webnovel

Amnesia

HP Xena berdering saat ia sedang akan menidurkan Baby Alesha di box bayinya.

"Hallo ... oh Anthony tumben call aku. Apa? Sekarang dia ada dimana? Oke, aku OTW ke RS", ujar Xena saat menerima panggilan di HPnya.

Xena langsung mengganti pakaiannya dan segera ia keluar dari kamarnya. Setelah memberikan beberapa instruksi kepada baby sister nya, Xena langsung menuju keluar rumah dan masuk ke dalam mobilnya. Belum sempat mobil keluar rumah, pintu mobil terbuka dan Nathan langsung masuk ke dalam mobil.

"Ayo cepat jalan. Kita ke Rumah Sakit Lexi Group ya", ujar nya lalu merangkul Xena.

"Daddy tau dari siapa?", tanya Xena bingung.

"Pengawal Pras yang hubungi Daddy kasih tau kalau Pras jatuh di tangga darurat. Kamu tenang aja ya. Semoga Pras ngga apa-apa", ujar Nathan berusaha menenangkan Xena.

"Terimakasih ya Daddy mau mendampingi aku. Jujur aku butuh seseorang yang menyangga tubuhku sekarang", ujar Xena dengan mata berkaca-kaca.

Hatinya bingung saat menerima telepon dari Anthony tadi, namun Nathan memberikan kedamaian yang ia butuhkan karena Nathan selalu ada untuknya.

Dengan kecepatan tinggi, sopir melajukan mobil sehingga tak butuh waktu lama mereka tiba di halaman parkir Rumah Sakit dan langsung Xena dan Nathan diturunkan di Lobby Rumah Sakit.

"Kita ke UGD atau ke kamar rawat?", tanya Nathan.

"Ke lantai 6 karena kata Anthony kak Pras sudah masuk kamar rawat", ujar Xena.

"Berarti ngga terlalu parah dong. Tenang ya cantik", ujar Nathan sambil menggandeng putrinya memasuki lift menuju ke lantai 6 ruang perawatan Pras.

Tiba di depan kamar rawat inap, Xena bertemu dengan Anthony yang di dampingi oleh Agung Bismarck.

"Papi kapan balik? Kok aku ngga denger dari kak Pras kalau Papi ada disini", ujar Xena sambil mencium tangan mertuanya.

"Papi baru datang pagi ini dan langsung ke kantor Lexi Group. Pras jatuh dari tangga persis di depan mata Papi. Tadi ada sesuatu yang tak sengaja ia injak dan membuat ia terpeleset. Sabar ya Cantik. Eh ada kamu Nathan, apa Khabar?", sapa Agung Bismarck kepada Nathan Utomo. Mereka berjabat tangan dan berpelukan erat.

"Baik sekali, kamu kelihatan segar banget nih pulang dari Luar. Eh kamu masuk aja dulu Cantik", ujar Nathan setelah ia melepaskan pelukannya.

Xena langsung masuk ke dalam ruang rawat dan ia mendapati Pras sedang tertidur dengan kepalanya tertutup perban. Nathan, Agung dan Anthony berdiri di belakang Xena.

"Anthony apa kata dokter? Apakah parah?", bisik Xena pelan.

"Sudah diperiksa kepalanya dan sudah di CT scan juga, tidak ada pendarahan dikepalanya. Tapi tadi sama dokter sudah dikasih pengencer darah agar kalau ada pendarahan bisa dilancarkan. Cuma benturannya begitu hebat tadi, dokter sempat memperingati kemungkinan kak Pras akan mengalami Amnesia. Tapi kita belum tau karena dia belum siuman dari pingsannya", ujar Anthony bebisik pelan.

Tak berapa lama, mata Pras terbuka dan ia kemudian terlihat mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Papi, Anthony, aku ada dimana?", tanya Pras lirih saat ia melihat Anthony yang berdampingan dengan Agung Bismarck.

"Sayang, kamu sudah siuman", ujar Xena mendekat dan memegang tangan Pras.

Pras memasang muka bingung saat melihat Xena lalu ia menepis tangan Xena. Xena kebingungan mendapatkan perlakuan seperti itu dari Pras.

"Kamu siapa? Siapa dia Anthony? Papi, Mami mana? Kok ngga ada?", tanya Pras melihat ke arah Anthony dan Agung Bismarck bergantian.

Anthony langsung keluar kamar dan tak berapa lama dokter datang kemudian memeriksa Pras yang makin memperlihatkan wajah kebingungan.

"Bagaimana dokter?", tanya Xena saat dokter selesai memeriksa Pras.

"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya kepada pak Anthony, yang saya takutkan pak Presdir akan mengalami Amnesia, karena mengingat cidera yang dialami pak Presdir terjadi di kepalanya dan ternyata itu terjadi. Beliau mengalami Amnesia Traumatis, jadi beliau tidak dapat mengingat kejadian beberapa tahun terakhir dalam hidupnya. Saran saya, ibu dan keluarga dapat membantu pak Presdir untuk mengingat kembali semua kejadian-kejadian tersebut. Untuk urusan fisiknya, saya yang akan membantu menyembuhkan. Dari lukanya dan hasil CT scan, tidak ada yang parah di tubuh pak Presdir. Setelah beberapa hari di rawat disini, beliau bisa pulang", ujar dokter tersebut pelan. Setelahnya iapun pamit untuk melanjutkan tugasnya kembali mengontrol pasien yang lain.

"Papi, siapa mereka berdua? Kalian kok Uda susul aku aja ke sini? Aku baru juga tiba di Indonesia kemarin, kok kalian ikutan datang ke sini juga", ujar Pras masih dengan muka bingung.

"Kak Pras apakah kamu telah melupakan aku kak? Apakah kamu tidak mengenali istrimu sendiri kak?", tanya Xena lembut dengan airmata berlinang.

"Istri? Saya masih bujangan, belum menikah. Jangan ngaku-ngaku deh kamu. Kamu cantik kok, jangan suka berbohong ya", ujar Pras menatap tajam kepada Xena.

Agung Bismarck mendekati putranya dan memegang tangannya. Pras tersenyum dan melihat ke arah papinya.

"Nak, Xena ini istrimu. Kamu sudah menikah dan telah mempunyai 3 orang Putra dan Putri. Mungkin saat ini kamu belum bisa mengingatnya, tapi jangan tolak Xena ya biar kamu tidak menyesal nantinya saat kamu telah mengingat semua", ujar Agung lembut.

Xena membuka tasnya lalu dompetnya dan mengeluarkan satu kartu dari dompetnya.

"Ini tanda kamu telah menikahi aku kak. Ini kartu pernikahan kita. Kamu juga akan menemukan satu di dompet mu", ujar Xena lembut sambil memberikan kartu itu kepada Pras.

Anthony lalu memberikan dompet Pras kepadanya dan Pras lalu membukanya dan menemukan kartu yang sama di dompetnya.

"Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tidak bisa mengingat nya?", tanya Pras mulai ketakutan.

"Kamu jatuh di tangga darurat dan kepalamu terbentur. Dokter bilang kamu mengalami Amnesia Traumatis sehingga kamu kehilangan memorimu beberapa tahun terakhir. Sabar ya kak. Jangan terlalu dipaksa, nanti kamu akan sakit kepala. Pelan-pelan saja ya kak", ujar Xena lembut.

Pras memberikan kembali kartu pernikahan kepada Xena dan lalu ia menatap tajam kepada Xena dengan berbagai pertanyaan terlukis di wajahnya.

"Kamu banyak istirahat dulu ya kak. Kami akan tinggal kamu bersama Xena agar kamu bisa pelan-pelan mengingat semua kejadian bersamanya. Ayo Papi, om Nathan. Kita keluar dulu biar mereka bisa berbincang-bincang berdua saja", ujar Anthony mengajak Nathan dan Agung keluar dari kamar perawatan Pras.

Sepeninggal Anthony, Nathan dan Agung, Xena lalu menggeser kursi agar ia bisa duduk disebelah tempat tidur Pras dan Pras melihat ke arahnya memperhatikan setiap gerakan Xena. Xena lalu merapikan posisi Pras dan membuat Pras begitu nyaman diperlakukan dengan hati-hati oleh Xena.

"Kapan kita menikah?", tanya Pras lembut.

"Kita sudah menikah sekitar 5 tahun kak. Kita menikah setelah pacaran kita yang hanya sebentar saja. Si kembar sekarang sudah berusia 4 tahun dan Alesha baru berusia 7 bulan. Anak pertama kita kembar cowo dua orang dan anak ketiga kita cewe. Mereka bertiga mewarisi wajah tampan mu kak", ujar Xena lembut.

"Kepalaku sakit. Aku benar-benar tidak bisa mengingat semuanya. Maafkan aku", ujar Pras sambil memegang kepalanya.

"Istirahat ya kak. Aku ngga akan memaksamu melakukan apapun. Sabar aja ya, pelan-pelan kamu akan mengingatnya semua. Tidurlah kak", ujar Xena lembut dengan tetap menggenggam tangan Pras.

"Kamu sepertinya tulus sekali. Maafkan aku tidak dapat mengingat mu. Tolong tetaplah bersamaku karena selain Papi dan Anthony, aku tidak mengenali siapa pun lagi", ujar Pras tersenyum.

Xena mengangguk dan tersenyum, Pras begitu terpesona dengan senyum Xena.

Beberapa saat kemudian, Pras menutup matanya dan kemudian tertidur dengan lelapnya. Xena akan bangun dari duduknya namun tangan Pras tak melepaskan genggaman tangannya. Xena hanya tersenyum lalu ia mengurungkan niatnya untuk pindah duduk ke Sofa. Xena mengeluarkan HP dari tasnya dan kemudian dia tampak sibuk membalas chat teman-temannya yang mengkhawatirkan keadaan Pras.