"Jangan sampe kebawa emosi menghadapi adek gue nanti. Dan taruhan, Angela nggak akan memaafkan lo setelah ini."
Valdy diam saja mendengar rentetan kata-kata Adrian yang tengah menyetir di sebelahnya. Pikirannya kalut, campur aduk tak karuan. Angela tak mengangkat semua panggilan teleponnya dan mengabaikan semua pesannya. Dalam hatinya Valdy mengutuki entah siapapun yang telah membeberkan cerita masa lalunya. Dia mencurigai Inara, jalang beracun itu. Namun sekadar kecurigaan tak cukup menjadi bukti untuk menuntutnya atas fitnah dan pencemaran nama baik.
"Gue sayang sama dia…." Valdy berucap tanpa sadar setelah lama terdiam. Didengarnya Adrian mendengus tajam.
"Terserah." Adrian menjawab gusar, namun Valdy tahu kejengkelan sahabatnya hanya di permukaan saja. Adrian memang seperti itu, antara luar dan dalamnya berbeda, baru terlihat jika telah mengenalnya cukup lama.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください