webnovel

Penyihir

編集者: AL_Squad

Setelah melihat bayangan Fario yang gemuk lari menjauh, Lin Yun berbalik arah dan melihat dua berandalan Jimmy. "Masih belum pergi? Apa kau menungguku untuk mengundang kalian makan malam?"

Dua berandalan yang bodoh itu terbangun dari ketidaksadaran mereka setelah mendengar kata-kata dari mulut Lin Yun. "Eh? Kita akan pergi, ayo..."

Saat dua berandalan membawa Jimmy pergi, kediaman besar tersebut sekali lagi mendapatkan kembali ketenangannya, dan Lin Yun menuntun pelayan tua ke kursi. Lebam di tangannya telah di perban. Mereka bukan hambatan, tapi dia masih mengerutkan keningnya dan bergumam, "Tuan Muda, delapan ribu emas…"

"Beristirahatlah, aku bisa menangani ini," Lin Yun begitu saja menjawab. Dia tidak memikirkan hutangnya yang delapan ribu emas belaka dengan serius. Alasan nyata di balik ini bukan karena konsep mata uang sudah tidak digunakan lagi di akhir dunia. Sebenarnya, dia sudah lama hidup di dalam dunia dimana orang-orang akan berjuang sampai mati untuk mendapatkan sedikit air segar. Situasinya sekarang jauh lebih baik. Selama dia cukup kaya, dia bisa membeli apapun yang dia butuh atau inginkan.

Tapi depalan ribu emas sungguh tidak terlalu banyak, setidaknya untuk seseorang yang jauh melampaui para penyihir zaman ini. Mengembalikan depan ribu koin emas tidak menyebabkan banyak masalah sama sekali, karena dia punya banyak cara yang bisa dia dapatkan dalam tiga hari.

Mengingat bahwa dia baru saja melarikan diri dari akhir dunia melalui transmigrasi lalu berakhir di tubuh yang tidak di kenal, dan akhirnya beberapa saat kemudian dia menghadapi Fario dan Jimmy… Setelah semua ini, pikirannya kacau, bagaimana bisa dia berpikir tentang delapan ribu emas itu?

Tapi bahkan jika dia tidak peduli tentang ini, bukan berarti pelayannya tidak peduli. Melihat wajah tuan mudanya yang tidak memikirkan sama sekali, pelayan tua memperingatkan "Tuan muda, kita tidak bisa mendapatkan jumlah itu saat ini. Untuk kompensasi kerugian, kita telah menjual seluruh properti kita dan memberikan kompensasi kepada anggota keluarga yang meninggal. Kita benar-benar tidak mempunyai uang..."

"Aku hanya ingat saat ayah masih hidup, dia menaruh namaku di bengkel alkimianya, bukan?" Lin Yun melihat ingatan Mafa Merlin dan menemukan fakta ini agak menarik. Tapi meskipun di bawah namanya, biasanya baru akan beroperasi oleh orang-orang Locke Merlin. Satu-satunya yang sudah dilakukan ayahnya adalah memudahkannya membeli bahan baku sihir dan reagen.

"Bengkel alkimia masih disana, tapi.."

"Tapi?"

"Tapi setelah kecelakaan di laut, semua alkemis telah pergi. Aku tidak menyalahkan mereka. Dengan situasi sekarang dari kamar dagang Emas Berkilau, mereka juga perlu memikirkan diri mereka sendiri," pelayan tua menjelaskan sambil menggelengkan kepalanya. Hal paling penting dari bengkel alkimia adalah orang alkemis. Locke Merlin menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan tiga alkemis yang sedang di atas dari ruang niaga lain dari Kota Seribu Layar. Jika mereka menetap, mungkin saja mereka tidak dapat membiarkan kamar dagang Emas Berkilau untuk bangkit kembali di atas kaki mereka sendiri, tapi tidak akan ada masalah untuk menghadapi krisis saat ini. Lagipula, itu adalah bisnis yang sangat menguntungkan dan dengan mudah menghasilkan lebih banyak dibandingkan delapan ribu emas.

Sayangnya, ketiga alkemis semuanya pergi, dan bahkan jika disana masih ada alat-alat yang tersisa di gudang, itu hanya akan menjadi barang murah. Tanpa kemampuan dari alkemis untuk mengubah bahan baku tertentu menjadi emas atau hal lain, menjual semua hal itu tentunya tidak cukup untuk membayar hutang.

"Bagaimanapun, ayo kita lihat."

"Tuan muda, kau ingin memeriksa?" Pelayan tua mematung, merasa agak aneh. Semenjak tuan muda terbangun dari mantra yang membuatnya pingsan, dia terlihat sedikit berbeda. Mafa Merlin sebelumnya tidak pernah mengatakan kata-kata berani di depan Fario yang jahat.

Dan disana juga ada Jimmy. Suasana paling menyedihkan darinya adalah saat dia meraung dan menangis setelah tangan kanannya terbakar, menakuti pelayan itu juga. Tuan mudanya bahkan tidak mengerutkan dahinya atau berkedip dan tetap tenang sempurna ketika membakar tangan berandalan itu. Seolah-olah dia telah menjadi orang yang sama sekali berbeda dari tuan muda yang mengeluh dengan cemas beberapa hari yang lalu.

'Tuan muda benar-benar telah menjadi dewasa menghadapi kesulitan. Sayangnya, tuan tidak akan pernah melihat ini.'

Saat keduanya bicara, langkah kaki terdengar dari sisi lain pintu. Tamu ini masih muda, terlihat sekitar umur dua puluh tahun dan tidak terlalu tinggi. Dia menggunakan jubah hitam, di mansetnya tersulam gambar naga. Ini merupakah jubah standar dari Okland, sekolah ilmu sihir terbaik di sisi timur kerajaan.

Ini sudah pasti murid dari sekolah ilmu sihir Okland dan dia telah menjadi penyihir, karena hanya penyihir yang memenuhi syarat yang menggunakan jubah hitam.

Penyihir muda itu terburu-buru masuk tanpa menunggu permisi dari siapapun. Setelah melihat sekilas ke perban berdebu si kakek tua, dia mendadak menjadi marah. "Mafa Merlin! Lihat apa kau perbuat! Ayahku bekerja dengan keluarga Merlin lebih dari 30 tahun, dan sekarang dia harus membantu menyelesaikan kekacauanmu. Apakah ini nilai dari keluarga Merlin? Bagaimana bisa kamu tidak malu setelah membiarkan ayahku tersakiti seperti ini?"

"Raymond, diam!" Pelayan tua berteriak kencang ke anaknya ingin menjelaskan apa yang terjadi untuk membela tuan mudanya.

Tapi masalahnya Raymond sedikit pemarah. Bagaimana dia bisa mendengarkan sebuah penjelasan, melihat ayahnya yang sakit seperti ini? Ayahnya telah bekerja untuk keluarga Merlin lebih dari 30 tahun. Dia selalu bekerja tanpa lelah tanpa mengeluh, dan selalu setia. Meskipun kamar dagang Emas Berkilau sekarang sedang tenggelam, dia tetap keras kepala mengurus tuan mudanya, dan apa hasilnya?

Setelah kabar tentang kecelakaan di laut menyebar, Raymond menjadi sangat cemas. Dia takut dengan apa yang ayahnya hadapi sebagaimana orang datang untuk meminta uang, jadi dia menemukan cara untuk mempergunakan 10 hari liburan sebelum jalan dari Tepi Danau Bintang Jatuh ke Kota Thousand Sails. Dan di perjalanan, dia menemukan kalau sepupu muda Locke Merlin, Fario, telah mempekerjakan dan membawa Jimmy untuk menagih hutang.

Raymond telah tumbuh di Kota Seribu Layar dari kecil. Bagaimana dia tidak mengetahui Jimmy? Dia buru-buru menuju ke rumah Mafa Merlin, hatinya terbakar kegelisahan, dan sebagaimana dia masuk, dia melihat tampang ayahnya. Kemarahannya tentu saja ke arah Lin Yun.

Jujur saja, Raymond selalu memandang rendah Mafa. Tuan muda yang punya ayah yang kaya dan kuat, dan selalu memberikan kondisi terbaik setelah menginjak dunia ilmu sihir, bahkan mendapatkan kesempatan untuk dibimbing oleh Archmage. Ketika dia butuh bahan baku untuk mengadakan percobaan, ayahnya dengan mudah menghadiahinya toko alkimia. Setiap tahun, dia akan memakai setidaknya seratus ribu emas.

Tapi bukannya menikmati keadaan mulia ini, dia selalu tetap hidup menjadi seorang penyihir. Setelah bertahun-tahun, setelah banyak uang yang telah dia pakai, dia masih menjadi murid ilmu sihir tingkat 9. Raymond selalu percaya jika dia yang diberi manfaat itu, dia pasti sudah mencapai banyak prestasi

Setelah itu, Raymond berhasil menjadi penyihir dan kembali untuk melihat Mafa Merlin, tapi tidak ada lagi rasa iri atau cemburu. Karena dia juga penyihir, dia tidak bisa iri atau cemburu kepada murid ilmu sihir belaka, karena dua orang itu tergolong ke dua dunia yang berbeda, dan sepertinya mereka tidak akan bertemu. Seperti profesor di sekolah mengatakan, keberadaan murid ilmu sihir abadi bahkan tidak dapat memasuki mata penyihir...

"Tuan muda, aku sangat minta maaf, anak kecil nakal ini berteriak padamu tanpa tahu apa-apa. Tunggu saja, aku akan memarahinya dan membuat dia minta maaf kepadamu…"

"Itu tidak masalah, Raymond masih muda, jadi normal untuk dirinya yang tidak sabar." Setelah mengatakan kata-kata tersebut untuk pelayan tua, Lin Yun menuju ke pintu. Sebelum dia keluar, dia berkata "Oh benar, Raymond, ayahmu terluka dan butuh istirahat. Kau datang di waktu yang tepat, ikuti aku ke Mawar Emas."

"Aku.." Raymond hampir tersedak amarah. "Apa bandit itu ingin mati? Hanya seorang murid ilmu sihir tingkat ke 9 tetapi menggunakan nada seperti itu untuk memerintah penyihir hebat!"

Sayangnya, penyihir hebat tidak punya waktu untuk meledakkan amarahnya, sebagaimana pelayan tua meledak dalam amarahnya lebih dulu. "Anak muda bodoh, kau mau aku marah sampai mati?"

"Oke, oke, aku tau…" Raymond tidak punya ibu sejak kecil, jadi dia semata-mata dibesarkan oleh kakek tua. Raymond antara hormat dan sedikit takut pada ayahnya. Ketika dia melihat betapa marah ayahnya, martabat penyihir muda langsung hilang ke belakang pikirannya. Dia tersenyum dan menanyakan luka ayahnya, dan setelah menegaskan semuanya baik-baik saja, dia mengambil tongkat sihirnya dan mengejar Lin Yun.

Jalan dari rumah Merlin ke Mawar Emas memakan waktu sekitar 20 menit. Di perjalanan, Raymond tidak terlalu melihat Lin Yun. Karena ingin membantu ayahnya, dia mencoba untuk berpura-pura bersikap baik, tapi kalau dia tidak tahu tempat, maka Raymond tidak akan segan untuk mempermalukannya.

Raymond cukup yakin tentang tujuan Mafa Merlin.

Seorang murid yang terhenti di tingkat ke 9 berhasil bersama dengan penyihir sesungguhnya; bagaimana bisa dia tidak mengambil kesempatan mencoba untuk berteman denganku? Tidak menjelaskan apapun, hanya dengan pengalaman Raymond sendiri dari membentuk pusaran mana akan cukup untuk membantu Mafa Merlin menghindari jalan memutar yang tidak terhitung. Selama tuan muda Merlin tidak bodoh, dia pasti akan menanyakan semua pertanyaan.

'Ketika dia datang dan mencoba berteman denganku, aku akan berhenti bermain dan mengejeknya, dan memakai nada seorang penyihir untuk menghukumnya.'

'Bagus, terlihat seperti rencana!'

Dengan demikian, Raymond menunggu mangsanya untuk mendekat…