webnovel

Siapa Dia?

Ini bukan hari pertamanya masuk sekolah. Sudah satu minggu dia menjalani hari-harinya sebagai siswi kelas 3 SMA. Gadis dengan rambut panjang itu memang biasa datang lebih awal ke sekolah.

Suasana pagi nan sepi di sekolah menjadi objek favoritnya untuk mengambil gambar gedung luas bertingkat dua itu.

Carla namanya, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai hobi mengambil gambar. Dia selalu membawa kamera digitalnya kemanapun ia pergi. Selain mengambil gambar, hobinya adalah membaca dan menulis.

Carla adalah salah satu siswi yang menulis artikel di blog resmi milik sekolah. Bakatnya bukan hanya itu saja, dia juga aktif mengikuti ekskul dance dan latihan basket. Itulah yang menjadikan tubuhnya terlihat ideal.

Hampir semua siswa di SMA Adipura mengenal Carla. Gadis cantik yang ramah dan mudah sekali akrab dengan orang lain. Tapi Carla juga tak sembarangan dalam berteman. Jika lawan bicaranya membuat ulah, maka Carla juga akan bertindak.

Carla menepikan motor matic hitamnya di parkiran. Masih jam 6 pagi tentu saja sekolah masih sepi. Hanya ada beberapa guru dan penjaga sekolah yang sudah datang. Carla melewati deretan kelas di lantai pertama dan lalu menaiki tangga karena kelasnya berada di ujung kanan lantai dua.

Deretan kelas XII dan kelas X itu masih terlihat sepi. Tapi matanya tertuju ke ruang kelas X-IPA-2. Pintu kelasnya sudah dibuka, sedangkan kelas lain masih terkunci rapat. Apa sudah ada siswa yang datang? Atau ada penjaga yang sedang membersihkan kelas? Tapi rasanya tidak mungkin jika petugas kebersihan yang merapikan kelas-kelas.

Pikiran Carla mulai traveling. Membayangkan hal horor di sekolah seperti yang dia baca di novel.

"Masa sih sekolah ini ada hantunya? Perasaan dua tahun lalu gak pernah horor gini nih sekolah," gumam Carla.

Bulu kuduknya berdiri ketika mendengar suara bangku yang bergeser. Sepertinya memang ada seseorang yang sengaja menggeser bangku di kelas itu.

Carla berjalan mengendap-endap menuju ke kelas yang pintunya terbuka itu. Dengan jantung yang berdegup kencang, Carla memberanikan diri untuk mengintip di ambang pintu. Perlahan tapi pasti, Carla dapat melihat dengan jelas bahwa ada seseorang yang sedang membereskan kelas itu.

"Fiuuuuuhhh! Kirain apaan." Dia menghela napas panjang sambil mengelus dada. Dia memutuskan untuk pergi ke kelasnya yang sudah dibuka oleh penjaga. Ruang kelas XII-IPS-1 masih terlihat rapi karena yang jadwal piket akan membereskan kelas setelah pulang sekolah juga.

Carla duduk di bangkunya yang berada di barisan tengah. Katanya agar jelas melihat ke papan tulis. Tapi saat pelajaran tertentu, Carla akan pindah ke bangku pojok agar bisa bersembunyi. Bangku di sekolah Carla bukanlah bangku yang biasa di duduki oleh dua orang. Tapi bangkunya hanya di duduki oleh satu orang saja.

Carla membenamkan wajahnya di meja. Dia masih terbayang-bayang akan sosok yang sedang beres-beres di kelas 10 itu. Dia siswa atau bukan ya? Carla tak begitu jelas melihatnya. Yang dia lihat dia memakai jas hitam. Sekolah ini memang mempunyai jas almamater tapi bukan warna hitam. Melainkan warna abu-abu tua. Itu pun jarang dipakai saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Jas almamater akan dipakai saat acara-acara tertentu saja. Jika sedang belajar, siswa akan memakai seragam SMA pada umumnya, putih abu-abu. Carla lebih suka memakai blazer model Korea dengan warna yang berbeda tiap harinya. Hari ini Carla sedang memakai blazer warna hitam.

"Masih pagi udah ngelamun aja!" Suara seseorang membuat Carla terkejut. Ternyata suara Alfian, teman sekelasnya. Alfian yang datang sendirian langsung duduk di bangku depan paling ujung. Alfian memang tipe orang yang rajin juga. Masih pagi sudah ada di sekolah. Tidak seperti Revi dan Arfan, dua playboy sekolah yang sering telat masuk kelas dan langganan masuk ruang BK.

"Car!" panggil Alfian.

"Hmmm,"

"Gak jadi deh." Alfian kembali fokus pada buku yang sedang dibacanya. Alfian ini memang pecinta novel. Carla pernah tertarik pada Alfian saat kelas 10 dulu. Tapi dia menyerah karena Alfian lebih dekat dengan Aliya. Carla tak terlalu berani untuk bersaing dengan Aliya yang memiliki karakter kuat untuk memperjuangkan apa yang diinginkannya.

Yang ada dipikirannya sekarang adalah, siapa orang yang ada di kelas 10 tadi? Tak biasanya ada adik kelas yang datang lebih awal ke sekolah. Biasanya mereka akan datang bergerombol dengan teman-teman barunya. Carla memutuskan untuk keluar kelas dan menuju ke ruang kelas X yang hanya terhalang oleh dua kelas saja.

Tapi Carla mengurungkan niatnya ketika melihat gerombolan anak kelas 10 yang baru datang. Dia juga melihat sahabatnya, Viona yang sedang berjalan santai sambil menenteng tas ransel birunya.

"Ngapain lo berdiri di depan pintu? Nungguin jodoh?" ceplos Viona.

"Ngaco! Gue ya ... Nungguin lo, iya nungguin lo hehehe." Carla hanya menyengir kuda.

"Hihihi makasih udah ditungguin, gue kira lo lagi ngecengin adik kelas," goda Viona sambil merangkul pundak sahabatnya dan mengajaknya masuk ke kelas.

Viona duduk di samping kanan Carla sedangkan di samping kirinya adalah tempat laki-laki. Fajri yang duduk di samping kiri Carla. Mereka berdua terlibat obrolan seru sambil menunggu bel masuk berbunyi. Sekolah tempat Carla belajar ini adalah sekolah full day yang masuk jam 7 pagi dan keluar jam 3 sore. Jika ada kelas tambahan pasti akan pulang menjelang magrib.

Jam istirahat sekolah pasti dua kali. Istirahat pertama mulai dari jam 10 dan waktunya 30 menit. Jam istirahat kedua pukul 12 lewat 15 menit dan masuk kembali setengah dua siang. Lumayan lama jika jam istirahat kedua karena ditambah dengan waktu shalat dzuhur. Setiap hari Kamis dan Jum'at siswa pasti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Itupun yang ikutan, kalau tidak ya langsung pulang saja.

Carla sendiri mengikuti kegiatan ekskul fotografi lalu latihan dance setiap hari Jum'at dan latihan basket setiap hari Kamis. Latihan itu rutin dilakukan agar bakat siswa tetap terjaga dan tidak kaku. Setiap hari Kamis dan Jum'at, Carla pasti pulang telat. Terlebih jarak antara rumah dan sekolah itu cukup jauh dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Beruntung sekali Carla bukan tipe anak yang strict parents. Orang tuanya selalu mendukung aktivitas yang dilakukan oleh anaknya di sekolah. Selama itu kegiatan positif dan tidak menganggu waktu sekolah, orang tua Carla tentu mengizinkan anaknya untuk melakukan apa yang disukainya.

Bel masuk pun berbunyi nyaring. Siswa siswi yang sedang nongkrong di depan kelas langsung masuk. Kami melantunkan do'a sebelum memulai kegiatan belajar. Sambil menunggu guru masuk, aku hanya sibuk membaca buku pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Aku menonaktifkan ponsel karena selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, tak boleh ada yang menyalakan ponsel, kecuali jika disuruh oleh guru. Jika ada yang bermain ponsel saat belajar, maka ponselnya akan disita oleh guru.

***