webnovel

AARAM & SANDRA

Sebuah kisah dua remaja yang terlibat pernikahan karena perjodohan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Aaram yang notabenenya adalah sahabat Sandra,Aaram juga pernah menyakiti sahabatnya Dira karena berselingkuh dengan Sona yang tidak lain adalah sahabat mereka juga. Sandra yang memiliki rasa takut untuk membuka hatinya kepada seorang pria karena rasa trauma atas kehidupan kedua orang tuanya di masa lalu,akhirnya terpaksa menerima perjodohan ini karena ia ingin melihat ibunya bahagia. Sedangkan Aaram yang pernah menyakiti hati sahabat Sandra yang bernama Dira juga pernah merasakan penghianatan yang Sona lakukan. Rasa sakit yang pernah Dira rasakan kini Aaram pun merasakannya juga. Awalnya Aaram meminta Sandra untuk menerima dan menyetujui pernikahan ini atas dasar suami istri diatas kertas. Tetapi,ketika Aaram meminta Sandra untuk melupakan kesepakatan itu Sandra menolak karena ia masih belum bisa menerima atau membuka hatinya untuk seorang pria. Bagaimanakah kelanjutan kisah Aaram & Sandra? Apakah Sandra akan mampu membuka hatinya untuk Aaram dan melupakan rasa traumanya? "Aku selalu menutup hati ku untuk pria mana pun. Bagiku semua pria itu sama saja. Sama-sama breng***." ~Casandra Arshavina~ "Aku belajar dari pengalamanku selama aku menjalin suatu hubungan dengan seorang wanita. Pengkhianatan yang pernah aku lakukan dan pernah aku rasakan,kini membuat diriku ragu akan suatu hubungan percintaan dengan wanita mana pun. Tapi,jika aku telah mendapatkan seorang istri maka aku akan menjadikannya ratu dari segala ratu dalam hidupku. Aku akan selalu ada untuknya." ~Aaram Rafasyah Rahardian~ (cerita ini masin nyambung dengan cerita The Coolest yang saya publish di tempat lain,biar tidak bingung saya sarankan baca The Coolest terlebih dahulu)

Eva_Hyungsik · 都市
レビュー数が足りません
330 Chs

254. Sindrom Cinderella Complex

Di sebuah tempat yang cukup jauh dari  hiruk pikuk keramaian kota Jakarta dan juga begitu jauh dari tempat tempat tinggal Aaram dan Sandra,terlihat seorang gadis masih terkurung di dalam sebuah kamar bernuansa putih. Gadis itu masih meratapi nasibnya yang sudah beberapa hari ini terkurung di dalam kamar itu. Sofia,masih terus mengumandangkan nama Darren dan terus meracau tentang Darren.

"Darren milikku…Darren milikku….. Kata mommy apa yang aku sukai itu adalah milikku dan aku harus merebut apa yang sudah menjadi milikku itu,Darren milikku...!" 

Sofia terus berkata seperti itu,seakan-akan sudah terbiasa mendengar perintah dan kata-kata itu dari sang ibu. Sehingga Sofia merasa Darren seperti barang yang  memang jika ia sukai harus segera dimiliki. Sofia tidak menyadari kesalahannya itu,Sofia juga tidak berpikir bahwa Darren bukanlah sebuah barang yang dapat ia beli dan ambil begitu saja.