webnovel

Akhir Deritaku

Warning..!!! ada adegan kekerasan dan adegan 21+ kisah seorang gadis yang bernama Karmila Hartanto. hidup bersama dengan keluarga kandung, namun tidak pernah sekalipun merasakan kebahagiaan.hingga suatu hari dia pergi dari rumah. memilih merantau di ibu kota, namun derita hidupnya tak kunjung berakhir. hingga suatu hari Karmila bertemu seseorang yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, Devan Prasaja seorang CEO di perusahaan ternama di ibu kota. lantas apakah derita seorang Karmila berakhir ataukah semakin menderita..?? ikuti terus kisahnya yaaa ini adalah tulisan pertamaku jadi mohon maaf masih berantakan, mohon dukungan nya.

rafli123 · 都市
レビュー数が足りません
442 Chs

47 Tamu Tak Di Undang

Sesampainya di kediaman Devan, Mila yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. di bawa kekamar utama.

Devan meletakan tubuh Mila dengan berlahan. di rapikan helain rambut yang menutupi wajah Mila. dan menyelimuti tubuh Mila. Andy sang asisten datang dengan seorang Dokter pribadi keluarga Devan. dengan cepat sang dokter mengecek kondisi Mila yang masih dalam keadaan pingsan.

"Bagaimana keadaan istriku Om Sam ?" Tanya Devan dengan cemas.

"Istrimu tidak apa-apa, hanya kelelahan. biarkan istrimu istirahat "terang sang dokter.

"Baik Om"

"Jangan buat istrimu tertekan Dev "

"Tidak akan Om "

"Jaga istrimu baik-baik "

"Tentu Om Sam"

"Paman pergi "

"Hati-hati Om dan terimakasih " setelah kepergian Om Sam Devan kembali duduk disisi Mila yang terbaring.

"Maafkan aku sayang, apa yang terjadi hari ini adalah kesalahanku. seharusnya aku jujur padamu mengenai perjodohan ini. Mila sayang aku bersumpah jika aku tidak pernah mencintainya, wanita yang ada di hatiku hanya ada kamu dan selamanya hanya kamu " Devan mencium tangan Mila. berlahan Mila membuka matanya.

"Sayang kamu sudah sadar ?"

"Dev...?" Mila menatap Deva, sekelebatan bayangan kejadian tadi siang kembali berputar sehingga membuatnya enggan menatap Devan.

"Sayang..."

"Aku ingin sendiri Dev " Devan memandang tak percaya saat Mila ingin sendiri.

"Sayang aku ingin menceritakan semuanya padamu tentang perjodohan in..." ucapan Devan terhenti saat terdengar suara Mila.

"Aku ingin sendiri Dev" sekali lagi Mila mengatakan pada Devan jika dirinya ingin sendiri.

"Baiklah sayang, aku mengerti perasaanmu. satu hal yang harus kamu ketahui bahwa di sini hanya ada kamu Karmila Hartanto satu-satunya istri sahku. yang berhak menyandang sebagai nyonya Prasaja." Devan menyentuh dadanya saat mengatakan Mila satu-satunya wanita yang ada di hatinya. Devan keluar dari kamarnya menuju ruang kerja. disana sudah ada Andy yang menunggunya.

"Tuan Anda, tidak apa-apa ?"

"Andy selidiki keluarga Hartanto dengan detail. aku tidak ingin ada kesalahan "

"Baik tuan. tapi aku rasa ada yang janggal disini Tuan, bukankan kita sudah menyelidiki siapa nyonya sebenarnya. lalu kenapa sekarang ada Jenni yang mengaku sebagai cucu kandung Tuan Hartanto ?"

"Itu tugasmu kumpulkan bukti yang kuat. aku minta secepatnya kamu dapatkan "

"Baik Tuan " Devan membuka laptopnya yang mengarah ke kamar utama, terlihat Mila yang berdiri di balkon. ingin rasanya Devan datang dan memeluk tubuh sang istri namun dirinya tidak ada keberanian. hingga waktu menunjukan dini hari. terlihat Mila kembali masuk dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan memejamkan matanya. berlahan Mila tertidur dengan pulas, Devan yang memastikan jika Mila tertidur dengan pulas berlahan ikut memejamkan matanya.

Pagi hari Devan menuju kamar utama, terlihat Mila masih terlelap. berlahan Devan mengecup kening sang istri dia tidak ingin membangunkan sang istri yang tertidur dan dengan cepat keluar dari kamar pergi ke kantor karena pagi ini ada meeting penting.

pukul delapan Mila terbangun dengan langkah tertatih menuju kamar mandi, usai membersihkan tubuhnya yang tidak membutuhkan waktu lama, Mila keluar dari kamar mengunakan dress berbahan sutra berlapis brokat selutut berwarna hijau berlengan pendek dan bagian kerah yang berbentuk V. memperlihatkan lehernya yang jenjang. rambutnya yang panjang di biarkan tergerai. wajahnya yang terlihat pucat di beri sedikit sentuhan dan kini terlihat segar. Mila keluar dari kamar menuju ruang makan, Dewi yang berada di belakangnya tidak berani menyapanya. Mila memandang Bi Sumi yang tengah meracik sayuran untuk makan siang.

"Bi bisakah membuatkan Mila sarapan ?" Bi Sumi membalikan tubuhnya saat mendengar suara sang nyonya.

"nyonya, mau sarapan apa ?"

"Tolong buatkan ayam bakar dan capcay Bi "

"Baik nyonya tunggu, Bibi tidak lama "

"Oke...santai saja Bi " Mila duduk di kursi menunggu sarapannya selesai di buatkan Bu Sumi. hingga terdengar keributan di luar.

"Dewi suara siapa di luar ?" Mila menoleh kearah Dewi yang berada di belakangnya.

"Sebentar saya liat dulu nyonya.."

"Milaaaaa...keluar kamu dasar wanita jalang!!!!" mendengar namanya di di panggil, Mila keluar dari ruang makan. menuju Suara keributan. terlihat Jenni yang memberontak ingin masuk namun pengawal yang berjaga menahannya.

"Lepaskan aku brengsekkk, apa kalian tidak tau siapa aku hah cepat lepaskan. aku calon istri Devan lepaskan" teriakan Jenni terdengar jelas di telinga Mila yang berdiri di teras menatap Jenni yang terlihat merah menahan kemarahannya.

"Lepaskan dia. biarkan dia masuk"

"Tapi nyonya, Tuan Devan melarang wanita ini datang "

"Biarkan aku yang bertanggung jawab " para pengawal melepas cekalan pada Jenni dengan kasar. dengan langkah lebar Jenni mendekati Mila yang berdiri dengan sikap anggunnya. namu siapa sangka setelah Jenni berdiri di depannya dengan gerakan cepat Jenni melayangkan tamparan yang cukup keras. hingga tubuh Mila terhuyung kebelakang untungnya Dewi dengan sigap menangkap tubuh Mila.

"Beraninya Anda menampar nyonya " Dewi dengan sigap menarik tangan Jenni dengan kasar.

"Hentikan Dewi. lepaskan dia, jangan lakukan kekerasan padanya. dia adikku " Dewi melepas tangan Jenni. namun berjaga-jaga jika nyonya mendapatkan serangan yang tak terduga lagi.

"Katakan ada apa, kenapa kamu datang dan berteriak-teriak?"

"Aku kesini untuk memberi peringatan padamu Mila!!" Jenni melewati tubuh Mila, dengan gaya angkuhnya.

"Apa kamu tau kenapa aku bisa kesini?* Mila mengikuti Jenni yang duduk di ruang tamu dengan kaki yang dia naikan keatas meja.

"Tidak perlu menjelaskannya aku sudah tau, sekarang katakan apa keinginanmu Jenni?"

"Aku minta kamu keluar dari rumah ini!!"

"Atas dasar apa aku keluar dari sini. aku adalah nyonya disini. aku istri sah dari seorang Devan Prasaja "

"Kamu hanya seorang simpanan Mila, sekarang katakan apa pernikahanmu dengan Devan di adakan secara publik. tidakkan. kenapa kamu menjadi wanita yang bodoh, jika benar Devan mencintaimu pasti Devan menikahimu secara mewah bukan seperti ini bahkan Nenek Devan tidak tau jika kamu adalan cucu menantunya hahaha...bodoh kamu Mila " Mila terdiam mendengar perkataan Jenni, tidak memungkiri apa yang di katakan oleh Jenni benar adanya.

"Satu lagi datanglah ke hotel yang berada di pusat kota, pertunanganku dengan Devan akan di adakan secara live di sana, aku mengundangmu secara khusus Mila. apa suamimu tidak mengatakannya padamu jika dia akan bertunangan denganku.dan Nenek Devan juga menghadirinya itu artinya kamu hanyalah tempat dimana Devan ingin menuntaskan hasratnya aahh...lebih tepatnya kamu hanya di jadikan boneka seks bagi Devan "

"Jika aku hanya di jadikan boneka seks bagi Devan, untuk apa aku di nikahinnyaa dan dia mengatakan padaku jika nyonya Prasaja hanya satu yaitu aku Karmila Hartanto UPS..Karmila Prasaja itu tepatnya. jika Devan hanya ingin menuntaskan hasratnya kenapa dia tidak mencari wanita penghibur di luar sana bukankah lebih enak di luar sana tanpa harus ada ikatan pernikahan. dan satu lagi Devan mengatakan padaku jika dia melakukan pertunangan ini hanya terpaksa, jadi menurutmu siapa disini yang menyedihkan aku yang berstatus istri sah atau kamu yang hanya berstatus calon tunangan. kedudukan mana yang lebih tinggi Jenni aku atau kamu?"

"Aku pastika jika kamu, keluar dari kehidupan Devan lihat saja nanti bersiaplah Mila!!!"

"Aku tunggu saat itu tiba Jenni "