webnovel

Adikku yang manis : Mau ditampar, Tapi Sayang

“ Kalau sudah besar lebih baik aku pacaran sama laki-laki saja!” Andre adalah bocah berumur 9 tahun yang masih duduk di kelas 3SD. Ia sangat membenci anak perempuan berisik dan cengeng. Tapi mulai hari ini Andre dipaksa harus menjaga adik perempuan barunya! Ibu Andre secara tiba-tiba membawa seorang gadis cilik berumur 5 tahun bernama Nayla, dan menyuruh Andre bertanggung jawab sebagai seorang kakak. Sedangkan ibu Andre sering keluar kota untuk urusan bisnis, apa tidak apa-apa 2 anak ini ditinggal dirumah berdua saja?

Gwenhydreaghea · 現実
レビュー数が足りません
420 Chs

Celana Dalam

Sebenarnya pipi Nayla masih terasa sedikit sakit ada sedikit rasa sakit di tempat Andre baru saja mencubit wajahnya. Pada saat ini, saat Ibu Andre menyentuh bagian tersebut dengan lembut, tanpa sengaja air matanya menetes.

Tapi dia masih menggeleng dengan keras kepala dan berkata dengan suara pelan. "Tidak sakit ..."

"Kau bilang tidak sakit, tapi lihatlah dirimu. Kenapa kau malah menangis?" Ibu Andre memandang Nayla dengan cemas. Kemudian dia mengulurkan tangan dan memeluk Nayla sambil menepuk punggungnya dengan lembut. Jangan takut, sayang. Ibu akan selalu melindungimu. Jika ada yang mengganggumu, kau bisa memberitahu Ibu dan Ibu akan memberikan pelajaran padanya! "

"Baik..." Wajah Nayla menempel ke lengan Andre yang hangat, dan dia bisa mencium bau yang harum dari tubuhnya. Entah kenapa bau itu membuat Nayla merasa nyaman.

"Jangan begitu,Ibu." Andre berdiri dan melihat pemandangan di depannya. Dia mengerucutkan bibirnya dan berkata: "Ibu tidak pernah memperlakukanku seperti itu sebelumnya. Saat aku diganggu oleh anak-anak lain di sekolah, Ibu tidak pernah menghiburku seperti itu sebelumnya! "

"Kau adalah anak laki-laki, Andre. Dan kau lebih tua daripada adikmu! Tidakkah kau malu berkata seperti itu? Anak laki-laki harus kuat!" Ibu Andre menoleh dan menatapnya dengan ekspresi galak. "Siapapun yang mengganggumu, maka kau harus berdiri tegak dan melawan mereka!"

"Aku selalu melawan mereka, tapi Ibu bilang kalau aku tidak boleh memukul orang lain!"

"Memang, tapi kau harus menahan diri. Saat Ibu berkata begitu, Ibu tidak menyuruhmu untuk memukul anak orang lain hingga mereka mimisan!" Balas Ibu Andre dengan tegas. Dia melanjutkan kata-katanya dengan gusar. " Sekarang beritahu aku, sudah berapa kali kelakukanmu membuat pihak sekolah memanggilku tentang masalah ini? "

"..."

Begitu mendengar perkataan Ibunya, Andre kembali terdiam.

Ibu Andre melototi putranya dengan galak sambil memegang tangan kecil Nayla. Kemudian dia berdiri dan berkata, "Kuperingatkan saja sekarang, jika kau berani menindas adikmu,maka aku pasti akan memberikan pelajaran padamu tanpa ampun!"

"Aku mengerti..." Jawab Andre dengan enggan.

"Ayo, Nayla. Ibu akan mengganti pakaianmu sekarang. Maafkan Ibu, tapi hari ini kau terpaksa meminjam pakaian kakakmu. Besok Ibu akan membelikanmu pakaian baru!" Kata Ibu Andre sambil memegang tangan Nayla dan berjalan ke arah kamar Andre.

Andre mengerucutkan bibirnya dengan cemberut setelah mendengar kata-kata ibunya, tapi tidak lama kemudian dia tersadar akan sesuatu.

"Tunggu…" Gumam Andre dengan pelan. Sesaat kemudian dia segera berlari menuju kamarnya dengan buru-buru, lalu mengetuk pintu kamar dan berkata: "Tunggu dulu, Bu! Tadi Ibu berkata bahwa toko pakaian dekat rumah sedang tutup sehingga Ibu tidak sempat membelikan pakaian untuknya. Apakah itu artinya sekarang Ibu ingin dia memakai celana dalam milikku !? "

"Bukannya kau memiliki celana dalam baru yang aku belikan bulan lalu? Kau masih belum pernah memakainya, kan? Jadi tidak masalah jika kau meminjamkan celana dalam itu untuk adikmu !" Suara Ibu Andre terdengar dari balik pintu.

"Tidak !! Aku sudah pernah memakainya !!" Balas Andre dengan panik.

"Benarkah? Yah, kalau begitu biarkan adikmu meminjamnya hanya untuk satu hari saja. Tenang, Ibu nanti akan mencucinya!" Ucap ibu Andre dengan santai.

"Berarti….Berarti dia akan tetap memakai celana dalamku !?" Wajah Andre tiba-tiba merona merah.

"..."

Kali ini Ibunya tidak menjawab. Andre hanya bisa mendengar suara gemerisik pakaian dari dalam kamarnya.

Beberapa saat kemudian, ibu Andre membuka pintu dan melihat putranya yang berdiri di luar pintu. Dia berkata dengan heran: "Memang apa masalahnya jika kau meminjamkan celana dalammu untuk adikmu sendiri?"

Andre berdiri di luar kamar dan mengangkat kepalanya. Mata hitamnya menatap lurus ke arah ibunya. Saat mendengar kata-kata ibunya, rona merah muda menghias pipi Andre yang lembut bagaikan cahaya matahari terbenam di cakrawala. Setelah terdiam selama beberapa saat, akhirnya Andre membuka mulutnya dan berkata dengan ragu: "Tapi dia bukanlah kekasihku maupun orang yang memiliki hubungan darah denganku...Jadi bagaimana bisa Ibu mengijinkannya memakai celana dalamku?"

"..."

"..."

Sesaat keheningan menyertai mereka. Setelah mendengarkan kata-kata putranya, ibu Andre hanya bisa menghela napas dan memutar matanya. Dan tiba-tiba dia melayangkan sebuah tamparan ke kepala Andre sambil berkata dengan tegas. "Apa-apaan? Jangan bilang kalau kau menonton terlalu banyak serial TV tidak senonoh akhir-akhir ini? Beritahu aku sekarang! Jangan berbohong!"

"Tidak, bukan begitu..." Balas Andre dengan pelan. Dia mengulurkan tangan dan mengusap-usap bagian kepalanya yang baru saja dipukul oleh ibunya.

"Tontonan macam apa yang bisa membuatmu berpikiran begitu!? Dasar...Kalian masih kecil, jadi kalian tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal seperti itu!" Ibu Andre terus menyodok kepala Andre dengan jarinya yang kurus, "Pantas saja kau sering mendapat masalah dengan anak-anak perempuan di sekolah! Coba ingat kembali berapa kali Ibu harus mendengar keluhan gurumu selama tiga tahun terakhir!"

"Apa menurut Ibu aku sendiri ingin berdekatan dengan mereka?" Andre mencoba melindungi kepalanya dengan kedua tangan sambil mengintip ibunya dari balik jari-jarinya. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya "Gadis-gadis itu sangat menyebalkan. Mereka selalu menangis hanya karena hal-hal kecil. Dan aku sama sekali tidak ingin berakrab-akraban dengan mereka. Ibu mengerti? "

Setelahmendengarkan kata-kata putranya, ibu Andre menatapnya dengan sangat galak dan berkata, "Sudahlah, aku tidak peduli dengan hal itu. Pokoknya, mulai sekarang Nayla adalah saudara perempuanmu. Dan kau harus bisa menerima hal itu, suka ataupun tidak. Dan karena itulah, hari ini kau harus meminjamkan celana dalammu pada Nayla. Dan Ibu tidak akan menerima kata tidak! "

"Begitu...Baiklah kalau begitu..." Andre mengerutkan bibirnya dan berkata dengan enggan.

"Bagus kalau kau mengerti sekarang! Dan jangan lupa tentang peringatanku yang sebelumnya! Aku tidak punya waktu untuk memberimu pelajaran sekarang, tapi besok aku akan pergi ke sekolah dan menemui gurumu. Dan begitu aku tahu apa alasannya memanggilku kali ini, mungkin aku harus memberimu pelajaran sekali lagi agar kau jera!" Ibu Andre memelototinya sambil berkata dengan suara keras ke arahnya.

"..."

Andre terdiam dengan lesu setelah mendengar perkataan ibunya.

Setelah puas memarahi putranya, ibu Andre menoleh dan tersenyum ke arah Nayla, "Kemarilah, Nayla. Apakah kau mau tidur dengan ibumu malam ini? Sebenarnya Ibu sudah menyiapkan kamar untukmu di sebelah kamar kakakmu. Tapi Ibu masih belum sempat membersihkannya dan berbagai macam perabotan yang baru saja kubelikan untukmu akan memakan waktu cukup lama untuk sampai. Jadi sampai kamarmu benar-benar siap untuk ditempati, sebaiknya kau tidur bersama Ibu dulu, oke?"

"Ya, bagus." Nayla dengan patuh berjalan ke ibu Su Mu, mengangguk, dan menjawab dengan suara yang jelas.

Andretiba-tiba mengangkat kepalanya, menatap ibunya dengan ekspresi terkejut: "Jadi, sekarang Ibu ingin tidur dengannya? Dulu saat aku seusia dia, Ibu tidak mau tidur denganku!"

"Ada apa? Apa kau keberatan? Hmm?" Ibu Andre menatapnya dengan tajam dan melanjutkan kata-katanya: "Adikmu baru saja datang ke rumah kita.Tidak bisakah kau memakluminya sedikit?"

"Tidak...Maaf, tidak ada protes..." Andre menunduk dan mengernyitkan keningnya. Dia merasa bahwa statusnya di rumah ini sebagai 'anak kesayangan Ibu' sedang terancam!