webnovel

Chapter 12: Marie

Suara derapan beberapa kuda bergemuruh melewati hutan rimba. Kuda-kuda ini tengah menarik sebuah kereta besar dibelakangnya.

Seluruh jendelanya ditutupi oleh kain kecuali sebuah jendela yang terbuka memperlihatkan seseorang berambut kuning di sisi dalam kereta.

"Haaaa~ Akhirnya aku masuk sekolah sihir! "

Gumam Marie bersemangat. berumur 14 tahun, Marie menunjukkan bakat di dunia sihir. Marie berkesempatan untuk menduduki Akademi sihir. Marie merasa seperti mimpinya telah terwujud.

Marie memiliki sebuah rahasia yang tidak bisa diberitahu ke siapapun. Marie adalah seseorang yang bereinkarnasi ke dunia ini.

Dunia Marie sebelumnya adalah dunia yang membosankan.

Sejak kecil dia berpikir bahwa dia akan menjadi seorang yang dapat mengubah dunia. Namun dunianya yang terus berkembang dengan pesat meninggalkan dirinya yang tidak memiliki kelebihan apapun sebagai pekerja buruh dengan upah minim.

Kemampuan berpikir yang dulu dianggap jenius oleh guru sekolah dasarnya kini mesti bekerja keras agar sebanding dengan 'teman-teman' kuliahnya.

Wajahnya yang dulu dianggap cantik oleh teman sekolahnya kini tak terawat dan tidak sebanding dengan model/sosialita baru yang muncul di media sosial setiap harinya.

Marie merasa seolah dia tidak memiliki tempat di dunianya dulu. Tiap hari Marie akan merenungi mimpinya yang telah hancur. Depresi ini membuat Marie memilih untuk membaca cerita fantasi sebagai sarana pelarian diri dari kenyataan.

Suatu hari, Marie yang tengah berangkat menuju tempat kerjanya tidak menyadari adanya lobang di depannya.

Tidak lama kemudian, Marie menyadari bahwa dirinya telah bereinkarnasi di dunia ini.

Awalnya, Marie merasa murung tidak akan dapat membaca novel fantasinya. Namun seluruh kesedihannya tersebut hilang saat dia melihat Ibunya mengeluarkan air dari tangannya.

Sejak saat itu Marie selalu menunggu dirinya untuk tumbuh dan memunculkan kemampuan sihirnya. Dia berlatih dengan mengikuti petunjuk dari para penyihir yang datang ke desanya. Menguasai huruf dan angka di umur yang tidak terbayangkan. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya yang telah dia dapat.

Meskipun langka, orang-orang biasa yang tidak memiliki sejarah menuruni bakat sihir tinggi di tali darah mereka dapat melahirkan keturunan yang bertalenta sihir tinggi.

Marie adalah bukti kejadian tersebut.

Penilaian dilakukan dari insentif kerajaan. namun, kebanyakan penilaian dilakukan 3-4 tahun sekali. Sungguh perlakuan yang berbeda dari para bangsawan yang diukur disaat mereka berumur 12 tahun. Banyak dari anak ini berakhir mati/ menghilang sebelum dapat dianalisa.

Orang tuanya mendaftarkan Marie ke Akademi sihir untuk melindungi anaknya. Dengan uang yang dikumpulkan oleh semua orang di desa, mereka dapat mendaftarkan Marie di akademi sihir.

.

.

Marie terus terkesima dengan semua yang dia lihat di sepanjang jalan. Kereta kuda ini dipenuhi orang-orang sepertinya. Kebanyakan tengah tertidur sementara sisanya yang terbangun memilih untuk tidak mempedulikan ocehannya.

Hutan yang mereka lalui ini sering dibersihkan oleh penyihir untuk menyingkirkan monster yang tersebar di hutan. Marie bahkan menemukan beberapa penyihir yang terbang melewati mereka.

Marie sedikit canggung melihat penyihir yang menggunakan zirah, namun sepertinya di dunia ini persepsi tentang penyihir jauh lebih luas. Dimana setiap orang yang mampu 'menggunakan' sihir dihitung sebagai seorang penyihir.

Mereka sampai di ujung hutan, disambut oleh hamparan bunga membentang ke ujung pandang. Penampilan hamparan yang dipenuhi bunga memberikan perasaan mistis pada setiap mata yang memandang.

Siswa-siswa lainnya mulai terbangun dari tidurnya dan melihat pemandangan disekitar mereka yang sudah tidak berupa hutan belantara lagi.

'Woah!! Tempat ini memang cook dinamakan sebagai akademi sihir! '

Marie kemudian Melihat beberapa penyihir yang terbang di udara turun dari langit dan berjalan mengikuti rute yang tidak ditanami bunga seolah menghindari melewati lahan yang ditumbuhi bunga.

.

.

.

Keretanya berjalan selama satu jam sebelum mencapai sebuah gerbang. Semua siswa diturunkan dari keretanya. Marie pun turun bersama dengan barang bawaannya dan melihat-lihat sambil meregangkan badannya.

Mereka berada di sebuah lahan tanah yang dikelilingi lahan bunga. Marie memiliki rasa ingin tahu dengan bunga-bunga ini dan mendekati salah satu dari mereka.

Saat dirinya hendak menyentuh sebuah bunga kuning,..

"Sebaiknya kamu tidak melakukannya. "

Sebuah suara mengingatkan Marie

Marie melihat ke keadaan sekitarnya. Dia menemukan gadis yang seumuran dengannya. Gadis ini mengenakan pakaian rapi namun yang paling menonjol adalah rapier di pinggangnya.

"Ah… maaf, aku tertarik pada bunga ini aku tidak tahu aku tidak boleh menyentuhnya! "

Ungkap Marie dengan panik.

"Tidak apa-apa banyak orang juga ingin tahu dengan hamparan bunga ini tapi… "

Gadis itu kemudian menunjuk ke arah sebuah gundukan yang kini di tumbuhi bunga namun beberapa bagian masih menunjukkan bagian dari sebuah bangkai.

Marie tanpa sadar memeluk tangannya sendiri. Mungkinkah jika dia menyentuh bunga tersebut dia akan berakhir demikian?

Marie melihat lagi ke siswa lainnya. Tidak ada yang datang mendekati hamparan bunga ini.

"Fuuh.. Aku nyaris binasa di sana Terima kasih."

Ujar Marie sambil mendekati penyelamat hidupnya ini.

"Ya baguslah kamu baik-baik saja. Aku tidak paham kenapa mereka menanamnya disini.. "

Gumamnya tersebut sambil menyentuh dagunya.

"Mungkin sebagai sebuah test? "

Jawab Marie.

"Mungkin kamu benar. "

Jawab gadis tersebut sebelum menghadap ke Marie…

"Ah Aku belum mengenalkan diriku.. Namaku Rosarie Bellathorne, kamu memanggilku Rose.. "

Rose mengenalkan dirinya sambil membungkuk.

"Aku Marie juga bisa dipanggil Marie!!. "

Jawab Marie dengan Antusias. Rose adalah kenalan pertamanya di sekolah ini. Dia kemudian menyadari nama belakang Rose.

"Ah Rose kamu adalah seorang bangsawan?"

"Ah, tidak juga. Keluargaku adalah atasan penjaga sebuah kota, nama ini dihadiahkan oleh tuan lokal.. "

Marie dan Rose berbicara selama beberapa saat sebelum memutuskan untuk berpisah dan kembali ke rombongannya masing-masing.

beberapa kereta kuda lain telah berdatangan kini mereka semua berjumlah 48 orang.

Marie hendak kembali ke rombongannya ketika dia melihat sosok berjubah hitam berdiri diatas hamparan bunga. Wajahnya ditutupi oleh sebuah kain yang cuma memperlihatkan bagian mulutnya.

Sosok tersebut menatap ke Marie dengan senyum lebar muncul di wajahnya yang tidak ditutupi kain. Marie hendak memanggil sosok tersebut namun tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak dalam sekejap.

Beberapa menit setelah Marie kembali ke rombongannya, sebuah kereta sihir yang tidak ditarik oleh kuda datang dan berhenti di depan mereka.

Kebanyakan dari mereka adalah orang biasa atau anggota militer berkasta rendah sehingga kereta sihir terlihat langka bagi mereka.

Tidak hanya itu, semua orang melirik ke lambang di kereta berupa sebuah kupu-kupu di atas sebuah tameng yang disilangkan untaian gandum dan panah.

'Keluarga kerajaan?! '

Semua orang berpikir demikian. Lambang kerajaan adalah salah satu yang diajarkan kepada mereka sejak kecil.

'Apa yang keluarga kerajaan lakukan disini? '

Beberapa perbisikan mulai membincangkan kejadian ini. Keluarga Kerajaan Apatura biasanya akan didaftarkan ke Akademi Sihir Sentral di Ibukota, tapi kini mereka mendaftar di akademi sihir ini.

Beberapa siswa menunjukkan ekspresi tidak senang. Sejak akademi ini baru, nyaris tidak ada bangsawan yang mendaftarkan diri. Beberapa bahkan mengetahui penyebab lain akademi ini tidak didekati oleh keluarga bangsawan manapun.

Namun, kini seorang anggota keluarga kerajaan akan mendaftarkan diri kesini, beberapa bangsawan akan ikut mendaftarkan anaknya ke sini.

Dari kereta ini seorang pengawal turun dan membukakan pintu mempersilahkan sesosok gadis berambut ungu turun. Tidak lama gadis ini datang mendekati mereka. Dia melewati mereka semua tidak melihat ke mereka sama sekali dan berhenti di barisan depan.

Mereka semua menghindari berbaris dekat dengan anggota kerajaan ini. Marie yang melihat ini mulai mendatangi ke gadis berambut ungu ini.

"Hai! Aku Marie salam kenal!"

Sapa Marie dengan antusias.

"Iris Apatura… salam kenal"

Jawab Iris…

Sebelum Marie berbicara lebih lanjut, gerbang di depannya Marie mulai terbuka. Mereka disambut oleh beberapa orang berseragam hijau.

"Selamat datang kepada kalian calon penyihir-penyihir masa depan. Saya yakin kalian telah beristirahat cukup di Kereta tadi…."

Sambut salah satu siswa yang berada di tengah kelompok ini.

"...Kali ini kita akan mengenalkan kalian terkait tempat-tempat yang akan kalian datangi… "

Setelah beberapa sambutan dan pengenalan oleh seniornya, Marie, Iris, dan siswa lainnya mengikuti para senior yang menjelaskan infrastruktur yang disediakan di kompleks yang seolah tertutup dari dunia luar ini.

Mereka dikenalkan kepada tempat dimana mereka tinggal serta dimana mereka belajar. Mereka juga melihat siswa-siswi lainnya pakaian seragam yang berbeda-beda.

Di Akademi ini tiap murid mengenakan seragam dengan jubah berwarna berbeda tiap tahunnya.

Biru : tahun 1

Hijau: tahun 2

Kuning: tahun 3

Merah : tahun 4

Marie menerima jubah biru yang dibagikan dan pergi menuju sebuah asrama yang ditujukan kepadanya.

.

.

.

Andrian kini muncul di Sebuah ruangan di dalam Akademi. Dia memberikan jaketnya ke Cecillia yang kini mengenakan seragam maid bergaya Victoria.

Andrian pun duduk di salah satu sofa. di depannya adalah Bianca yang sedang memilih beragam toples berisi bunga kering di sebuah lemari.

"Jadi Bagaimana kerjamu hari ini? "

Tanya Bianca yang kini mulai membuat teh dari bunga kering di dalam sebuah toples.

"Aku menemukan sesuatu yang menarik pada murid kali ini"

Jawab Andrian sambil tersenyum lebar.

Tanpa komentar, Bianca terus menyeduhkan tehnya dengan Air.

"Salah satu murid bernama Marie, Dari pembacaan jiwanya…..aku menemukan bahwa dia telah bereinkarnasi dari dunia lain. "

Tangan Bianca yang sebelumnya mengaduk teh-nya mulai berhenti. Bianca berbalik arah kearah Andrian.

Pada Cawannya sebuah bunga kuning yang sebelumnya kering kini mulai mekar kembali