webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · 若者
レビュー数が足りません
114 Chs

Chapter 37

Kaito

Setelah menaiki sekitar 700 anak tangga, akhirnya kami sampai di puncak Okiyama. Yang aku bayangkan tentang puncak Okiyama hanyalah tanah lapang dan pepohonan, tapi aku salah.

Saat aku berhasil menaiki anak tangga terakhir aku melihat ada banyak wisatawan yang ada di sini. Dan juga banyak gerai penjual minuman dan makanan. Disini bahkan ada penginapan sederhana dengan bentuk gedung yang masih terbuat dari kayu. Penginapan itu masih terlihat sangat tradisional.

"Huh ... huh ... akhirnya, capek banget aku ...", ucap ku dengan nafas yang terengah engah karena kelelahan mendaki tangga.

Ai menarik lengan jaket ku berkali kali.

"Ada apa?", tanya ku dengan nada lemas.

Ai menunjuk ke langit dengan jari telunjuk nya. Aku pun mengangkat kepalaku dan melihat langit yang tadinya biru cerah sekarang dipenuhi awan hitam yang tebal.

"Haa?! sejak kapan jadi mendung gini seh?", ucap ku kesal.

"Bentar lagi pasti hujan ... gimana nih?", tanya ku.

Wajah Ai mendadak pucat dan tak merespon pertanyaan ku. Aku pun termakan rasa khawatir.

"Ai? ... kamu gak apa apa kan?", tanya ku menepuk pundak nya.

Dia terkejut dan menoleh ke arah ku lalu tersenyum sambil menggelengkan kepala nya memberi tahu ku kalau dia baik baik saja. Tapi senyum mu kali ini terlihat pucat, kau memang tak pintar menyembunyikan sesuatu.

Di saat yang sama seorang gadis dengan rambut berwarna kuning dan memakai Yukata putih bermotif bunga menghampiri kami.

"Loh Ai kan? ... wajah mu keliatan pucet loh, kamu ga papa kan?", tanya gadis itu.

Ai hanya mengangguk kan kepala dan tersenyum pada gadis itu. Lalu gadis itu menoleh ke arah ku.

"Eh ... kamu pacar nya Ai ya?", tanya gadis itu tiba tiba.

"He?! Ano? emm ...", ucap ku bingung memikirkan jawaban yang tepat.

"Nama ku Sakiko Hina, panggil aja Hina, aku pengurus penginapan itu", ucap gadis itu menunjuk ke arah penginapan tradisional itu.

"Ohh ... namaku Okino Kaito", ucap ku memperkenalkan diri.

"Emm, apa kalian saling kenal?", lanjutku bertanya.

"Iya, setiap liburan dulu Ai dan keluarga nya sering ke sini", jawab Hina.

"Ohh ..."

"Udah mau ujan nih, kalian masuk aja ke penginapan ku", ajak Hina.

"Iya juga, Ai juga keliatan capek", ucap ku menggenggam tamgan Ai.

Hina pun menuntun kami masuk ke penginapan nya. Setelah masuk ke penginapan suasana nya menjadi hangat, karena lantai nya masih terbuat dari kayu. Kami pun di antar ke depan sebuah kamar.

"Cuma kamar ini yang kosong yang lain udah pada di pesen", kata Hina membuka pintu kamar itu.

"Ya udah ga apa apa, yang penting Ai bisa istirahat", ucap ku menuntun Ai masuk ke dalam kamar.

"Dan kalian ... jangan berbuat yang aneh aneh ya", ucap Hina tersenyum lalu menutup pintu kamar.

"Aneh aneh?, mana mungkin lah",

"Ya sudah Ai ... kamu tiduran di kasur aja dulu", ucap ku seraya membuka jendela kamar agar udara dari luar masuk ke kamar.

Setelah Ai berbaring di ranjang, aku pun menarik kursi kayu yang terletak di pojok ruangan menuju ke samping ranjang Ai.

"Ai? ... kamu bener ga papa kan?", tanya ku seraya duduk di bangku yang tadi ku tarik.

Ai hanya menoleh ke arah ku dan mengangguk kan kepala nya. Aku sedikit khawatir melihat nya terbaring lemas dengan wajah yang pucat seperti ini.

Mungkin setelah beberapa jam tidur dia akan pulih ...

Aku pun menarik smarphone dari saku celana ku dan membaca novel online di internet sembari menunggu Ai istirahat. Di saat yang sama hujan mulai turun dan membasahi gunung Okiyama. Suara dan aroma hujan ini selalu mengingatkan ku pada Ame.

Ame ... pantas saja arti nama mu adalah hujan ... kau muncul tiba tiba dan menghilang seketika sesuai keinginan mu.

"Aku suka sama Kaito senpai ", ucapan Ame dalam mimpi ku.

Apa arti mimpi itu ya? ... apa itu benar benar Ame? ... apa sebenarnya mau mu Ame?, tolong muncul lah dalam mimpi ku sekali lagi.

Aku ingin melihat wajah mu ... aku ingin mendengarkan suara mu.

Karena mu aku jadi tau bahwa takdir tak akan bisa berubah ... takdir telah membawa mu pada ku ... takdir juga yang telah mengambil mu dari ku ...

Tapi gadis yang tidur di depan ku ini malah punya impian untuk mengubah takdir ...

Itu mustahil bukan?