Zalina menatap lelaki di hadapannya. Pagi-pagi sekali ia menerima telepon dari pihak kepolisian, pelaku yang sudah menyabotase mobil Calista sudah tertangkap.
"Kau yang menyabotase mobil anak saya dan juga pernah mencegat anak saya?" tanya Zalina.
"Korban saya banyak, saya ini hanya perampok biasa,Bu. Jadi, mana saya ingat yang mana anak Ibu."
"Kezia yang membayarmu?!"
Baron tertawa terbahak-bahak sambil menatap Zalina. Ia tau saat ini Zalina tengah berusaha menjebaknya. Tapi, Baron bukanlah orang yang ceroboh. Segala sesuatunya telah ia perhitungkan matang-matang. Ia tau kapan ia harus lari, kapan ia harus dengan sengaja muncul dan membiarkan dirinya tertangkap karena kasus sepele.
"Siapa lagi itu Kezia? Saya sama sekali tidak mengenalnya. Saya bahkan sudah lama tidak bersentuhan dengan wanita."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください