mata indah Xena. Pras begitu nyaman berada di dekat mereka walaupun dia sama sekali tidak mengingat mereka, tapi Pras akan berusaha keras mengingat kembali keluarga nya.
Setelah acara kartun selesai, Xena bangun dari duduknya dan dengan hati-hati memindahkan Alesha untuk bersandar ke bantal namun Alesha menangis dan meminta digendong oleh Xena. Mau tak mau Xena menggendong Alesha lalu berjalan menuju ke meja makan, memerintahkan pelayannya mempersiapkan makan malam mereka.
"Kak, ayo makan dulu. Raffa, Mika ayo makan dulu", ujar Xena kepada Pras dan anak-anaknya.
Raffa dan Mika lalu berjalan ke meja makan dan duduk diposisinya seperti biasa. Pras mengikuti mereka dan saat akan duduk di meja makan, ia duduk di seberang Raffa dan Mika, tidak duduk di ujung meja. Raffa dan Mika terheran-heran melihatnya.
"Kenapa?", tanya Pras saat menyadari muka bingung anak-anaknya.
"Papa tumben ngga duduk di sini? Biasanya papa selalu duduk disini", ujar Mika sambil menepuk meja disebelahnya.
"Ngga apa-apa Mika, papa mau duduk dimana aja suka-suka nya papa. Ayo makan", ujar Xena lembut sambil meletakkan Alesha ditempat duduk bayinya dan lalu menaruh piring makan Alesha di depannya.
"Alesha mau makan sendiri atau mau mama suapin?", tanya Xena lembut.
Alesha mengambil sendoknya dan memakan makanannya. Pras lalu pindah duduk ke sebelah Mika dan kedua anak kembar itu tersenyum melihatnya. Xena lalu duduk ditempat Pras sebelumnya sementara Alesha duduk di antara Xena dan Pras.
"Kak, apa kamu mau berlibur bersama kami? Aku dan anak-anak akan pergi ke villa Daddy di desa. Anak-anak mau merasakan udara pedesaan kak. Tapi mungkin kalau kamu ngga nyaman, ngga usa ikut ngga apa kok kak. Soalnya aku cuma bawa satu orang pelayan untuk bantu masak aja", ujar Xena lembut.
"Hmm aku ikut aja deh. Mungkin dengan menghirup udara segar, akan cepat memulihkan ingatanku", ujar Pras setelah berpikir sebentar.
"Oke. Aku akan siapkan pakaianmu. Nanti kamu tidur dengan anak-anak ya kak. Ngga apa kan?", tanya Xena hati-hati. Pras hanya tersenyum.
Keesokan harinya, pagi betul Xena telah mengetuk pintu kamar Pras.
"Kak, kamu sudah bangun belum? Aku masuk ya", ujar Xena lalu kemudian masuk ke dalam kamar.
Xena melihat sekeliling sepertinya Pras sedang ada di kamar mandi. Xena membuka lemari pakaian dan lalu mengeluarkan pakaian ganti untuk Pras. Xena meletakkan baju ganti Pras di atas tempat tidurnya. Xena merapikan tempat tidur Pras yang agak berantakan.
Tak lama kemudian Pras keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk.
"Akh ... aku ngga tau ada kamu. Sorry ya", ujar Pras akan masuk kembali ke kamar mandi.
"Kak, aku yang akan keluar kamar. Lagian kak, aku tau setiap inchi tubuhmu kak. Aku tau semua letak tahi lalat mu di tempat tersembunyi mu kak", ujar Xena tersenyum menggoda. Muka Pras memerah menahan malu dan ia tersenyum membalas.
"Ya sudah, cepatlah berpakaian kak. Anak-anak sudah tidak sabar. Mereka sudah menunggu di ruang TV menanyakan kamu berkali-kali kak. Cepat ya kak, nanti takutnya makin siang makin macet jalannya", ujar Xena lalu keluar kamar dan menutup kembali kamar Pras.
Setelah berpakaian, Pras kemudian keluar kamar dan segera ke rumah utama dan benar saja, melihat kemunculannya Raffa dan Mika berhamburan menghampiri.
"Papa lama amat si. Ayo dong", ujar Mika dan bersama Raffa menarik tangan Pras mengikuti mereka masuk ke luar rumah.
"Papa duduk didepan sebelah Mama", ujar Raffa saat melihat Pras akan masuk ke dalam mobil.
Pras menengok ke depan dan melihat Xena sudah siap dibelakang kemudi mobil. Pras menutup pintu mobil belakang lalu membuka pintu mobil depan.
"Ayo semua berdoa dulu ya. Bismillahirrahmanirrahim", ujar Xena lalu mulai menjalankan mobilnya menuju ke tujuannya.
Sepanjang jalan Raffa dan Mika bernyanyi-nyanyi dengan riang dan kadang-kadang Xena ikut bernyanyi bersama mereka. Alesha tertawa-tawa senang di kursi bayinya yang diikat di bangku belakang ditemani seorang pelayan.
Setelah lelah, Raffa, Muka dan Alesha meminum susu mereka dari botol mereka dan tak lama ketiganya tertidur. Menjelang siang, tibalah mereka di sebuah villa di daerah pedesaan.
Penjaga villa menyambut mereka ramah dan ia menolong mengeluarkan semua barang bawaan. Setelah keluar dari mobil, Pras menggotong Raffa yang masih tertidur dan Xena menggendong Mika lalu membawa mereka ke kamar mereka. Siti, pelayan yang ikut, menggendong Alesha masuk ke dalam rumah.
"Kak, kayanya kamu lebih baik tidur sama aku dan Alesha deh dibandingkan dengan Mika dan Raffa. Biar Siti bisa tidur bareng mereka. Kamu keberatan ngga kak?", tanya Xena lembut.
"Ya Uda, aku sama kamu aja deh", ujar Pras lalu mengikuti langkah Xena memasuki kamar utama di villa.
"Siti, kamu tidur di kamar Raffa dan Mika ya. Pak Eman sudah masukkan extra bed ke kamar itu juga. Istirahat aja dulu. Nanti sorean baru kita masak. Mumpung anak-anak masih tidur", ujar Xena.
Siti mengangguk lalu keluar dari kamar. Pras lalu duduk di sofa dan mengeluarkan HP nya. Xena masuk ke kamar mandi, sepanjang perjalan tadi membuatnya gerah sehingga ia lalu mandi dan mengganti pakaiannya. Saat Xena keluar dari kamar mandi, dia mendapati Pras tertidur diatas sofa. Xena lalu ikut merebahkan dirinya di atas tempat tidur disamping Alesha yang masih tertidur pulas.