"Daddy ... aku mau pulang sekarang. Aku ngga mau disini lebih lama", bisik Xena setelah tangisnya mereda.
"Ayo kita pulang", kata Nathan lalu ia membopong Xena dari tempat tidur.
Pras dengan sigap lalu membuka pintu kamar rawat inap dan segera berlari ke arah lift untuk mengambil mobilnya.
"Jason urus administrasi RS", perintah Adelia yang mengikuti Nathan dari belakang. Jason segera menuju ke bagian Administrasi mengurus semua biaya.
Semua pengawal memberikan jalan agar Predir mereka lewat tanpa gangguan. Perawat dan Dokter yang memberi hormat, tidak ada yang berani mencegah Presdir mereka yang sedang membawa kabur "Pasien". Xavier dan Luna hanya mengikuti langkah Nathan dan Adelia.
Sampai di Lobby hampir semua mata memperhatikan Nathan yang dengan santainya membopong seorang gadis dengan pakaian RS. Xena membenamkan wajahnya ke dada Nathan dan ia menutup matanya sehingga iapun tidak menghiraukan tatapan semua mata yang memandangnya.
Nathan langsung memasuki mobil Vellfire Pras yang telah terbuka lebar menunggu di pintu Lobby yang setelah menutup pintunya dengan segera berlari menuju ke arah rumah Nathan.
Sesampainya di rumah, seluruh penjaga sudah berdiri dengan tegap di depan pintu masuk.
"Mulai hari ini, tanpa seijin saya ataupun ibu Adelia, tidak ada yang boleh masuk ke rumah ini terkecuali keluarga saya dan keluarga ibu Adelia yang tinggal disebelah rumah. Perintah Prasetya berlaku mutlak juga sama seperti Luna karena mereka juga bagian dari keluarga Nathan Utomo", kata Nathan dengan tegas kepada para pengawalnya.
Nathan kemudian melanjutkan langkahnya membopong Xena naik ke kamarnya dan meletakkan tubuh Xena diatas ranjangnya.
"Tidurlah cantik. Daddy akan menjagamu", ujar Nathan. Pras dengan sopan duduk di ruang tamu ditemani Luna dan Xavier.
"Daddy mana kak Pras", bisik Xena.
"Dia menunggu dibawah", ujar Nathan sambil membaringkan tubuhnya disisi Xena. Adelia duduk dibelakang Nathan.
"Sayang, Pras belum boleh naik ke sini, dia belum muhrim kamu", ujar Adelia lembut.
"Daddy nikahkan aku dengan kak Pras Dad. Aku ingin selalu bersamanya Dad. Hanya dia yang bisa melindungiku seperti Daddy", ujar Xena pelan.
"Apa kamu yakin cantik?", tanya Nathan sambil membelai rambut putrinya.
"Sangat yakin Dad. Aku membutuhkan dia saat ini Dad", ujar Xena pelan.
"Baiklah. Kalian akan menikah secepatnya. Daddy akan segera menyuruhnya mengurus semua dokumennya. Kalian akan menikah secara resmi dan segera akan kita gelar pesta pernikahan", ujar Nathan.
"Tidak Daddy. Aku hanya ingin menikah, tidak ingin ada pesta pernikahan. Cukup keluarga kita saja dengan keluarga kak Pras, Daddy. Usahakan jangan mengundang om Alex ya Dad, aku sudah tidak ingin lagi bertemu Banyu", ujar Xena dengan rasa pedih dihatinya mengingat perlakuan Banyu beberapa saat lalu.
"Tenang saja. Mereka tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi. Baiklah. Mommy akan bersamamu sekarang, Daddy akan bicara dengan Pras", ujar Nathan lalu bangun dan berdiri.
Sebelum keluar kamar, dia mencium pucuk rambut Adelia istrinya yang sekarang bergantian berbaring dipeluk oleh Xena. Nathan menuruni tangga dengan diikuti tatapan mata Prasetya dan Xavier serta Luna.
"Naiklah ke kamar Xena, Luna. Temani Xena", perintah Nathan dan dengan segera Luna berjalan naik ke kamar Xena.
"Pras aku mau bicara. Xavier kamu juga disini", ujar Nathan tegas lalu duduk di Sofa ruang tamu.
"Berapa lama kamu bisa urus document untuk pernikahan mu?", tanya Nathan.
"Segera om. Akan saya minta sekertaris saya mengurusnya sekarang dan semoga Lusa bisa selesai", ujar Prasetya tegas.
"Baik. Xavier apakah kamu tidak berkeberatan untuk dilangkahi Xena? Xena meminta untuk menikah dengan Pras secepatnya. Daddy sudah memutuskan Xena dan Pras akan menikah Minggu ini", ujar Nathan tegas sambil melihat ke arah Xavier.
"Tidak, Dad. Aku mendukung apapun keputusan keluarga ini. Semakin cepat semakin baik agar tidak ada lagi kejadian seperti hari ini Dad", jawab Xavier tegas yang membuat Pras semakin berbinar. Tangannya mengeluarkan HPnya bersiap akan menghubungi Johnny sekertaris nya.
"Baiklah. Pras segera urus suratmu dan beritahukan Agung soal hal ini. Xena tidak mau ada pesta pernikahan. Dia hanya menginginkan pernikahan yang sah di mata agama dan di mata hukum. Xavier apakah kamu bisa membantu mempersiapkan? Daddy minta mereka menikah di rumah ini. Kita akan gelar pesta pernikahan di rumah ini sama seperti Daddy dan Mommy yang menikah di rumah lama kita. Apa di sana saja ya kalian menikah?", tanya Nathan sambil berpikir.
"Terserah om saja. Saya mengikuti saja", ujar Pras sumringah.
Hatinya berbunga-bunga karena sebentar lagi Xena akan resmi menjadi istrinya. Dia sudah mengirimkan chat ke Johnny untuk mengurus dokumen untuk pernikahannya. Bagusnya Pras belum melepaskan status WNI nya jadi setidaknya dokumen untuk pernikahannya tidak lama lama untuk didapatkan.
"Jangan panggil saya om lagi. Biasakan panggil saya Daddy juga. Dan kamu Xavier, beritahukan juga Luna untuk memanggil kami Daddy dan Mommy agar kalian terbiasa. Untuk kalian, pesta pernikahan silakan kalian yang atur. Rumah lama kita akan menjadi tempat tinggal kalian nanti setelah menikah. Xena akan tinggal disini setelah menikah karena Daddy tidak mau terjadi apapun lagi padanya", ujar Nathan tegas yang membuat Pras hanya tersenyum kecil mendengarnya. Jason yang baru tiba di depan pintu langsung mendapatkan tugas juga.
"Jason, segera urus ya persiapan pernikahan dalam Minggu ini, sebaiknya mereka menikah dihari Jumat saja atau hari Sabtu, menurut kamu hari apa Pras?", tanya Nathan.
"Jum'at om ... eh Dad. Hari Jumat saja. Untuk EO akan saya siapkan demikian juga catering nya Dad", ujar Pras tegas.
"Kita bagi dia biayanya", ujar Nathan.
"Saya yang tanggung Daddy. Saya pihak laki-laki, jadi saya yang akan menanggungnya. Segera akan saya minta orang tua saya datang. Jumat ini akan menjadi pernikahan saya dengan Xena Dad", Ujar Pras semangat.
"Terserah kamu deh", ujar Nathan tersenyum.
"Ayo kita makan siang dulu. Perutku kelaparan gara-gara marah tadi. Xavier seharusnya kamu ada tadi setidaknya anak itu mendapatkan tiga bogem mentah dari kita", ujar Nathan geram.
"Berarti dia berhutang satu dong dariku ya", ujar Xavier.
"Akan kubunuh bila dia sampai muncul lagi disini", ujar Pras geram.
Nathan dan Xavier memandang ke arah Pras penuh arti. Lalu kemudian mereka bertiga berjalan ke meja makan diikuti Jason yang diajak Nathan untuk makan siang bersama juga. Akhirnya mereka berempat makan siang bersama sambil berbincang dengan akrab di meja makan.