webnovel
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18

ADURA

Seorang gadis bernama Yena, sudah cukup lama bekerja di Kerajaan Altair sebagai Pengawal Pribadi Raja. Dia dilantik secara langsung oleh Sang Raja dari kerajaan tersebut. Dia juga dipercaya, menjaga Pedang Legendaris Er'dura sebagai pemilik resminya. Namun, belum genap empat tahun Yena menjabat, tersiar isu pembunuh bayaran yang mengincar orang-orang penting di kerajaan. Kabar ini menyebar hingga ke penjuru negeri, tak terkecuali Negeri Aisty. Yena segera ditugaskan mengusut tuntas kasus ini, berpacu dengan waktu. Sebab pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi. Pelaku dengan sadis, meninggalkan tubuh korbannya tanpa kepala. Yena yang hampir putus asa, pulang sebentar untuk sekadar beristirahat dan mendinginkan kepalanya dari tugas. Tak disangka, muncul seorang pemuda bernama Hazard, yang entah dari mana, tahu-tahu membeli rumah di sekitar tempat tinggalnya. Ciri fisiknya sama persis dengan si pembunuh, sesuai keterangan saksi. Sayang, tidak ada yang tahu bagaimana bentuk wajah aslinya. Sehingga kecurigaan Yena masih perlu diselidiki lebih dalam. Membuat Yena makin tertarik untuk mengungkapkan, siapa sebenarnya seseorang yang ada dibalik masker? *** “Tenang saja Nyonya. Saya berjanji, akan menuntaskan semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Raja Altair zaman ini." “Bagaimanapun kondisinya, keluarga adalah hal pertama yang harus kulindungi.” “Aku juga seorang pangeran, tugasku melindungi kampung halaman dari para penghianat dan makhluk perusak.” “Walau kepentingan kami berbeda, tapi tujuan kami serupa. Yakni, mengirimmu langsung ke neraka!" *** Update: Sangat Lambat

DeanyNa · 幻想
レビュー数が足りません
80 Chs
#ACTION
#ADVENTURE
#ROMANCE
#R18

Bab 71 — Ayo, Cepat!

Pengawal kekar itu langsung mengambil kunci dari tangan Eden. "Adnan, Adnan, tinjumu memang sakit. Tapi itu tidak seberapa dibandingkan pengkhianatan yang kau lakukan sekarang. Atau jangan-jangan kau penyusup?"

Sial! Mengapa dia bisa sadar? Padahal tinggal selangkah lagi. Akan tetapi, Eden tiba-tiba mendapat sebuah ide yang cukup brilian.

"Kau tahu Zafran, orang yang kau hormati itu sebentar lagi juga akan kalah telak. Lalu kau akan ikut dibunuh juga sama sepertinya," tutur Eden percaya diri, berusaha menebar bibit-bibit pengkhianatan.

"Tidak mungkin Yang Mulia Firan kalah! Jelas-jelas setiap memerangi musuh beliau selalu sukses mengalahkan mereka semua."

Eden tetap mempertahankan wajah tersenyum penuh intimidasinya. "Kau sungguhan tidak ingin ikut denganku? Bagaimana jika aku adalah orang yang dulunya pernah setia di sisi sang Raja?"

Garis wajah Zafran mulai berubah. Perkataan Eden membuatnya berpikir dua kali tentang kekalahan tuannya.