Rubi pulang dan dia berusaha untuk melaksanakan apa yang dikatakan ayah mertuanya. Lebih baik dia membersihkan diri. Iya, dia yakin di rumah sakit tadi banyak orang pasti menertawakan penampilannya. Bagaimana tidak, sekarang setelah dia sampai di rumah dan melihat kaca, rambutnya sangat berantakam seolah sangkar burung. Ah, Rubi merutuki penampilannya yang selalu memalukan.
"Aduh, kenapa aku selalu seperti ini?" gumamnya. "Pantas saja nyonya tidak menyukai ku, memang kampungan sekali penampilanku" keluhnya membuat Rubi tertunduk lesu.
Rubi membersihkan diri begitu selesai dia makan ke dapur. Tapi, di dapur dia berpapasan dengan Melani. Sehingga membatalkan niatnya.
"Puas kau, puas kan membuat mamaku selalu tidak memiliki muka dihadapan papaku?" tanya Melani membuat Rubi mundur ke belakang, sehingga pinggangnya mengenai pinggiran meja. Dia meringis namun masih bisa menahannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください