Pras terbangun saat merasakan sesuatu menghantam tubuhnya.
"Kamu rese kak .... Kamu menyebalkan", teriak Xena sambil memukuli tubuh Pras dengan guling.
Pras yang baru terbangun secara refleks langsung menangkap guling yang memukulinya.
"Sayang ada apa? Kok pagi-pagi Uda ngamuk aja", teriak Pras sambil menarik guling dari tangan Xena.
Xena melepaskan guling dan sebagai gantinya dia melemparkan semua bantal ke tubuh Pras.
"Kamu menyebalkan", teriak Xena.
"Ampun sayang, apa salahku", teriak Pras berusaha menangkis semua bantal yang dilemparkan Xena ke tubuhnya.
"Ini salahmu semua. Ini karena ulahmu. Kamu menyebalkan kak", teriak Xena dengan menangis.
Dia berhenti melemparkan bantal ke arah Pras, dia malah memeluk kakinya menangis.
"Sayang ada apa? Apa salahku sayang?", tanya Pras sambil berusaha memeluk Xena.
"Kamu menyebalkan tau. Aku benci sama kamu", teriak Xena kesal mengangkat kepalanya menatap tajam ke mata Pras di hadapannya.
"Sayang, maafkan aku, jangan membenciku. Maafkan kalau aku ada salah, cuma aku benar-benar ngga tau salah aku apa", ujar Pras kebingungan.
Xena mengambil sesuatu dari lemari sisi tempat tidur lalu melemparkannya ke tubuh Pras. Pras menangkap benda itu dan lalu ia melihat kalau benda itu berupa alat tes kehamilan. Pras tersenyum saat melihat dua strip di alat tes kehamilan itu.
"Saaayaaaang. Aku cinta kamu sayang", ujar Pras sambil berusaha memeluk Xena.
Xena sempat menolak pelukan Pras namun ia akhirnya hanya diam saat Pras memeluknya erat.
"Sayang jangan marah-marah ya, ngga bagus bumil marah-marah ya. Kamu mau apa? Apapun akan aku lakukan", ujar Pras tersenyum melihat ke wajah Xena yang cemberut.
"Apapun?", tanya Xena.
Pras mengangguk namun ia menyesali persetujuannya saat menyadari senyum licik Xena.
"Aku mau kamu berhenti merokok. Kalau tidak jangan harap bisa melihat anakmu lahir", ancam Xena.
"Sayang ngga boleh sayang, dia mahluk Tuhan, dia ingin melihat dunia juga", ujar Pras ketakutan.
"Maksudmu apa?", tanya Xena.
"Apa kamu akan menggugurkan kandungan kamu kalau aku ngga berhenti merokok?", tanya Pras.
Xena mengambil guling lagi dan kembali memukuli tubuh suaminya.
"Kamu kira aku perempuan apa? Sembarang aja nuduh orang", teriak Xena.
"Aaampuun sayang. Maaf aku salah sangka, maaf sayang", ujar Pras meminta maaf.
Xena berhenti memukuli Pras dengan guling nya.
"Kalau kamu ngga mau berhenti merokok, aku akan pindah ke rumah Daddy dan Mommy. Aku akan melahirkan di rumah Daddy dan ngga akan membiarkan kamu menengok anakmu yang baru lahir", ancam Xena.
"Iya sayang, aku janji akan berhenti merokok tapi jangan pisahkan aku dari anakku ya. Aku mencintaimu sayang", ujar Pras tersenyum.
"Akupun mencintaimu", ujar Xena tersenyum.
"Aku harus kasih tau anak-anak", ujar Pras langsung berlari keluar kamar dan tak lama Raffa dan Mika berlari ke kamar Xena.
"Maaamaaa ... Benar kami akan punya adik lagi?", tanya Raffa dan Mika bersamaan.
"Iya sayang, Raffa dan Mika akan jadi kakak. Kirana juga akan punya adik nak. Suka ngga?", tanya Xena lembut.
"Suka mama", teriak Raffa dan Mika bersama.
"Cuukkaaa", ujar Kirana ikut-ikutan bertepuk tangan.
"Hayoo sekarang Raffa, Mika sama Kirana ngga boleh minta gendong lagi sama mama ya. Mama sekarang lagi gendong adik bayi di dalam perutnya jadi ngga boleh gendong yang lain dulu", ujar Pras lembut.
"Iya papa", jawab ketiga anak kecil itu mengerti.
"Heii kalian ngapain pada kumpul disini?", tanya Xavier tiba-tiba masuk ke kamar Xena.
"Paapaaa", teriak Kirana melihat ke Xavier dan Xavier mendekati lalu mengambil Kirana dari gendongan Pras.
"Papa, Dede", ujar Kirana. Xavier menunjukkan muka bingung.
"Keponakan loe mau nambah", ujar Pras tersenyum.
"Xena hamil?", tanya Xavier.
"Iya", jawab Pras senang.
"Waduh barengan sama Adriana dong. Tuh Adriana juga barusan bilang dia hamil", ujar Xavier.
"Adriana hamil kak? Yeeei aku bisa barengan kalau kontrol ke dokter", ujar Xena senang.
"Ada apa si kok pada seneng amat?", tanya Adriana yang baru masuk ke kamar Xena.
"Adriana, nanti kita kontrol ke dokter kandungan nya bareng ya. Aku juga hamil lagi ni", ujar Xena sambil memandang judes ke arah Pras.
"Iya sayang, aku akan tepati janji aku", ujar Pras tersenyum.
"Janji apaan dia Xena?", tanya Xavier penasaran.
"Dia janji mau berhenti merokok. Kalau ngga berhenti, aku ngga ijinkan dia lihat anaknya lahir", ujar Xena judes.
"Rasain loe", ledek Xavier.
"Xena nanti ajari aku ya untuk memelihara kehamilan aku. Ini kan yang pertama buatku", ujar Adriana.
"Tenang, aku nanti akan selalu berbagi ilmu sama kamu. Akh iya ... kita harus kebut skripsi kita. Semester ini harus selesai jadi kita bisa di wisuda sebelum melahirkan. Kamu harus bantu aku ya kak Pras", ancam Xena.
"Iya sayang, aku siap siaga buat kamu", ujar Pras.
"Iya ya. Kak Xavier kamu juga harus bantu aku ya", ujar Adriana.
"Iya sayang. Oh Iya Xena, aku akan ambil Kirana lagi ya. Aku sudah siapkan baby sitter. Kamu tukeran kamar ya sama aku di rumah Daddy. Aku pakai kamar tamu yang dulu dan kamar kamu aku pakai buat kamar Kirana. Kamarku aku ganti jadi kamarmu, jadi kalau kamu ngambek, Pras masih bisa loncat balkon dari kamar Kirana", ujar Xavier.
"Menyebalkan tau loncat balkon mulu", gerutu Pras.
"Beneran kak Pras bakalan loncat balkon kalo Xena ngambek?", tanya Adriana.
"Iya, Xena kalau ngambek ngga bakalan buka pintu buat Pras, ujung-ujungnya Pras masuk lewat pintu balkon", ujar Xavier meledek.
"Loe ya yang kasih tau Daddy, Daddy jadi tau kebiasaan itu", gerutu Pras kesal.
"Bukan gw. Noh pelayan di rumah yang suka kasih info ke Daddy", ujar Xavier.
"Adriana, jaga anakku baik-baik ya. Kalau kamu sakiti anakku, aku akan balas dendam sama kamu", ancam Xena.
"Tenang aja princess, Kirana itu anak aku juga. Aku pasti menjaga nya dengan seluruh jiwa ragaku", ujar Adriana mantab.
"Kalau kamu bosen, Kirana pulangin ke aku lagi ya", ujar Xena memelas.
"Cantik kamu tuh. Kirana cuma pindah tidur doang ke rumah depan, hari-hari juga dia bisa bolak balik ke sini kok. Kamu tuh. Iya dia tetap anakmu juga", ujar Xavier lembut.
"Uda akh, ngga usah pada drama akh. Sayang, Kirana kan cuma ke rumah depan doang, kamu masih bisa liat dia kapanpun kamu mau sayang. uda ya. Sarapan dulu ya, anak-anak sarapan dulu, tadi ditinggal tuh sarapan nya", ujar Pras.
Raffa, Mika dan Kirana yang telah diturunkan Xavier berlari menuju ke meja makan dan kembali melanjutkan sarapan mereka.
"Ikutan sarapan yuk sayang", ajak Xavier lalu menggandeng Adriana dan kemudian duduk disamping Kirana.
Xena turun dari tempat tidur nya dan dirangkul Pras menuju ke meja makan, sarapan sambil bercanda ria dengan Xavier dan Adriana.