webnovel

A Little Longer

Hidupnya bagaikan lilin di dalam kegelapan, membakar dirinya untuk menerangi jalan yang lain. agar tidak ada yang tersesat di dalam kegelapan. Tanpa orang sadari kalau lilin itu mulai kehilangan cahayanya sendiri, dan perlahan meninggalkan semuanya

hikarinoyami13 · アニメ·コミックス
レビュー数が足りません
1 Chs

A Little Longger Arc I Prologue

I'm not own naruto shippuden character or high school dxd

And I'm not own other character in my story

Chapter 1: acr I prologue

Di kota Kuoh, kota yang dulunya terkenal dengan sekolah khusus perempuan atau asrama perempuan yang berkelas, memiliki fasilitas yang lengkap, dan siswi yang ada disana berasal dari keluarga-keluarga kayaraya di kota itu dan ada juga dari kota lainnya menyekolahkan putri mereka di sekolah ternama di Kuoh.

Tapi pada tahun ajaran baru ini pemerintah wilayah kuoh menginginkan sekolah tersebut beralih menjadi sekolah campuran untuk meningkatkan banyaknya siswa dari kota luar untuk bersekolah disana baik laki-laki maupun perempuan.

Dan sekarang sudah masuk kedua tahunnya sekolah itu menjadi sekolah campuran, dan pastinya seperti yang kita tau bahwa kelas tiga disana sekarang semuanya masih di dominasi oleh perempuan.

Pindah scene

Kita beralih sekarang ke sebuah kedai kecil yang terletak tidak jauh dari perkotaan Kuoh, namun letaknya cukup strategis dan ramai dilewati oleh orang banyak. Disana ada terlihat ada dua insan yang tengah menyapu halaman depan kedai yang bertulisan ramen ichiraku tersebut.

"Haaah hari yang melelahkan" ucap perempuan berambut coklat di ikat pony tail panjang mengenakan apron berwarna biru dan bandana putih cream kelelahan.

"Iya, aku juga tidak menyangka hari ini akan datang banyak pelanggan" sahut laki-laki dengan mata biru emerald, dan berambut kuning dengan goresan pipi seperti kumis kucing. Menggunakan apron putih dengan baju berwarna orange cerah yang menyiksa mata, lengan bajunya di lipat sebahu membuat nya terlihat seperti preman, dan ditambah tali putih yang di ikat pada keningnya.

Tidak memakan waktu yang lama akhirnya laki-laki itu menyelesaikan pekerjaannya. Laki-laki itu lalu melihat sekeliling memastikan bahwa tidak ada lagi sampah yang tersisa, setelah itu baru dia meletakkan alat-alat itu kembali ke dalam kedai.

"Kerja bagus Naruto, bagaimana kalau kau ikut makan malam di rumah kami hari ini?" tawar orang tua yang baru saja keluar dari rumahnya mengenakan topi putih kecil pas di kepalanya dengan tulisan kanji di samping kirinya, mengenakan apron, celana dan bajunya sewarna dengan topinya tersebut.

"Ah tidak apa-apa Teuchi jii-san, dia pasti sudah menungguku di apartemen" ucap Naruto lembut pada pemilik kedai ramen tersebut.

"Baiklah kalau begitu. Tapi setidaknya bawalah dua bungkus ramen untukmu dan dia makan di rumah nanti" tawar teuchi pada Naruto.

"Eh? Ba-baiklah jika jii-san memaksa"

Teuchi mengangguk lalu berteriak memanggil perempuan tadi.

"Ayame!!!"

"H-hai!" ucap perempuan itu kaget mendengar Teuchi berteriak memanggilnya.

"tolong buat dua ramen special untuk Naruto… dan pastikan perbanyak narutonya" perintah Teuchi pada perempuan bernama Ayame tersebut. (bagi yang belum mengerti apa itu Naruto yang di maksud, Naruto adalah topping ramen, yang berbentuk bulat dari bambu dan ada seperti pusaran berwarna pink di tengahnya. Cari referensinya di internet)

"Hai tou-chan!"

Ayame segera pergi kedapur membuatkan dua ramen special untuk Naruto yang sudah bekerja keras hari ini sebagai tanda terimakasih. Beberapa menit kemudian Ayame kembali dengan dua bungkus ramen di tangannya dan memberi itu kepada Naruto.

"Hai, ini untukmu dan dia makan nanti Naruto-kun. Titip salam untuknya ya" ujar ayame seraya menyerahkan ramen itu pada Naruto.

"Terimakasih banyak ayame nee-chan, Teuchi jii-san" ucap Naruto.

"Ya! Anggap ini ucapan terimakasih dari kami berdua atas kerja kerasmu hari ini" balas Teuchi.

"Kalau begitu aku pulang dulu jii-san, Ayame nee-chan"

"Hati-hati di jalan Naruto-kun" ucap Ayame melambaikan tangannya.

Pindah scene

Setelah Naruto turun dari halte bis dia lalu merenguh ponsel di kantongnya melihat jam. Naruto menghela nafas lelah lalu kembali berjalan menuju rumah.

Beberapa menit berjalan akhirnya Naruto berhenti di depan apartemen kecil dan sederhana, dengan pagar dari beton yang sudah berlumutan, dengan satu batang pohon di belakang pagar membuat apartemen itu terlihat sederhana.

Ya… sangat sederhana dan letak apartemen tersebut lumayan jauh dari perkotaan, namun tidak terlalu jauh dari sekolah Kouh high school.

Sesampainya di depan pintu, Naruto langsung merenguh sakunya dan membuka pintu.

CLEK

"Tadaima" ucap Naruto masuk lalu melepaskan sepatunya dan di tempatkan di rak sepatu.

Apartemen yang tidak terlalu besar, memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi, tentunya wc tempatnya terpisah dari kamar mandi.

Dan ruang tengahnya dengan ukuran 3x4(meter) yang menjadi satu dengan dapur, dengan satu meja persegi kecil. (jika bingung lihat bentuk apartemen dalam film anime hataraku maou sama).

"Okaerinasai Naruto nii-chan, maaf malam ini aku tidak bisa membuatkan makan malam, bahan makanan kita minggu ini sudah habis. Tapi masih ada ramen simpanan onii-chan di dalam lemari, jika onii-chan mau akan ku buatkan." ujar perempuan dengan rambut kuning di ikat twin tail mengenakan kaos tidur berwarna orange cerah dan gelombang bulat seperti pusaran air dengan warna merah di punggungnya.

Dia sekarang tengah menonton televisi sambil memakan beberapa buah jeruk di atas meja kecil. Mata nya berwarna biru cerah seperti Naruto, tapi yang membedakan mereka hanyalah dia tidak memiliki garis-garis di pipinya dan Naruto laki-laki sedangkan dia adalah perempuan.

"Jangan ganggu ramen limited edition onii-chan!" ucap Naruto mencentil kening adiknya itu.

"Dan Kebetulan hari ini onii-chan diberi dua ramen dari jii-san untuk kita" lanjut Naruto duduk di depan adiknya.

"Benarkah? Padahal aku ingin sekali memakan ramen yang ada di dalam lemari…" ucap perempuan itu menjahili Naruto. Naruto yang di jahili adiknya itu hanya bisa menggeleng kepala.

"Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan ramen yang di dalam lemari itu"

"Sore de (jadi) Kenapa Naruto nii-chan pulang lambat dari biasanya hari ini?" Tanyanya mengalih pembicaraan sambil membereskan meja makan.

"Maaf Naruko, hari ini kami kedatangan banyak pelanggan" ujar Naruto lalu meletakkan ramen di atas meja.

"Ayo kita makan, nanti ramennya keburu dingin" lanjut Naruto memberikan ramen bagian Naruko.

Naruko mengangguk lalu membuka ramen miliknya. Terukir senyuman indah di wajah Naruko saat melihat di dalam ramennya terdapat cukup banyak Naruto (toping ramen dijepang) yang sangat di sukai kakaknya itu.

"Ini untuk Naruto nii-chan karena sudah bekerja keras" ucap Naruko memasukkan Naruto bagiannya kedalam ramennya Naruto.

"Wha benarkah? Arigato ne Naruko, dai suki! (I love you so much)" ucap Naruto senang sekali saat mendapat tambahan Naruto dalam ramennya, tanpa dia sadari kalau ucapannya barusan membuat rona merah di wajah Naruko.

"B-baka!" ucap Naruko lirih sambil menggigit ujung sumpitnya. Entah sejak kapan dia menjadi seperti ini, dia bahkan sudah lupa kapan dia mulai seperti ini. Naruko tentunya menyadari akan perasaan yang dia rasakan.

Akan tetapi… Ini adalah Perasaan yang tidak seharusnya dia miliki terhadap Naruto, perasaan yang 'mungkin' tidak akan pernah terbalas.

Andaikan saja… itulah kata-kata yang diharapkan oleh Naruko.

"Andaikan saja…" Naruko melihat ramennya itu dengan wajah sedih.

"Hmm? Andaikan apa Naruko?" Tanya Naruto saat mendengar Naruko mengucapkan kalimat tersebut.

"Eh? A-Apa?" Naruko tersadar bahwa dia baru saja mengatakan apa yang dipikirannya lansung kaget saat Naruto bertanya kepadanya. Naruto melihat Naruko salah tingkah seperti itu menaikkan sebelah alisnya terheran-heran apa yang dimaskud Naruko dengan kata 'andaikan' tersebut.

"Ie, nandemo nai desu (tidak ada apa-apa)" ucap Naruko dengan raut sedih lalu kembali memakan ramennya.

Naruto menjadi bingung dengan sikap Naruko 'apakah terjadi sesuatu padanya?' tapi sekarang mereka sedang makan, tidak seharusnya dia membahas hal serius disaat sedang makan. Naruto juga melanjutkan makan nya dan mengkesampingkan hal tersebut.

Di sela makannya, diam-diam Naruko memperhatikan kakaknya makan dengan semangat, dia tersenyum sendiri saat melihat tingkah kakaknya itu yang tidak pernah berubah.

'Demo… kore de ii (Tapi… ini lebih baik) selama aku bisa bersama Naruto nii-chan, aku merasa bahagia' batin Naruko senang.

Belum sampai sepuluh menit lamanya mereka makan Naruto sudah menyelesaikan bagiannya terlebih dulu.

"Ah~~ ramen special kedai Teuchi jii-san benar-benar enak" ucap Naruto setelah menghabiskan kuah ramennya hingga tidak ada tersisa didalamnya.

Naruko tentu tidak terlalu terkejut melihat Naruto sudah selesai duluan karena memang seperti itulah kakaknya ini jika mengenai ramen. Naruto yang sudah selesai makan lalu membereskan mangkok ramennya lalu duduk sambil menonton televisi.

Naruko baru saja ingin memasukkan ramen kemulutnya, tapi saat dia melihat kalau ada bekas kuah di pipi Naruto, dia meletakkan sumpitnya lalu mengambil sapu tangan dan menghapus kuah yang ada di pipi Naruto.

Naruto yang tengah fokus menonton tentu saja melirik kearah tangan Naruko yang menghapus kuah di pipinya. Tindakan Naruko tersebut membuat pipi Naruto sedikit merona karena malu.

"Ada bekas kuah di pipi Naruto nii-chan" ucap Naruko saat melihat Naruto yang terlihat agak terkejut.

"A-aku bisa membersihkannya sendiri!" ucap Naruto lalu menonton kembali acara di tv. Naruko terkekeh melihat tingkah kakaknya itu lalu menghabiskan ramennya.

Setelah Naruko menyelesaikan makannya, dia membersihkan meja lalu duduk bersebrangan meja dari Naruto menonton tv sambil memakan jeruk di atas meja.

Naruko yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu melirik kearah Naruto yang tengah focus menonton sambil memakan jeruk. Namun masih ada keraguan dan rasa takut didalam dirinya untuk menyampaikan hal tersebut.

Naruko menghembuskan nafas kecil dan Akhirnya dia memberanikan diri untuk mengatakannya.

"Nee naruto nii-chan, bulan depan kita sudah masuk SMA bukan?" Tanya Naruko.

"Hmm? Ah iya. Memangnya kenapa Naruko?" Tanya Naruto yang mata nya masih terfokus dengan tv.

"Bo-bolehkah aku membeli sepatu baru untuk sekolah besok?" Tanya Naruko ragu-ragu.

Mendengar permintaan Naruko membuat Naruto menghentikan acara memakan buah jeruknya. Naruko yang melihat Naruto berhenti memakan buah jeruknya menjadi takut kalau Naruto akan memarahinya.

Dia sadar kalau mereka tidak punya cukup uang untuk hal seperti itu. Dia juga sadar kalau sekarang Naruto tengah bekerja keras mencari uang untuk membayar apartemen mereka yang belum lunas bulan ini.

Tapi tetap saja dia ingin sekali membeli yang baru, dia tidak mungkin pergi ke sekolah memakai sepatu yang sudah lama itu. Ukuran kakinya tidak mungkin sama dengan yang dulu, walau begini dia sudah besar dari yang dulu.

"S-soalnya sepatu yang lama sudah sempit, t-tidak bisa di pakai lagi" lanjut Naruko gugup memberikan alasan sambil memainkan kedua telunjuknya.

Naruto tetap masih diam mendengar alasan dari Naruko tersebut. Naruto diam bukan berarti dia sedang marah, namun Naruto sekarang tengah memikirkan cara mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi keinginan Naruko itu.

"Ta-tapi kalau tidak bisa juga tidak apa Naruto nii-chan, aku tidak memaksa kok" ucap Naruko lemah.

Naruto meletakkan jeruknya di atas meja lalu memejamkan matanya, mempertimbangkan dan memperhitungkan pengeluaran uang yang akan di pakai jika di tambah sepatu Naruko.

Tidak Cuma sepatu, dia juga harus memperkirakan nanti jikalau Naruko ingin belanja atau yang lainnya. Ya tentunya dia tidak bisa membawa Naruko pergi hanya membeli sepatu, dia juga harus mengajak Naruko belanja yang di perlukan lainnya.

Naruko yang masih belum di beri jawaban sedari tadi benar-benar takut kalau Naruto akan marah padanya karena dia meminta sesuatu di saat mereka sedang susah mencari uang.

Naruko menundukkan kepalanya tidak berani menatap Naruto, dia merasa bersalah karena egois sendiri. Dia harusnya lebih bisa menahan diri, dan melihat keadaan ekonomi mereka yang sekarang ini sedang kesulitan.

"Ma-maafkan aku naruto nii-chan, a-aku han—" Naruko menyelesaikan ucapan nya saat merasakan tangan Naruto mengusap kepalanya dengan lembut.

Naruko mengadahkan kepalanya melihat Naruto yang tengah tersenyum padanya.

"Baiklah, nanti sehari sebelum kita sekolah. Onii-chan akan mengajakmu pergi ke mall membeli sepatu untukmu" ucap Naruto lembut. Terdapat keraguan di hati Naruko saat Naruto berkata seperti itu, karena logikanya saja kakaknya sekarang tengah kesusahan mencari uang.

"Yakusoku yo (aku janji)" lanjut Naruto saat melihat wajah Naruko yang tidak yakin dengan kata-katanya barusan. Seketika Wajah Naruko seketika menjadi senang karena kakaknya mau membeli sepatu baru untuknya.

GREP!

"ARIGATO Naruto nii-chan! Daiiii suki" Naruko sangat senang lalu meloncat memeluk Naruto.

Membuat Naruto berusaha menyeimbangkan badannya yang hampir oleng kebelakang. Naruto awalnya kaget karena di peluk secara tiba-tiba oleh Naruko, tapi dia kemudian ikut tersenyum saat membayangkan betapa senangnya Naruko sekarang lalu membalas pelukan Naruko mengelus surai pirangnya yang menawan.

"Hehehe, doitashimashite Naruko. Nah sekarang tidurlah, sudah larut malam" ujar Naruto mengakhiri pelukan mereka.

"Hai Naruto nii-chan" balas Naruko lalu pergi mengambil futon mereka.

"Oyasuminasai Naruto nii-chan" ucap Naruko yang masih merasa senang.

"Hm, oyasuminasai Naruko" balas Naruto.

Belum lima menit lamanya Naruko sudah tertidur dengan nyenyak, tapi tidak dengan Naruto. Dia sekarang tengah memikirkan cara mendapatkan 'sedikit' uang tambahan untuk membeli sapatu Naruko nanti.

NARUTO POV

'Sepatu baru untuk Naruko… dengan pekerjaanku di kedai ramen Teuchi jii-san mungkin tidak akan cukup. Apa lagi uang apartemen bulan ini belum aku bayar. Aku tidak mungkin memakai tabunganku untuk hal seperti ini, aku harus lebih berhemat, ada sesuatu yang lain harusku beli untuk Naruko nantinya. Tapi…' pikirku bimbang.

"Haaaah"

Aku menghela nafas lalu melirik Naruko yang nyenyak tertidur.

'Tidak terasa sudah lima tahun berlalu…'.

Aku duduk lalu memperbaiki selimut Naruko.

'…Dan sekarang kamu sudah menginjak SMA'

Aku tersenyum lalu kembali merebahkan badanku.

'Lebih baik aku besok pergi mencari pekerjaan paruh waktu untuk menambah biaya.

Mungkin di beberapa toko-toko yang sering di kunjungi membutuhkan pekerjaan tambahan?...'

'…Atau mungkin tidak ya?' batinku ragu.

Aku meraih ponselku lalu mengirim pesan ke Teuchi jii-san. Aku memberitahunya bahwaa besok aku tidak bisa masuk kerja karena harus pergi mencari tambahan kerja.

NARUTO POV END

Naruto meletakkan ponselnya kembali lalu mengalihkan pandangannya kearah naruko yang sedang tertidur pulas.

Senyuman tipis terukir di wajah naruto saat memperhatikan wajah naruko. Tanpa terasa bahwa dia juga ikut tertidur.

SKIP TIME

Pagi harinya

Naruto bangun lebih awal dari Naruko, lalu mencuci muka dan hanya minum air putih saja. Setelah itu dia diam-diam pergi keluar tanpa makan sedikitpun karena persediaan makanan mereka yang sudah menipis.

'Aku pergi dulu Naruko, berharap aku bisa menemukan lowongan kerja paruh waktu' batin Naruto.

"ittekimasu" ucap naruto pelan, agar tidak membangunkan Naruko.

Tidak lama setelah Naruto pergi Naruko terbangun dari tidurnya, dia melihat kesampingnya tidak ada lagi Naruto disana.

Naruko mengambil catatan kecil diatas futonnya Naruto yang sudah di lipat dengan rapi.

Kawaii imouto yo (adik yang imut)

Naruko, maaf aku tidak membangunkanmu. Aku sudah meletakkan uang di atas kulkas untukmu membeli bahan makanan kita nanti, dan sedikit tambahan untukmu sarapan pagi.

Tertanda : onii-chanmu yang tampan \(^o^)/

"Yosh malam ini aku akan membuat makanan special untuk Naruto nii-chan, dia pasti akan senang saat dia pulang nanti" ucap Naruko semangat.

Tanpa berlama-lama Naruko bangkit lalu kekamar mandi dan bersiap-siap, setelah itu dia mengambil uang di atas lemari kulkas, dan pergi kepasar membeli bahan makanan untuk minggu ini.

Bersama Naruto

Naruto sekarang tengah berjalan mengelilingi kota mencari tempat lowongan kerja paruh waktu untuk uang tambahannya, namun sedari tadi belum dia temukan satupun lowongan kerja untuknya.

SKIP TIME

Hari sudah mulai malam. Sudah sekian lama dia berjalan kesana kemari, tidak menemukan orang yang membutuhkan pekerja paruh waktu.

Pada akhirnya dia berhenti di depan café berwarna pink berpadu dengan putih yang letaknya di dekat taman karena di kacanya bertuliskan.

'Dibutuhkan pekerja paruh waktu cepat'

"Wha akhirnya" ucap Naruto saat melihat tulisan 'di butuhkan pekerja' langsung masuk kedalam tanpa membaca keterangannya lebih lanjut.

KRING~

Suara bel kecil di atas pintu itu berbunyi saat Naruto masuk kedalam.

"Wah ramainya pelanggan disini, kira-kira dimana ya ruang managernya?" ucap Naruto entah kepada siapa.

Pelayan yang melihat naruto yang berdiri di dekat pintu pergi menghampiri Naruto.

"Irasshaimase. Ada yang bisa saya bantu, goshujin-sama?" Tanya pelayan itu lembut.

"Ah ya, apa boleh saya bertemu dengan maneger disini?" Tanya naruto sopan.

"Hai, douzo kochira e (silahkan disebelah sini)" ucap pelayan itu menuntun jalan Naruto.

Naruto mengikuti pelayan itu kelantai dua sampai di depan pintu yang bertuliskan.

"Manager office room"

TOK TOK TOK TOK

"Masuk!" jawab orang dari dalam.

CLEK

"Permisi nyonya, ada orang yang ingin bertemu anda" ujar pelayan itu.

"Baiklah terimakasih, Kau boleh pergi" balas orang yang ada didalam ruangan itu.

"Arigato nona" ucap Naruto kepada pelayan tersebut.

Naruto lalu kembali focus kedepan, dan agak sedikit terkejut dengan orang yang ada didepannya. Lebih tepatnya Naruto sekarang tengah melirik kearah perempuan yang tengah focus membaca buku saku mini.

Orang yang duduk dimeja utama Merasa perhatian Naruto tidak kearahnya diapun sedikit berehem untuk menarik perhatian Naruto kembali.

"Ehem"

Mendengar suara 'ehem' Naruto langsung saja memfokuskan dirinya keorang penting didalam kantor tersebut. Di hadapan Naruto ada satu perempuan seumuran dengannya. Perempuan berambut hitam pendek dan mata berwarna ungu yang dihiasi kacamata kecil, mengenakan baju casual dengan rok pendek selutut tengah focus membaca buku saku mini.

Dan perempuan satunya lagi perempuan dewasa duduk di meja kerja dengan rambut di ikat twin tail dengan matanya yang berwana ungu.

"Jadi ada perlu apa kau ingin menemuiku?" Tanya manager tersebut.

Naruto untuk kesekian kalinya dia melirik sejenak kearah perempuan yang sedang membaca buku yang benar-benar tidak menyadari kehadirannya sebelum dia memperkenalkan diri.

"Ma-maafkan ketidak sopanan saya nyonya, perkenalkan nama saya Naruto Uzumaki. Saya datang kemari karena saya membaca kalau café anda sedang membutuhkan tambahan pekerja paruh waktu" ucap Naruto memperkenalkan diri, membuat perempuan yang sedari tadi tengah focus membaca bukunya terhenti.

"Ah, apakah kau yakin?…" Tanya nya untuk memastikan. Naruto mengangguk tanpa ragu dan manager tersebut melanjutkan ucapannya

"…Baiklah sebelumnya perkenalkan namaku Serafall Sitri" ucap serafall memperkenalkan diri.

"Dan yang sedang mambaca buku itu adalah adik kesayanganku Sona Sitri" lanjutnya memperkenalkan adiknya.

Kali ini wajah Naruto dan perempuan yang bernama Sona akhirnya bertatapan. Naruto tidak tau harus mengatakan apa, yang hanya bisa dia lakukan sekarang hanyalah tersenyum dengan canggung.

Sedangkan disisi lain perempuan yang bernama Sona benar-benar tidak menyangka kalau mereka akan bertemu disini. Melihat Naruto yang tersenyum canggung kepadanya dia tidak tau harus merespon seperti apa. Dia juga bingung dengan perasaan yang dia rasakan saat ini, senang? Sedih? kesal? Semuanya bercampur aduk setelah bertemu dengan Naruto. Berusaha menjaga image nya Sona hanya memasang wajah biasa-biasa saja seperti orang yang baru bertemu.

"A-ano… hisashiburi ne (lama tak bertemu) Sona-chan" ucap Naruto memcahkan sunyi diantara mereka dan menggunakan suffix –chan pada Sona. Membuat Serafall menaikkan sebelah alisnya, tapi seketika Serafall ingat dengan cerita Sona kepadanya dulu.

'Hohoho rupanya begitu?' batin Serafall memperhatikan wajah adiknya.

"Jangan panggil aku dengan nama depanku Uzumaki-kun. Itu menjijikkan" ucap Sona datar seraya memperbaiki letak kacamatanya yang melorot. Namun di balik wajah datarnya itu dia sedang barusaha mengendalikan emosinya agar tidak terlihat oleh kakaknya dan Naruto.

Tanpa Naruto sadari pipi Sona agak sedikit memerah karena Naruto memanggilnya seperti itu di depan kakaknya, hanya Narutolah yang berani memanggilnya seperti itu saat dia masih kecil hingga sekarang. Tapi bagaimanapun usaha Sona untuk menutupi rona dipipinya dia tidak bisa menyembunyikan hal itu dari kakaknya yang sekarang tengah senyum-senyum melihat dia.

"Ehehe, Kamu tidak berubah ya Sona-chan"

"Gh!" Sona menggerutu lalu kembali membaca buku kecilnya.

Serafall merasa puas dengan pertunjukan didepannya tersebut, melihat adiknya membuat ekspresi seperti itu… sudah lama tidak dia lihat. Merasa puas dengan apa yang dia lihat dihadapannya dia kembali melanjutkan penjelasannya.

"Baiklah naru-tan shift kerjamu akan di mulai dari jam tujuh malam hingga tutup. Dan kau akan mulai bekerja hari ini. Apa kamu keberatan?" Tanya Serafall.

"E-Eh hari ini? Apakah aku langsung diterima?" Tanya Naruto ragu.

"Yah sepertinya aku memiliki beberapa alasan untuk menerimamu" ucap Serafall sedikit melirik kearah adiknya

"ARIGATOGOZAIMASU sera-sama" balas Naruto sangat senang, dia benar-benar tidak menyangka akan langsung diterima begitu saja.

"Tidak-tidak jangan dengan suffix –sama, rasanya agak aneh di panggil seperti itu. Panggil saja aku Sera-tan" ujar sera atau lebih tepatnya perintah.

"A-ano bagaimana dengan sera-san?" tawar Naruto.

"SE-RA-TAN" ucap sera penuh dengan penekanan dengan senyuman yang menawan.

"B-baiklah se-sera-tan" keringat bercucuran di wajah Naruto saat melihat sifat unik dari manager nya ini.

'Sangat berbeda dari Sona-chan' batin Naruto ngeri.

Sedangkan Sona hanya acuh dengan interaksi kakaknya itu dengan Naruto dan terus membaca buku yang ada di tangannya sekarang.

SKIP TIME

Malam harinya bersama Naruto.

Sekarang Naruto di dalam ruang Serafall tengah duduk di kursi tamu disamping Sona, dengan meja yang sudah di sediakan teh, dan Serafall duduk bersebrangan dari Naruto dan Sona.

Sona memasang wajah yang serius memperhatikan papan yang ada di atas meja, sedangkan Serafall dengan santainya meminum tehnya sembari menunggu gilirannya. Sona benar-benar berpikir keras dan akhirnya menggerakkan bidaknya pada papan tersebut.

Serafall yang mendapat gilirannya tanpa ragu menjalankan bidaknya dan mengakhiri permainan.

"Chekkumeito!" ucap Serafall meletakkan buah caturnya.

Sona memerjapkan matanya beberapa kali, dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana jalan dan cara kakaknya itu yang selalu menang melawannya. Sona tidak pernah di kalahkan dalam permainan catur kecuali oleh kakaknya ini.

"Yatta! Aku menang lagi So-chan… 9 kali win strike dalam beberapa hari ini dan ini untuk ke 197 kalinya dalam bulan ini" ucap Serafall senang lalu menulis di dalam buku kecil angka yang dia menangi. Naruto yang sedang menyerup tehnya jadi tersedak karena mendengar jumlah bermain mereka.

"Apa kalian sering bermain catur di rumah?" Tanya Naruto heran dengan angka kemenangan Serafall.

Sona memijit batang hidungnya dan menghela nafas karena lelah berfikir melawan kakaknya ini. Sepertinya dia membutuhkan banyak karbohidrat dan protein untuk otak dan tubuhnya nanti.

"Kami sering bermain untuk mengisi waktu luang" ucap Sona lalu menyerup teh miliknya. Setelah itu Sona berdiri dan mengambil tasnya sandangnya. Saat di depan pintu Sona terhenti saat Naruto berbicara dengannya.

"Eh apa kamu sudah mau pulang Sona-chan?" Tanya Naruto santai.

Sona menatap tajam Naruto saat dia masih memanggilnya dengan nama depannya 'Lagi dan lagi'. Sona tidak menjawab perkataan Naruto lalu pergi dari sana.

"Sepertinya dia masih marah denganku" ujar Naruto.

"Ie(tidak)… dia tidak marah padamu…" timpal Serafall membuat Naruto mengalihkan perhatiannya pada Serafall.

"Benarkah?"

"Mungkin"

"Haaah~ bisakah anda memberi kepastian sera-sa—" Naruto tidak bisa menyelasaikan kalimatnya saat dia merasakan kakinya di injak dengan keras.

DHUUKK

"Itte!!!" ringis Naruto kesakitan.

Serafall melihat Naruto sebal dengan aura ungu yang keluar dari atas kepalanya membuat Naruto pasrah dengan kakinya yang di injak.

"Ma-Maafkan saya sera-tan" ucap Naruto menangis anime.

"Sona-chan dulu sering sekali menceritakan tentangmu. Walau ini pertama kalinya aku bertatap muka denganmu…" Serafall berbicara seolah dia tidak melakukan apa-apa pada Naruto. Serafall lalu mengalihkan pandangannya kearah foto keluarga yang berada di meja pribadinya.

"Saat itu aku sedang sekolah diluar negeri jadi aku hanya mendengar ceritanya lewat telepon saja. Anak itu selalu semangat saat bercerita tentangmu."

��urayamashi wa(aku sangat iri)" gumam Serafall namun masih dapat didengar oleh Naruto.

"kenapa?" Tanya Naruto heran.

"datte(karena) so-chan bahagia sekali waktu itu…" Serafall menundukkan kepalanya sedih mengingat bahwa dia sendiri sebagai kakak tidak bisa membuat adiknya sebahagia itu.

"…Dia tertawa, tersenyum dan merasa senang saat itu. Walau aku hanya bisa mendengar suara tawanya lewat telepon, aku ikut merasa senang. Tapi jujur aku sangat iri dengan orang yang membuat dia tertawa dan senang seperti itu" ujar Serafall lalu melihat kearah Naruto.

Naruto hanya bisa diam mendengar cerita dari Serafall. Dia tidak bisa berkata apa-apa kecuali merasa bersalah akan apa yang sudah terjadi.

"Dan aku tidak menerima kabar dari dia lagi sejak kau pergi meninggalkan dirinya"

"Gomen"

"Ya ini semua salahmu…" ucap Serafall ketus.

"… Humph, karenamu So-chan yang dulunya imut dan menggemaskan sekarang menjadi So-chan yang membosankan dan berwajah tembok" ucap Serafall sebal.

Naruto hanya bisa menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Haaah… Ma, sikatanai wa (yah, mau bagaimana lagi), yang lalu biarlah berlalu. Aku berharap dengan bertemunya kau dengannya disini akan membawa perubahan dengan sikapnya itu"

Serafall melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

"Baiklah Naru-tan malam ini adalah awal dari kau bekerja, pastikan pelanggan senang dan bahagia! Oke" ucap Serafall semangat di akhiri dengan kedipan mata.

"Siap! sera-sa..."

DHUUK

"Itteeeeee!" sekali lagi Serafall menginjak kaki Naruto saat Naruto akan memanggil nya dengan suffix –san.

"Hmm? Tadi kamu bilang sesuatu Naru-tan?" Tanya Serafall tersenyum mempesona.

'Si-sial, kenapa nasibku harus seperti ini?' batin Naruto menangis.

"Ah-ahahaha saya tidak mengatakan apa-apa kok, Sera-tan" balas Naruto pasrah.

"Oh iya, ngomong-ngomong café ini tutup jam berapa Sera-tan?"

"Café ini tutup jam sembilan malam, jadi kamu hanya mendapat dua jam bekerja. Jika kamu bekerja dengan bagus maka kamu kemungkinan akan bekerja tetap di sini. Jika kerjamu tidak bagus maka aku secara pribadi akan menendang bokongmu keluar" jawab Serafall dengan santai lalu menyerahkan seragam kerja pada Naruto.

"A-apa aku harus mengenakan pakaiian ini?" Tanya Naruto ragu saat dia melihat seragam kerjanya yang bagus. Jujur sebenarnya ini pertama kalinya dia memakai pakaian kerja seperti ini.

Biasanya dia hanya mengenakan pakaiian sehari-harinya untuk bekerja di kedai Teuchi.

Serafall menyerup tehnya terlebih dahulu lalu menjawab pertanyaan Naruto.

"Tentu saja Naru-tan, karena hanya kau pekerja laki-laki di caféku ini, aku jadi harus menghubungi pelayan lainnya untuk mencari seragam untukmu. Tidak mungkin kau bekerja dengan bajumu yang sekarang"

"Huh?" jawaban Serafall barusan sukses membuat Naruto bengong

"Tunggu. Apa anda barusan bilang kalau pelayan di sini t-tidak ada laki-laki?" Tanya Naruto memastikan ucapan Serafall barusan sambil mengorek-ngorek telinganya.

Naruto hanya mendapat balasan anggukan saja dari atasannya itu.

"Areeee~? Kenapa? Bukankah dari nama café ini sudah dapat di pastikan kalau pekerjanya Cuma perempuan. Mou~ apa Naru-tan tidak membaca penjelasannya di poster di depan café ini? Kalau kami hanya menerima woman only" ucap Serafall.

"Me-memangnya apa nama café anda ini Sera-tan?" Tanya Naruto ragu-ragu

Saat mendengar pertanyaan Naruto Serafall berdiri dari tempat duduknya dan memengang tongkat pink dengan bintang di ujung tongkat yang entah dari mana datangnya.

"Thehe baiklah jika kamu tidak tau akan aku beritau padamu dengan senang hati…" Serafall menjeda kalimatnya selama dia melakukan gerakan sambil membaca mantra sihir yang aneh (jika bingung gerakannya lihat di anime)

"mirumirun mirumiruuu… nama café ini adalah mahou-soujou (magical girl) milky spiral… miru~" ucapan serafall di akhiri dengan gaya yang eksotis dan di akhiri dengan kedipan mata yang berkilau.

CKLING

"A-are?"

WWHHUUUUSSSS~~~~

Suara angin gersang terdengar jelas di belakang kepala Naruto, saat dia baru menyadari sebuah kenyataan.

"… Pertanyaannya nanti dulu, sekarang pergi ganti pakaiianmu di sana" ucap Serafall menunjukkan ruangan bertulisan "WC". Naruto tanpa banyak komentar Naruto pergi ke WC untuk mengganti pakaiian yang di berikan oleh Serafall.

Beberapa menit kemudian Naruto keluar dengan mengenakan pakaiian hitam ketat dengan dalamannya kemeja putih di tambah dengan dasi hitam sepatu dan celana dasar dengan model slip berwarna hitam membuat bentuk tubuh Naruto terlihat plus sarung tangan putih.

"Bagaimana penampilanku Sera-tan?" Tanya Naruto yang mengenakan pakaiian butler.

"Sera-tan?" panggil Naruto saat melihat Serafall yang sepertinya tengah bengong memperhatikannya.

"A-ah kamu terlihat berbeda dari biasanya. Aku bahkan sempat berfikir 'HAAA apa itu Naru-tan?' seperti itu, ehehe" ucap Serafall mengungkapkan apa yang dipikirannya.

"Ahaha benarkah?" Tanya Naruto lalu duduk di kursi.

Serafall mengangguk-angguk lalu mengambil sesuatu di sakunya. Naruto melihat-lihat pakaiiannya tanpa mengetahui apa yang di lakukan Serafall.

"Ne ne Naru-tan lihat sini" ucap Serafall membuat Naruto melihat kearahnya.

CKLEK

"He!?" Naruto bengong sendiri saat mendapat dirinya yang di foto oleh Serafall tiba-tiba.

"S-Sera-tan jangan mengambil foto orang sembarangan. Aku mohon hapus Sera-tan" ucap Naruto.

"Tidak mau ini akan aku serahkan pada So-chan agar dia senang" ucapan itu membuat pipi Naruto sedikit memerah. Serafall lalu memperlihatkan foto, yang dia ambil barusan.

"Sera-tan bisakah anda hapus fotoku itu?" ucap Naruto lalu melakukan gerakan kejutan mencoba mengambil ponsel itu yang dalam jarak jangkauannya. Tapi Serafall lebih cepat dan langsung menghindar dari tangan Naruto lalu mengambil foto lagi.

CKLEK CKLEK CKLEK

Serafall mengambil banyak foto Naruto yang menghapirinya tengah berusaha mengambil ponsel miliknya.

Tapi insiden tidak terduga terjadi.

DHUK

"Itteee" Kaki Naruto terbentur meja lalu terjatuh di atas Serafall.

"Whoa!"

"Huh!? Aaah" Serafall tentu saja kaget dengan Naruto yang tiba-tiba jatuh dan tidak sempat menghindar membuat ponselnya jatuh.

Serafall terbaring dengan tangannya menahan dada Naruto, dan Naruto yang berada di atas Serafall dengan tangan kanan di samping kepala serafal dan kiri di samping pinggangnya. Serafall memerjapkan matanya beberapa kali, wajahnya tiba-tiba memerah saat sadar dengan posisi mereka sekarang.

"N-Naruto-kun Dame yo (jangan), k-kita tidak bisa melakukan ini…" ucap Serafall malu-malu.

25%

"Huh?" Naruto yang lelet koneksinya masih bengong dengan maksud Serafall.

50%

"K-kita baru saja saling mengenal dan a-a-aku masih belum terlalu mengenalmu. Maksudku…" Serafall menggantung kalimatnya dan mengalihkan wajahnya kearah lain.

75%

Sedangkan Naruto masih berusaha mencerna ucapan Serafall yang tidak dia mengerti.

"Maksudku, jika kita me-me-melakukan ini berarti aku mengkhianati So-chan…" Serafall lalu kembali melihat kemata Naruto yang kebingungan. Pipi Serafall memerah, dan ekpresi wajah malu-malu yang seharusnya membuat laki-laki meleleh.

Tapi hal itu tidak berpengaruh bagi Naruto yang sekarang tengah mencoba mencerna ucapan-ucapan Serafall.

"Aku tidak ingin dia sedih jika nanti dia tau kalau aku memiliki bayimu"

100% TING! TING! (#Gooaaaal!)

Wajah Naruto langsung saja memerah saat dia mengerti dengan ucapan Serafall dan menyadari posisi mereka sekarang membuat Naruto melompat kebelakang. Serafall yang melihat Naruto kaget meloncat kebelakang duduk bersipuh memainkan ujung rambutnya malu-malu.

"K-k-kau salah paham Sera-tan, ini bukan seperti yang kau pikirkan. Aku hanya—" saat Naruto ingin menjelaskan pada Serafall wajah Naruto mendadak pucat saat dia melihat ada perempuan yang mengintip di balik pintu. Wajahnya tidak terlalu jelas, Tapi yang dapat Naruto lihat adalah perempuan itu memakai bando dikepalanya. Sedangkan perempuan yang ada di balik pintu itu menjadi panic saat dia tau bahwa Naruto melihatnya.

"Heh! Ma-maaf sudah menggangguuuuu!" ucap perempuan itu berlari pergi.

Naruto pundung di pojokan sambil membuat lingkaran dengan telunjuknya.

"Aku… tidak bisa keluar rumah lagi. Masa mudaku hancur, tidak ada masa depan, dimana aku akan meletakkan wajahku ini…" ucap Naruto frustasi.

Sedangkan Serafall duduk dengan tenang dan meminum tehnya seolah yang barusan tidak terjadi.

Bersama naruko

Naruko sekarang tengah duduk di depan meja sambil menunggu kakaknya pulang, makanan di atas meja juga belum di sentuh sedikitpun. Naruko melihat kearah jam sudah lewat dari pukul tujuh malam.

'Naruto nii-chan kok masih belum pulang ya?' batin Naruto khawatir.

Tiba-tiba suara perut Naruko berbunyi menandakan kalau perutnya sudah tidak sanggup menahan lapar lagi. Naruko membungkus makan untuk Naruto dalam plastic agar tidak di ganggu oleh serangga, setelah itu dia makan sendiri tanpa Naruto.

'Kemana naruto nii-chan ya? Apa hari ini ada banyak pelanggan?' batin Naruko setelah membungkus makanan Naruto dengan plastic

'Aku harap tidak terjadi apa-apa dengannya'

"itadakimasu"

Narukopun mulai memakan makan malamnya sendirian tanpa Naruto disana. Jujur sebenarnya dia merasa sedih disaat dia harus makan sendirian seperti ini, biasanya ada Naruto duduk didepannya makan dengan lahap.

Kembali bersama naruto

"Haaaah~ ternyata pelanggan di sini lebih banyak dari pada yang aku kira" ujar Naruto yang sekarang tengah istirahat dan sudah mengenakan bajunya kembali.

"Ehehehe ini masih belum apa-apa pemuda-san" ucap perempuan berambut coklat mengenakan bando rambut hitam dengan beberapa bunga-bunga yang menghiasi bandonya. Naruto melihat kearah perempuan itu, langsung saja dia teringat dengan perempuan yang mengintip kejadian tadi.

'Mungkinkah dia yang tadi?' pikir Naruto cemas.

"Jadi hari ini masih terhitung sedikit pelanggannya dari pada hari biasanya?" Tanya Naruto.

"Ya, tapi khusus hanya pada hari minggu atau hari libur lainnya pelanggan banyak berdatangan mengisi waktu luang mereka" jawabnya.

'Tapi dia bersikap seperti biasa kepadaku' Pikir Naruto saat perempuan itu bicara kepadanya seperti kenalan biasa.

"Benarkah? Kalau begitu cukup melelahkan ya, ahahaha. Oh ya perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, aku bekerja paruh waktu di sini. Mohon bimbingannya" ucap Naruto baru ingat untuk memperkenalkan dirinya.

"Namaku Fueguchi Hinami, salam kenal Uzumaki-san"

"Ah tidak usah terlalu formal Hinami-senpai" ujar Naruto lembut.

"Tidak boleh seperti itu, ibuku bilang kalau aku harus sopan terhadap orang yang lebih tua" ucap Hinami.

"Tapi umur kita aku rasa sama" balas Naruto.

"K-kalau Uzumaki-san memaksa… bagaimana dengan N-Naruto-kun?" tanya Hinami pura-pura gugup.

"…" Naruto terdiam saat mendengar suffix yang di gunakan Hinami barusan bukankah itu terlalu cepat? Bahkan Naruto baru saja bekerja disini dan langsung ada yang memanggilnya akrab seperti itu.

"Ada apa N-Naruto-kun?" Tanya Hinami bingung dengan reaksi Naruto.

"A-ahaha tidak apa kok Hinami-senpai, panggil dengan Naruto saja? Lagi pula hanami-senpai adalah senpaiku di sini"

"Apa tidak boleh aku memanggilmu seperti itu? Naruto-kun?" Tanya Hinami dengan mata yang berkilau-kilau (pupy eyes)

Tapi itu tidak berefek pada Naruto yang sudah kebal dengan mata itu.

"B-bagaimana dengan Naruto-san?" tawar Naruto lagi.

Hinami menghela nafas kasar lalu mendekatkan wajahnya ketelinga Naruto dan membisikkan sesuatu. Wajah Naruto tiba-tiba pucat saat mendengar ucapan Hinami barusan yang entah kenapa sepertinya sangat mengerikan.

'Sh*t!' batin Naruto takut saat mendengar yang dibisikan oleh Hinami barusan.

Hinami menjauhkan wajahnya dari Naruto dan tertawa kecil melihat reaksi Naruto.

"Jadi apa boleh aku memanggilmu dengan Naruto-kun?…" Tanya Hinami sekali lagi.

"…Atau akan aku beritau rahasia kecil ini pada orang lainnya?"

"Hi-Hinami-senpai itu hanya sebuah kecelakaan, sungguh itu tidak seperti yang kamu kira"

"Tidak seperti yang aku kira? Ne~? aku tidak menyangka Naruto-kun orangnya cabu –hmmphhh"

Naruto dengan cepat nemutup mulut Hinami dengan tangannya sebelum dia menyelesaikan kata terakhirnya barusan.

"Aku mohon jangan bicarakan itu di depan umum, akan aku lakukan apa saja yang kamu mau Hinami-senpai" ucap Naruto membuat Hinami tersenyum evil di balik tangan Naruto yang menutup mulutnya.

Hinami mengangguk pelan lalu Naruto melepaskan tangannya.

"Kalau begitu Naruto-kun juga tidak boleh memanggilku terlalu formal. Panggil aku honey" pinta Hinami berlebihan.

"A-ano t-tapi, itu… GHHH baiklah h-honey" ucap Naruto mengalihkan wajahnya malu.

Dia tidak melihat kalau Hinami memerah wajahnya.

"A-ah aku rasa aku sudah berlebihan, ehehe. Panggil aku hinami-chan saja, Naruto-kun" pinta Hinami sekali lagi.

'Siaaaaal disini benar-benar rumahnya para iblis' batin Naruto menangis anime.

"Ah iya iya tentu saja H-Hinami-chan" mendengar ucapan Naruto barusan kesekian kalinya Hinami tertawa kecil melihat pekerja baru ini sangat lucu.

"Hehehe Naruto-kun benar-benar mudah di goda ya?" ujar Hinami melihat reaksi Naruto.

"Te-tentu saja tidak!" sangkah Naruto.

"Ara, wajah Naruto-kun memerah" goda Hinami sembali mencolek-colek tangan Naruto.

"Sudahlah hinami, jangan menggodanya lagi" suara Serafall dari belakang Hinami membuatnya kaget dan tentunya Naruto juga.

"Se-Serafall-sama maaf saya hanya menyapa pekerja baru anda"

'Huh? Bukannya dia memanggil Serafall dengan suffix –sama?' batin Naruto merasa tidak adil.

"Tidak apa kok Hinami-chan" ujar Serafall lalu mengalihkan pandangannya pada Naruto.

'A-aku rasa lebih baik aku tidak usah protes jika ingin pulang dengan kaki dua' batin Naruto airdrop membayangkan kakinya akan di injak dengan keras 'lagi'.

"Naru-tan kerja bagus untuk hari pertamamu, terimakasih banyak untuk hari ini. Kamu boleh pulang" ucap Serafall.

"Ta-tapi masih banyak yang harus di kerjakan"

"Tidak apa-apa naruto-kun, biar kami yang menyelesaikannya. Naruto-kun pulanglah istirahat" ucap Hinami pada Naruto.

"Apa benar tidak apa-apa?" Tanya Naruto sekali lagi memastikan, dan dibalas anggukan dari Hinami.

"Kalau begitu saya pamit dulu Sera-tan, dan terimakasih hinami-chan. Dah" pamit Naruto langsung berlari pulang.

Pindah scene.

Di apartemen Naruto dan Naruko.

CLEK

"Tadaima" ucap Naruto seraya membuka sepatunya. Tapi tidak ada jawaban dari dalam membuat Naruto bertanya dimana Naruto di kepalanya. Naruto berjalan keruang tengah setelah membereskan sepatunya, alangkah terkejutnya dia saat melihat Naruko yang tertidur di meja makan.

Naruto lalu melihat kearah jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh.

'Maafkan aku Naruko' batin Naruto sedih melihat adiknya tertidur diruang tengah.

Naruto berjalan kekamar menyiapkan futon untuk Naruko, setelah itu menggendong Naruko ke dalam meletakkannya di atas futonnya kemudian menyelimuti Naruko agar tidak masuk angin.

'Sekali lagi maafkan onii-chan mu ini ya, Naruko' batin Naruto lalu mengecup kening Naruko lembut. Lalu pergi keruang tengah. Naruto melihat makan malam yang seharusnya dia makan bersama Naruko masih terletak manis di atas meja dengan sebuah catatan kecil.

Naruto nii-chan kenapa lama sekali pulangnya? Naruko kelaparan tau! Jadi maaf ya Naruto nii-chan Naruko makan duluan. ;p

Makanan malam ini special Naruko buatkan untuk Naruto nii-chan…

Naruto mengalihkan perhatiannya pada ramen di atas meja

"huaaaah? banyak sayurnya" ucap Naruto malas. Lalu kembali membaca kertas tadi.

Jangan sisakan sayurannya ya!

Selamat menikmati Naruto nii-chan

Tertanda adikmu yang paling manis \^o^/

Naruto tersenyum kecil saat membaca catatan kecil itu, dia mengalihkan pandangannya kearah makan malam hari ini. Ramen dengan karya sendiri, lebih tepatnya ramen dengan resep yang di buat oleh ibunya kandungnya.

"Terimakasih Naruko. Itadakimasu"

Chapter 1 end

Fueguchi Hinami à Tokyo Ghoul