webnovel

A Mistake : 00 - Meeting

Biasakan untuk meninggalkan jejak setelah membaca ya hehe.

Happy reading.

*

Siapa yang tak ingin menikah di dunia ini?, Semua orang pasti menginginkannya terlebih lagi menikah dan hidup bahagia selama masa-masa pernikahan itu adalah impian setiap orang.

Tak terkecuali bagi mereka yang belum memiliki pasangan hidup, mereka akan berusaha untuk mencari pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria yang selama ini mereka harapkan.  Tapi mencari pasangan itu tak semudah membalikan telapak tangan.

Butuh perjuangan untuk bisa mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kriteria kita. Jika pasangan yang diinginkan itu adalah pria tampan, dengan sejuta pesona maka usaha yang harus dilakukan juga sangat besar salah satunya adalah wajah cantik.

Tapi wajah cantik juga tak akan menjamin jika kau akan bisa mendapatkan pria tampan, ibaratnya hampir sama seperti seorang yang memiliki IPK tertinggi tak akan menjamin bahwa kau akan mendapatkan pekerjaan yang baik.

Karena semua hal itu juga bergantung dari seberapa beruntungnya kau, dan itu biasa disebut sebagai 'Nasib'. Jika kau memiliki wajah cantik tapi tidak bisa memikat hati lawan jenismu maka itu akan sia-sia.

Membicarakan tentang pernikahan, terkadang membuat banyak orang akan merasa sensitif terlebih jika itu wanita berusia 25 tahun. Karena di usia seperti itu banyak wanita yang akan beranggapan jika tidak menikah di usia 25 tahun itu sudah terlalu tua.

Ada baiknya jika menikah itu di usia 23 tahun seperti anggapan banyak orang tua terlebih jika kau sudah memiliki pasangan hidup. Karena jika kau menikah di usia 25 tahun pasti akan ada banyak anggapan mengenai dirimu.

Terlebih jika kau diundang oleh temanmu untuk menghadiri pesta pernikahan. Akan begitu banyak pertanyaan yang nantinya di lontarkan padamu.

'kapan kau akan menyusul?'

'kenapa kau hanya datang sendirian, mana pasanganmu?'

'Jangan bilang kalau kau masih jomblo?'

Itu hanya akan membuatmu marah dan risih, dan mungkin trauma untuk datang ke pesta pernikahan. Karena takut akan ditanyakan hal yang sama. Tapi apa boleh dikata, jika jodoh belum ditangan maka kau hanya perlu bersabar. Karena orang sabar itu disayang oleh Tuhan.

Tapi untuk yang satu ini sepertinya Nara tidak dapat tahan lagi, pasalnya ia sudah mendengar omelan Ny.Kim sejak 1 jam yang lalu. Bahkan kedua telingah Nara seakan terasa ingin lepas akibat lontaran kata yang tiada henti-hentinya di keluarkan oleh ibunya.

Bagaimana tidak, di hari Minggu seperti ini Nara malah asik-asikkan tidur, bukanya membantu ibunya memasak atau belanja melainkan Nara tidur seperti mayat yang sama sekali tidak bisa dibangunkan.

Terlebih, ibu Nara kesal setengah mati melihat Nara yang hanya berdiam diri di rumah sedangkan wanita seusia Nara yang ada di daerah tempat tinggalnya ini sedang pergi berkencan dengan pacar mereka masing-masing.

Bahkan ada yang sudah menikah, tapi Nara?. Jangan beranggapan jika wajah Nara itu jelek atau pas-pasan. Karena Nara memiliki wajah yang cantik bak artis di Korea.

Hanya ada satu alasan yang membuatnya tidak memiliki pacar sampai sekarang.

Jika kalian melihat perawakan Nara, tidak ada yang salah darinya. Ia berpakaian dengan pantas, ia juga selalu berdandan natural sebelum keluar rumah, terlebih Nara itu murah senyum dan pembela keadilan.

Tapi, sifat keras kepala, kekanak-kanakan, egois dan susah diatur adalah hal yang akan kalian temui ketika berkenalan dengan Nara.

Dan itu, yang membuat banyak pria yang ikut kencan buta  dengannya memilih untuk menyerah.

Setidaknya Nara harus menikah dengan pria yang ia cintai bukan karena sebuah perjodohan, itulah prinsip hidup Nara soal cinta dan pernikahan.

"Arggg!!!, Eomma hentikan!!" Pekik Nara sambil berusaha menutup kedua telinganya yang saat ini memerah karena panas.

"Eomma akan berhenti mengomel jika kau sudah memiliki kekasih dan menikah" ucap Ny.Kim dengan suara keras.

Nara mendesah kasar di sana "Kenapa Eomma begitu ingin aku menikah?!" Nara begitu terlihat frustasi sekarang

Karena ini bukanlah pertama kalinya Nara diomeli habis-habisan oleh ibunya mengenai kekasih dan pernikahan, bisa di hitungan ini sudah ke-720 kalinya Nara mendengar Omelan yang sama setiap harinya dan di setiap malamnya. Dan itu membuat Nara kesal setengah mati.

Sekali lagi Nara ingatkan bahwa ia sangat ingin menikah seperti semua wanita di daerahnya ini, Tidak! Seperti semua wanita di dunia. Tapi, masalahnya jodoh belum menghampiri Nara saat ini. Dan Nara dapat simpulkan bahwa Tuhan sekarang sedang mencarikan Nara jodoh yang terbaik.

Jadi, yang perlu Nara lakukan hanyalah bersabar dan menunggu sampai pangeran berkuda putih menjemputnya.

"Iya!, Eomma sangat ingin kau segera menikah sehingga kau tak akan membuat ulah lagi di rumah ini dan tidak membuat eomma merasa malu!!" Ny. Kim bersedekap dada di sana sambil menunjukan kekesalannya karena memiliki putri seperti Nara.

Rasanya uap panas mulai muncul di atas kepala Nara saat ini. Mendengar ucapan Ny.Kim barusan membuat larva di hati Nara mendidih seketika.

"Coba lihat usiamu saat ini!, Kau sudah berusia 25 tahun!, Ingat 25 tahun!" Jelas Ny. Kim dengan penuh penekanan.

"Memang apa salahnya dengan usiaku?!" Ucap Nara tak habis pikir. "Apa semua wanita harus segera menikah di usia 25 tahun?!" Tanya Nara sambil menatap tajam kearah Ny.Kim

"Tentu!, Tentu saja wanita harus menikah di usia 25 tahun!, Apa kau ingin menikah saat kau sudah memiliki keriput dan tua?!" Tanya Ny.Kim balik sambil menyentuh kerutan di wajahnya yang cukup terlihat meskipun sudah di tutupi dengan bedak.

Nara menundukkan kepalanya, menyerah. Dari pada dirinya harus membuang waktu dengan semua perdebatan yang tak akan pernah habisnya. Ada baiknya Nara mengalah. Ia tak ingin menjadi anak durhaka.

Nara kemudian bangkit dari duduknya. lalu, mengambil jaket hitam besarnya yang berada di atas sofa berukuran minimalis itu.

Setelahnya Nara berjalan keluar, tanpa mempedulikan panggilan ibunya yang memintanya untuk duduk kembali dan menyelesaikan pembicaraan mereka.

"Oh!,Nona! Kau mau kemana?" Tanya Tae Hyung yang baru saja masuk ke dalam rumah sesaat Nara membuka pintu. sambil menyantap es krim vanila yang baru saja ia beli di perjalan pulang.

"Aku! Ingin mati!" Jawab Nara kencang, lalu pergi meninggalkan rumah tanpa mempedulikan teriakan adiknya yang terus memanggil dirinya.

Suasana hati Nara saat ini sedang sangat kesal dan satu-satunya yang menjadi sasaran kemarahan Nara adalah batu krikil yang tidak bersalah ini.

Entah kenapa Nara merasa bahwa Tuhan sepertinya sudah lupa untuk mengirimkan Nara seorang jodoh. Lihat usia Nara sekarang, ia sudah menginjak umur 25 tahun dan Sepanjangan umur yang ia jalani ia tidak pernah berpacaran bahkan ditembak oleh pria saja Nara belum pernah merasakannya.

"Kenapa dunia begitu tidak adil!" Kata Nara sambil menatap jengkel kearah pasangan yang kini duduk bersebrangan dengannya di bangku taman ini.

Bukan hanya pacar saja yang Nara tidak miliki, ia bahkan tidak punya pekerjaan tetap sekarang. Semua ini karena kemalasan Nara saat belajar dulu.

Belajarlah dengan giat dan jangan menyerah!, Karena 50 persen itu bergantung dari pendidikan dan 50 persennya lagi bergantung pada Nasib, setidaknya itu pesan yang selalu Nara sampaikan pada Tae Hyung adik tercintanya.

Tapi untung, masih ada satu pekerjaan yang bisa Nara lakukan terlepas dari semua keahlian yang diperlukan ketika bekerja. Apa lagi kalau bukan penjaga minimarket.

Ya, Nara hanya perlu mempersiapkan matanya saja untuk bergadang sepanjang malam menjaga minimarket itu. Dan ini adalah salah satu alasan mengapa Nara selalu saja bangun siang, terlepas dari sisi malas Nara yang tiada tarah.

Dan kini Nara sedang berjalan mengarah ketempat kerjanya, meskipun jam belum menunjukan waktu bagi Nara untuk memulai pekerjaannya. Tapi satu-satunya tempat yang bisa meredam kekesalan Nara hanyalah minimarket.

"Wahhh, ice cream" mata Nara berbinar-binar saat ia membuka penutup ice box itu.

Terlalu banyak ice cream kesukaannya yang terjajar di dalam ice box ini. Sampai-sampai Nara bertingkat mengemaskan didepan ice box itu. Setelah beberapa menit Nara memilih ice cream yang paling ia sukai.

Nara lalu memilih menyantap ice creamnya itu sambil duduk di dalam minimarket yang menampakan pemandangan yang cukup memanjakan mata.

Tak berhenti sampai disitu, setelah habis menyantap ice cream kesukaannya, Nara lalu berjalan mengitari minimarket ini lalu mengambil 2 kotak susu pisang dan langsung menyantapnya di tempat semula.

Waktu berlalu sangat cepat, Nara sekarang sudah sangat kenyang. Terlihat dari banyaknya tumpukan sampah dari berbagai macam jajanan yang ia santap disini.

Dan sekarang waktunya bagi Nara untuk bekerja. Mengingat ini sudah pukul 7 malam artinya Nara sudah harus bergantian dengan pegawai pria yang ada di balik meja kasir itu.

"Terima kasih atas kerja kerasmu" Kata Nara sambil tersenyum ramah pada pria mudah itu.

Nara langsung masuk kedalam bilik kasir. lalu, memasang bad tanda pegawai dan kemudian ia melakukan tugasnya dengan baik.

Entah sudah berapa kali Nara menguap karena mengantuk. Semua ini karena ibunya yang telah dengan tengah membangunkan dirinya. Padahal ia harus bekerja sampai larut malam di minimarket ini.

Hanya butuh beberapa menit lagi bagi Nara untuk mengakhiri kerjaannya hari ini, dan untuk membuat matanya kembali fresh Nara memilih untuk menyeduh secangkir kopi hangat dan meminumnya di tepat.

Nara menguap sesaat pelanggan memasuki minimarket ini.

Terlihat seorang wanita dengan pakaian cukup seksi sedang mengandeng mesra pria berjas mewah yang memiliki ketampanan diatasi rata-rata .

"Selamat datang" sapa Nara sopan selayaknya pegawai.

Wanita seksi itu menarik lengan kekar pria berjas itu untuk mengikutinya ke rak minuman. Diambilnya 2 botol air mineral setelahnya mereka langsung berjalan ke kasir.

Nara yang hanya memandangi wanita itu, susah bisa menebak siapa wanita yang ada di samping pria itu. Jika dilihat dari pakaian wanita itu, sudah dapat di pastikan bahwa wanita itu adalah wanita malam.

Sedangkan pria yang di sampingnya hanyalah pria kesepian yang menghamburkan uangnya hanya untuk memuaskan diri. Dan Nara tidak suka dengan pria seperti itu!

"Semuanya 6 ribu won" Kata Nara setelah memasukan 2 botol air mineral itu kedalam kantong plastik.

Pria berjas itu selesai melakukan transaksi dengan Nara. Lalu dengan mesranya ia mengandeng wanita seksi itu untuk meninggalkan minimarket ini, lalu masuk ke mobil mewahnya.

Akhirnya Jam kerja Nara berakhir tepat setelah jarum panjang mengarah pada angka 12 dan jarum pendeknya yang mengarah pada angka 10.

Nara benar-benar mengantuk sekali, dan ia rasa kopi yang ia minum beberapa menit yang lalu tidak mempan sama sekali. Alih-alih pulang kerumah guna merehatkan mata dan tubuhnya.

Nara lebih memilih untuk menghabiskan waktu di warnet dan bermain game kesukaannya dari pada harus mendengar ocehan ibunya yang pasti akan membuat gendang telinganya pecah sewaktu-waktu.

Setelah bermain sekitar 2 jam, Nara kini melirik ponselnya yang telah menunjukan jam 00:03 KST. Bahkan Nara sempat beberapa kali kalah akibat ponselnya yang terus bergetar tiada henti.

Tidak perlu ditanya siapa yang menghubungi Nara kalau bukan keluarganya sendiri. Ya, Nara sadar meskipun ibunya itu selalu mengomel saat Nara di rumah sebenarnya ibunya itu sangat khawatir pada Nara, tapi sayangnya cara ibunya menyampaikan rasa ke khawatirnya menurut Nara salah.

Hal itu terbukti, saat Nara spontan menjauhkan ponselnya dari telinga setelah mendengar suara ibunya yang berteriak dari sebrang telepon.

"Iya---iya aku akan pulang....lagi pula aku tidak pergi jauh dari rumah, aku hanya pergi ke warnet yang selalu Tae Hyung datangi" jelas Nara seraya membayar tagihan warnetnya.

Sebelum benar-benar keluar dari warnet, Nara membeli semangkuk teopokki yang di jual oleh pemilik warnet dan juga satu buah ice cream vanila kesukaannya. Rasanya sangat luar biasa enak!.

Maklum cacing di perut Nara selalu saja melakukan demo, jadi jangan salah sangka jika Nara makan terlalu banyak. Karena ia hanya ingin memberi makan pada cacing yang ada di perutnya. Hitung-hitung merawat cacing di dalam perutnya agar Nara tetap bisa langsing meskipun makan banyak.

Jarak warnet ini dengan rumah Nara tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu sekitar 30 menit lebih mungkin. Dan untuk mengisi kekosongan selama perjalan pulang Nara memilih untuk melihat sosial media di ponselnya.

Belum sampai 5 menit Nara langsung mematikan ponselnya. Pasalnya hampir seluruh gambar yang keluar di akun sosial medianya itu tentang temannya yang sedang menghabiskan waktu bersama pacarnya.

"Menyebalkan" Gerutu Nara sambil memasukan kembali ponselnya kedalam saku jaketnya dan memilih untuk menikmati ice creamnya yang sekarang tinggal setengah.

Jalanan menuju rumah Nara memang terbilang cukup rawan, meskipun memiliki jalan raya yang luas dengan penerangan yang cukup baik tetap saja jalanan di perumahan  Nara ini akan sangat sepi jika sudah di atas jam 12 malam.

Terkadang Nara merasa takut, jika nantinya ada orang jahat yang mau menculiknya karena wajah cantik yang ia miliki. Memikirkan hal itu membuat Nara bergidik ngeri dan dengan Langkan cepat Nara berlalu pergi dari jalanan rawan ini.

Tapi langkah kaki Nara terhenti saat ia melihat dari kejauhan ada sebuah mobil mewah yang saat ini terparkir bebas di sebrang jalan dengan satu mobil lagi yang terlihat menghalangi mobil mewah itu.

Tak hanya sampai disitu, mata Nara melihat dengan sangat jelas. Ada seorang wanita yang terlihat seperti sedang merogoh setiap kantung baju dan kantung celana yang melekat di tubuh pria itu.

Sepertinya pria itu sedang mabuk berat, terlihat dari posisi pria itu yang saat ini merebahkan kepalanya pada pegangan stir.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan oleh wanita seksi itu, wanita itu langsung pergi dengan pria berotot yang sejak tadi menunggu aksi wanita seksi itu selesai.

Nara hanya melongo kaku melihat insiden itu. Ia sama sekali tak bisa membantu pria malang itu. Ia tak akan mau membahayakan nyawanya sendiri hanya untuk menolong pria yang ia tak kenal sama sekali.

Mengingat,  jika ia sering menonton di drama Korea bahwa komplotan penipu seperti yang ia lihat barusan akan membawa senja tajam dan tak segan-segan membunuh jika ada saksi mata yang memergoki mereka.

Nara spontan memeluk lehernya. Membayangkan hal itu membuat bulu kuduknya merinding.  Tapi rasa penasaran Nara jauh lebih besar dari pada rasa ketakutannya saat ini. Lagi pula, pria menyeramkan itu sudah pergi.

Dengan keberanian yang kurang dari seperempat. Nara perlahan berjalan menghampiri mobil mewah itu.

"Apa pria ini sudah mati?" Tanya Nara yang merasa takut saat pria itu tak menunjukan respon sama sekali setelah Nara beberapa kali mengguncang tubuhnya.

Sejenak Nara berusaha berfikir dan mempertimbangkan untuk tak menolong pria ini. Tapi saat kaki Nara beranjak menjauh dari mobil pria ini secara perlahan. Nara merasa  begitu iba pada pria ini. Terlebih lagi dengan insiden yang baru saja menimpah pria ini.

Setidaknya jika pria ini ditikam atau dibunuh, ada baiknya jika pria ini dibawa ke rumah sakit secepatnya sehingga pria ini bisa selamat. Walaupun akhirnya pria ini akan mati setidaknya orang tua dari pria ini harus melihat anaknya untuk yang terakhir kali kan?  itulah yang dipikirkan oleh Nara.

Setelah mempertimbangkan hal itu Nara perlahan kembali mendekat kearah pria itu, dan dengan hati-hati ia  merebahkan tubuh pria itu ke sandaran jok mobil untuk melihat apakah ada bekas tikaman di tubuh pria ini.

"Eoh?" Nara mengerutkan keningnya sesaat ia melihat wajah dari pria ini.

Pria ini terlihat tak asing dimata Nara. Semakin Nara mengamatinya Nara semakin yakin bahwa pria ini adalah pria yang sama yang beberapa jam yang lalu datang bersama seorang wanita seksi dan membeli 2 botol air mineral di minimarket itu.

Perlahan pria itu membuka kedua matanya dan menatap mata Nara dengan sayu. Mata Nara yang baru saja bertemu dengan mata pria itu langsung berubah terkejut dan perlahan berjalan menjauh. Takut jika nantinya Nara yang akan disalahkan dalam hal ini.

Tapi tangan pria itu lebih cepat dibanding langkah kaki Nara. Mata Nara kembali membesar dan dengan sekuat tenaga Nara berusaha melepaskan genggaman pria itu , tapi sayang Nara tidak cukup kuat.

"Kemana saja kau selama ini?, Aku sangat merindukanmu" Ucap pria bernama Jeon Jungkook itu setengah sadar.

"Mwo!!"

Pekik Nara bingung.

Tanpa aba-aba lagi, Jung Kook langsung menarik Nara dan membawanya kedalam pelukannya. Beberapa kali Nara melawan dan meminta agar pria ini melepaskan pelukannya tapi sekali lagi Nara kalah dari Jungkook.

"Kenapa kau pergi setelah kau membuatku jatuh cinta padamu?" Tanya Jungkook lagi lirih sambil melongarkan pelukan mereka. Bahkan di mata Jungkook terlihat beberapa linangan air mata di sana.

Ini adalah kesempatan bagi Nara untuk meloloskan dirinya dari pelukan pria asing ini. Tapi entah kenapa Nara sepertinya enggan untuk terlepas dan menjauhkan matanya dari tatapan sayu Jungkook yang membuatnya tersihir.

Jika ada umpamaan yang mengatakan bahwa jatuh cinta itu tak butuh waktu lama hanya butuh beberapa detik saja, maka Nara rasa ia saat ini sudah jatuh cinta pada Jungkook.

Perlahan Jungkook menarik wajah Nara untuk lebih dekat dengannya, dan sebuah ciuman mendarat dengan mulus di bibir Nara.

Sempat Nara melawan dan berusaha untuk menjauhkan bibir Jungkook dari dirinya, tapi sepertinya itu tak akan berhasil karena sekarang Jungkook semakin mengeratkan tubuh Nara dengannya.

***

TBC

Haii aku balik lagi dengan cerita A Mistake. Gimana dengan ceritanya bagus?. atau biasa aja?

Aku harap kalian bakalan jadi nyawa lagi bagi aku untuk lanjutin cerita ini.

Berikan komentar kalian, ulasan dan Vote kalian untuk cerita ini.

BIG LOVE YOU ALLLLL

Army_VJcreators' thoughts