Akhir pekanpun datang,, dhika sekeluarga pergi berlibur ke Lombok bersama brotherhood yang lain. Sesampainya disana, mereka langsung menempati sebuah villa milik keluarga dhika yang baru beberapa tahun silam di belinya.
Leonna langsung berlari menuju kamarnya, dengan michella mengikutinya dari belakang.
"Come on ona,, bisa gak sih loe kagak perlu lari-larian" teriak chella kesal dan kesulitan membawa tas ranselnya.
"lama!!" teriak leonna cuek.
"butuh bantuan?" michella menengok dan vino berdiri di belakangnya dengan tersenyum manis, memperlihatkan lesung pipinya yang terlihat semakin mempesona.
Michella sempat terpaku sesaat karena senyuman vino yang sangat indah.
"tidak perlu, bang. Aku bisa sendiri" ujar michella menormalkan kegugupannya.
"kamu terlihat sangat kerepotan, lagian kamu tidak mungkin bisa mengejar princess ona" kekeh vino membuat chella ikut terkekeh.
Vino segera mengambil alih tas chella dan berjalan menuju kamar leonna bersama michella. Hingga mereka sampai di depan pintu.
"chellong liat deh pemandangannya indah banget" teriak leonna saat menggeser pintu penghubung balkon yang terbuat dari kaca. Angin berhembus menerpa wajah cantik leonna dan rambutnya.
Leonna menengok dan sedikit kaget saat melihat ada abang tercintanya di dalam kamar bersama dengan chella yang masih berdiri di samping vino.
"abang" ujar leonna manja dan ceria, leonna berjalan menghampiri vino.
"kebiasaan kamu yah, lari-lari di dalam rumah" vino memencet dan menarik pelan hidung mancung leonna membuat leonna terkekeh.
"ya abis aku gak sabar pengen liat pemandangan pantai dan laut itu." Kekeh leonna manja dan bergelayut manja di lengan kekar vino.
Inilah yang selalu leonna lakukan saat berlibur ke Lombok, apalagi kalau bukan memandangi pantai dan lautan luas dari balkon kamarnya yang langsung mengarah ke arah sana. Dhika benar-benar memanjakan princessnya itu, segala keinginannya selalu dhika penuhi.
Chella hanya bisa menatap interaksi antara abang dan adik itu.
"kasian tau chella di tinggal, mana kesusahan bawa tas itu lagi" ujar vino
"sowry chell,, abis loe juga bawa apa aja sih sampe berat begitu. Niat liburan atau pindahan?" ledek leonna
"dua duanya, nona" ujar chella mengerucutkan bibirnya dan itu membuat vino sangat gemas melihatnya.
"ya udah, kalian yang akur di kamar yah. Abang mau cari leon dan rian dulu" ujar vino
"iya abang" ujar leonna
"chell, kalau leonna kambuh lagi. Kamu getok aja kepalanya, nanti juga diam" ujar vino saat berpapasan dengan chella
"siap bang" kekeh chella
"abang mah gitu,, memangnya nana boneka apa" gerutu leonna dengan manja sambil mengembungkan pipinya lucu.
"udah ah abang ke kamar dulu yah, dah princes, dah chella" ujar vino tersenyum manis kearah michella.
"dadah abang, kalau ada rian. Suruh kesini yah bang, leonna mau minta bantuannya" teriak leonna
"kebiasaan kamu nyuruh-nyuruh rian, kasian tau" ujar vino saat di ambang pintu, leonna hanya nyengir saja.
"chell, ayo sini" leonna langsung menarik chella menuju balkon kamarnya.
"loe baru pertama kali kesini kan,, lihat pemandangannya indah banget bukan" ujar leonna
"bener na, ini posisi yang perfect untuk melihat sunset dan sunrice" ujar chella kagum melihat pemandangan di hadapannya.
"yups,, loe bener. Papa dhika memang yang paling is the best deh kalau Menuhin keinginan gw" ujar leonna bangga.
"alah loe muji bokap loe, pas lagi ada maunya" ujar chella duduk di kursi kayu yang ada di sana.
"gw serius kali,, bokap gw itu paling the best. Gw aja pengen punya suami kayak bokap gw yang romantic, perhatian, penyayang dan pastinya setia" ujar leonna antusias.
"umur loe belum genap 20 tahun, malah bahas bahas suami. Kepala gw mendadak migren denger celotehan loe" keluh michella memakai kaca mata hitamnya.
"ya gak nikah sekarang juga, tapi gak apa-apa kan kalau punya keinginan" cibir leonna
"pangeran vino mau loe kemanain?" Tanya chella
"dan itu berita baiknya. Abang sama papa itu sedikit ada kesamaan. Abang juga sangat penyayang, lembut dan baik hati. Kalau masalah romantic dan setianya, gw gak tau. Abangkan belum pernah pacaran, tapi kalau papa farel sih keliatannya kaku gitu dan pendiam. Sepertinya abang juga akan begitu, hanya saja abang lebih murah senyum" celoteh leonna tersenyum membayangkan wajah vino
"tau deh yang lagi jatuh cinta" kekeh chella. "tapi menurut gw, laki-laki yang sempurna itu leon. Ya tuhan dia itu udah tampan bak dewa yunani , sikap dinginnya yang cool, dia gak murahan kayak si datan. Ya tuhan jantung gw selalu ser seran kalau dekat dengan dia" ujar chella heboh.
"aisshhhh mata loe gak lagi gangguan kan?" Tanya leonna seketika membuat chella membuka kaca matanya dan mengernyitkan dahinya bingung.
"gw akui dia memang sangat tampan, kan dia kembaran gw. Gw aja cantik, so pasti kan dia juga harus ganteng" ujar leonna cuek membuat chella mencibir lucu. "tapi sikapnya itu aduhhh buat gw gedeg, lelaki so kecakepan gitu, cool dari mananya? Dia so jual mahal" ledek leonna
"heh, dia pangeran gw. Jangan loe ejek seenaknya, ona jelek" amuk chella membuat leonna terkikik geli.
"iya iya deh nyonya es batu" kekeh leonna menyebalkan
"sekarang diamlah, gw mau menikmati hembusan angin ini dalam tidur gw" ujar chella kembali memakai kaca matanya dan berbaring terlentang di atas kursi kayu panjang.
"ya deh silahkan,, free buat loe. gw mau ke bawah dulu nyari rian" ujar leonna dan chella hanya menjawab dengan mengangkat sebelah tangannya.
Leonna berjalan keluar kamar sambil membaca chat di dalam handphonenya. Karena tak fokus, leonna tak sadar ada anak tangga. Leonna tersentak kaget dan hampir jatuh ke bawah tangga.
"Woaaaaaaaaa!!" teriak leonna hampir jatuh ke bawah tangga, tetapi sepasang tangan kekar memegang pinggangnya hingga leonna jatuh ke dalam pelukan sang penolong.
Mata coklat leonna bertemu dengan mata biru terang milik seseorang yang sangat tampan dan mempesona. Leonna sampai di buat lupa untuk berkedip.
"kamu gak apa-apa, kan de?" Tanya suara bass merdu itu.
"ah yah, aku tidak apa-apa kak verrel" leonna segera menunduk dan mundur saat verrel melepas rengkuhannya.
"lain kali kalau jalan, jangan sambil mainin handphone. Nanti kamu bisa jatuh dan terluka" ucapnya dengan lembut.
"iya kak, terima kasih yah kak verrel" ujar leonna tersenyum manis.
"sama-sama,, kebetulan kamu disini, kakak lagi nyari kak percy atau datan nih. Kakak nyari kamar tapi belum ketemu juga" ujar verrel
"oh begitu. Ayo kak, aku antar ke kamar para laki-laki" ujar leonna ceria membuat verrel tersenyum manis.
Keduanya berjalan berdampingan.
"kakak baru pertama kali yah kesini?" Tanya leonna
"iya de, dulu pas pada liburan kesini. Kakak gak bisa ikut karena ada pekerjaan di luar kota, tapi untunglah sekarang kakak free dan bisa ikut keluarga untuk liburan bersama" ujar verrel membuat leonna mengangguk paham.
"bagaimana kuliah kamu? udah semester berapa?" Tanya verrel
"aku baru semester dua kak, dan kuliah aku lancar-lancar saja, walau kadang bikin sebel karena guru killer" celoteh leonna lucu membuat verrel terkekeh. Tanpa leonna tau, verrel terus melirik leonna yang bercerita dengan ceria dan antusias.
"kakak tau, aku dan datan sering di hukum karena guru killer itu" celoteh leonna
"kok bisa? Pasti kalian bandel yah" ujar verrel membuat leonna terkikik.
"karena apalagi kak, gurunya killer. Tiap ngejelasin bawaannya malah ngantuk yah jadi kita tidur aja di kelas, atau nggak kita pura-pura ijin dan diem di ruang kesehatan atau nggak kantin" kekeh leonna membuat verrel ikut terkekeh.
"tapi gak seru juga kalau masa sma atau kuliah kita gak bandel. Kakak dan kak percy juga dulu gitu pas waktu kuliah, dan yang selalu nolongin kita itu rasya dan si kembar randa rindi kalau kakak dan percy berbuat ulah" ujar verrel membuat leonna melirik verrel yang juga meliriknya.
"begitulah, masa sekola memang masa yang bebas dan masa gila-gilaan" ujar verrel memalingkan wajahnya seketika menstabilkan degup jantungnya yang berdetak kencang.
"kakak bener" jawab leonna antusias membuat verrel tersenyum dan menjadi terasa canggung.
"woyyy verrel" teriak percy yang baru saja keluar kamar.
"per" jawab verrel
"hai leonna" percy tersenyum manis ke arah leonna.
"hai kak percy" ujar leonna tersenyum. "Btw, si kunyuk datan kemana?" Tanya leonna
"kamu kayak yang gak tau dia aja, paling juga lagi nyari mangsa di pantai" ujar percy santai.
"ck,, dasar little buaya kunyuk" cibir leonna lucu dan membuat verrel terkekeh.
"kenapa kak?" Tanya leonna heran
"kamu lucu delia" verrel mencubit pipi leonna gemas, membuat leonna terkekeh.
Tak lama pintu kamar sebelah terbuka dan menampakkan leon dan vino.
"abanggg" panggil leonna antusias dan beranjak mendekati vino, kegiatan itu tak lepas dari pandangan verrel.
"abang, rian mana?" Tanya leonna
"tadi sih sama bunda di bawah" ujar vino.
"heh ona, loe belum mandi yah? Bau keringet loe kecium sampai sini" ujar leon datar.
"masa sih" leonna mencium bajunya sendiri memastikan.
"abang, leonna memang beneran bau yah? Padahal udah pake parfum" ujar leonna terus memastikan
"tidak nana, kamu tetap wangi kok. Leon gak usah di denger" ujar vino
"eh, dasar es batu" leonna memukul lengan leon membuat leon terkikik geli.
"guys, kita di suruh ke bawah sama para father" ujar percy.
"sepertinya aka nada sidang antara para laki-laki" kekeh verrel yang di angguki percy, vino dan leon.
"ona, sana pergi. Loe malah ikut nimbrung sama para laki-laki" ujar leon
"iya iya bawel,, ya udah leonna nyari rian dulu yah. Dadah semua, dadah abang, dadah kak verrel" ujar leonna
"delia" panggil verrel membuat leonna menengok.
"ya kak?" Tanya leonna
"makasih yah" ujar verrel tersenyum manis
"santai saja kak" ujar leonna tersenyum dan berlalu pergi.
***