"Kamu benar-benar gadis yang cantik." Ucapnya sebelum kembali menutup pintu kamarnya, bibirnya tertarik keatas.
Mobil hitam berhenti tepat di depan restoran ternama, Nella, mengerutkan keningnya. namun dirinya tidak ingin membuat Harini kecewa, sebagai seorang sahabat Nella ingin melindungi dan menjaga harini.
"Harini, apakah restoran ini yang kamu akan?" Tanya Nella, dengan alis berkerut.
"Ya, Nella. terima kasih dan sebaiknya kalian pulang biarkan aku disini. aku tidak ingin kalian menungguku maaf jika aku harus mengusir kalian." Kata Harini dengan wajah memelas, tidak ingin jika dua sahabatnya harus menunggu dirinya.
"Baiklah, jam berapa kamu pulang?" Kali ini Selly yang bertanya.
"Aku, tidak tahu. tapi yang pasti jika aku di terima itu artinya aku harus langsung bekerja tapi jika tidak itu artinya aku akan pulang." Sahut Harini.
"Ok!! Harini, semoga kamu di terima." Mereka memeluk Harini, Nella masuk kedalam mobil dan di susul oleh Selly.
"Harini, semangat!! jangan lupa hubungi kami jika ada apa-apa Ok!!" Seru Selly bersamaan dengan Nella. setelah mobil sahabatnya telah pergi Harini masuk kedalam restoran. suasana yang ramai membuat Harini berdiam diri. namun pada saat Harini akan bertanya pada salah satu waitress tiba-tiba seseorang menariknya kedalam.
"Kamu jangan banyak ngomong, cepat ganti bajumu dengan seragam ini. kamu tidak perlu di wawancara atau interview, apalah itu namanya yang pasti saat ini kami membutuhkan karyawan. dan jam kerjamu hanya sampai jam enam bukan? sebutkan namamu siapa?"
"Ya, pak. namaku Harini." Jawab Harini, membuat laki-laki yang ada di depannya tersenyum merekah.
"Ok!! nama yang indah, walau sedikit aneh. ups!! maaf tapi.." Mata laki-laki yang berada di hadapan Harini.
"Ok!! sekarang aku tinggal. jika kamu ingin bertanya lebih detail kamu bisa tanyakan pada salah satu temanmu. tunggu akan aku panggilkan temanmu." Lanjutnya, tanpa memberikan Harini bicara.
"Lita!!" Seorang wanita dengan seragam berwarna hitam, mendekati Harini namun bukan wanitanya yang membuat mata Harini membulat tapi seragam yang di pakai wanita di depannya, tatapan harini mengarah pada bawahan yang di pakaian wanita di depannya.
"Saya pak manajer, apa yang bisa saya bantu?" Tanya Lita.
"Dia Harini, karyawan baru. kamu beri seragamnya. Harini kamu kasih bawahan panjang, kamu atur dan jam pulangnya jam enam." Setelah memberikan arahan pada karyawannya. kini Harini mengikuti langkah Lita menuju loker.
"Kenalkan namaku Lita, kamu siapa?" Lita mengulurkan tangannya pada Harini.
"Aku Harini," Lita menatap wajah cantik Harini.
"Namamu, sangat unik Harini. tapi aku tahu jika mamamu memiliki makna yang sangat indah. sudahlah ayo ganti baju dengan seragam ini." Kata Lita, menyodorkan seragam berwarna hitam dengan bawahan celana panjang.
"Kamu benar, namaku memiliki makna yang indah. karena kakekku yang memberikannya padaku. ok!! aku sudah selesai." Kata Harini dan berbalik menatap Lita di depannya.
"Kamu cantik sekali Harini, kamu lebih pantas menjadi seorang artis!!" Seru Lita.
"Aku tidak pantas menjadi artis, aku hanya pantas menjadi seorang pelayan. sudahlah ayo ajarkan aku soal tugasnya." Harini mengikuti langkah Lita kearah kasir, dan menjelaskan apa tugas Harini.
Tanpa terasa dua jam sudah Harini mengerjakan pekerjaan sebagai seorang waitress di salah satu restoran mewah, terbiasa dengan pekerjaan rumah membuat Harini mudah memahaminya.
"Harini istrirahat dulu, sejak tadi kamu tidak istrirahat. minum ini, kebetulan restoran agak sepi." Kata Lita, menepuk kursi di sampingnya.
"Terima kasih Lita." Harini yang sejak pagi tidak menyentuh makanan dan minuman, membuat perutnya memberontak meminta disini.
"Sepertinya kamu lapar Harini, kamu makan dulu. biar aku tunjukkan padamu, apa yang boleh kamu makan." Kata Lita.
"Lita, apakah benar ini untuk kita? sepertinya untuk para pelanggan?" Kata Harini, yang melihat menu makan siang yang sangat istimewa.
"Tidak Harini, pemilik restoran ini tidak pernah membedakan karyawan, bahkan jika salah satu dari kita sakit, melalui pak manajer kita akan di kasih cuti sampai sembuh. dan manajer juga perlakukan sama pada kita jadi kamu jangan takut pada pak manajer." Lita menjelaskan bagaimana pemilik restoran yang sangat baik.
"Harini, sebaiknya kamu makan dulu." Lita yang sejak tadi tidak menyentuh makan siangnya, akhirnya bersama dengan Harini menikmati makan siang tanpa ada gangguan.
Waktu menunjukkan pukul enam, itu artinya Harini harus kali ke rumah, setelah bertemu dengan manajer jam kerja yang sesungguhnya harini bersiap untuk pulang, Harini ke loker dan mengganti seragamnya. dan bersiap untuk pulang.
"Harini kamu mau pulang?" Tanya Lita yang juga bersiap untuk pulang.
"Ya, apakah kamu juga pulang?" Tanya Harini saat melihat Lita keluar dari loker.
"Ya, Harini. kebetulan jadwalku pulang jam enam. ayo kit pulang bersama? oh ya Harini dimana tempat tinggal mu?" Harini terdiam tidak lama menatap Lita yang berada di sampingnya.
"Aku, tinggal di kost. lalu kamu tinggal di mana?" Kata Harini berbohong.
"Aku, tinggal tidak jauh dari sini. sama seperti dirimu aku juga tinggal di kost. orang tuaku tinggal di kampung. Harini aku duluan ya, dadaaa Harini." Lita melambaikan tangannya, Harini merogoh kantongnya tidak ada uang tersisa di kantongnya. dengan langkah panjang Harini berjalan kerumah keluarga Herlambang.
'Aku tahu apa ayang akan terjadi, saat aku sampai di rumah. aku harus menyiapkan semuanya, tapi bagaimana jika ibu mengusirku sekarang? aku harus kemana? sedangkan aku tidak memiliki uang sama sekali dan kartu yang di berikan kakek, aku tidak mungkin untuk memakainya. ya Tuhan lindungilah aku saat sampai di rumah.' Kata Harini dalam hati. perjalanan dari restoran ke kerumah Herlambang memakan waktu kurang dari dua jam. dengan lelah yang teramat Harini masuk kedalam rumah.
'Aneh, Kenapa sepi? kemana orang-orang?' Harini mencari keberadaan keluarga Herlambang, namun tidak menemukannya. Harini memutuskan untuk ke dapur untuk mengambil air dingin.
'"Segarnya." Ucap Harini, dan kembali kekamar. Harini merasa ada keanehan saat menaiki tangga dirinya tidak menemukan siapapun bahkan para pelayan di kediaman Herlambang tidak ia temui yang biasanya akan berkeliaran untuk mengerjakan pekerjaan mereka atau bahkan mereka akan di jadikan sebagai budak oleh Carissa.
Harini membuka pintu kamarnya, namun kamarnya gelap gulita.
"Aneh sekali kapan aku mematikan lampunya?" Harini meraba dinding untuk mencari kontak.
"Berhasil ...." Ucapanya Harini seketika terhenti, menatap wajah keluarga Herlambang yang tajam kearahnya.
"Bagus ya!! baru juga kemarin Kakek meninggal dan sekarang kamu pulang malam!! apa kamu tidak sabar menunggu sampai tujuh hari kakekmu. kasihan kakek yang menyayangimu. lihatlah balasan untuk cinta kakek!! Daffa sekarang kamu lihat sendiri bukan seperti apa wanita itu?" Kata Harumi dengan lantang.
Tanpa ampun Harumi menarik rambut Harini dan menjatuhkan tubuhnya di lantai.
"Aaaarrrggggghhhhh ...sakit ibu,"
"Jangan panggil aku dengan mulutmu yang kotor itu anak sialan, membawa sial!!"
"Aku beri waktu tiga puluh menit untuk kamu merapikan semuanya. dan setelah itu kamu pergi dari rumah kami!!" Lanjut Harumi yang telah menyiapkan barang-barang milik Harini.
"Pergi dari rumah kami sekarang!!" Harini tidak mampu menahan saat tubuhnya tiba-tiba di tarik oleh Harumi hingga sampai di teras rumahan mewah milik keluarga Herlambang.
BRAKKK !!!
"Bawa semua milikmu Harini, mulai sekarang kamu tidak ada hubungannya dengan keluarga kami. dan satu lagi, jangan coba-coba kamu menyapa kami jika bertemu dengan kami di jalan!! semua milikmu yang berada kamar sudah ada di dalam koper!!"