Tiada kata untuk bersenang-senang yang ada berlatih dan berkultivasi dan dia hanya akan berhenti jika sudah tidak mampu lagi menggerakkan kaki atau tangannya, 2 minggu telah berlalu dan pondasi tubuhnya semakin kokoh dan semua pengetahuan yang berada didalam kepalanya telah dikuasai dengan sempurna. Menjelang pagi hari terlihat Zang Lung sedang duduk bersila berposisi lotus dibawah guyuran air terjun, sosok bocah dengan khusuknya sedang berkultivasi menyerap Energi Alam Langit dan Bumi kemudian mengubahnya menjadi Energi Spiritual dengan menggunakan teknik kultivasi tingkat Surgawi Nafas Dewa, sudah sejak semalam dia melakukannya dan aktivitas ini sudah berjalan 2 minggu sejak kepergian sang guru kembali ke Alam Surgawi.
"Hahh..., sudah cukup latihan ini dan sebaiknya aku kembali kepondok...!" katanya dalam hati.
Whhuuuzzz...!,
Dengan menggunakan teknik Langkah Dewa dia melesat dengan cepat kembali menuju pondok latihannya, setibanya dipondok latihan dia langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan yang baru kemudian menuju paviliun untuk menyiapkan beberapa hal karena hari ini dia akan mengikuti ayah dan ketiga pamannya yang akan berburu di Hutan Kabut. Sesampainya dipaviliun dia segera menemui kedua orang tuanya yang sedang b erada diruangan tengah paviliun mereka,...
"Salam ayah..., ibu...!" katanya sambil mendekat dan mencium kedua telapak tangan orangtuanya.
"Bagaimana latihanmu nak...?, dan apakah kamu jadi ikut dengan kami untuk berburu...?" tanya Zang Yun sang ayah.
"Suamiku...!, biarkan putra kita istirahat dulu..., sepertinya dia kelelahan...!" sanggah sang istri melihat putranya mendapat pertanyaan beruntun dari sang suami.
"Aku baik baik saja ayah..., ibu...!, dan tentu aku akan ikut berburu..., sekalian mencari pengalaman..., oh iya ayah...!, aku membutuhkan alat tulis...!" kata Zang Lung.
"Ada diruangan perpustakaan...!, carilah disana...!" kata ayahnya.
Kemudian Zang Lung menuju ruang perpustakaan untuk mendapatkan alat tulis yang dibutuhkannya, Zang Lung berencana membuat beberapa teknik tingkat Dewa yang akan dia berikan kepada anggota keluarganya karena dia mendapatkan ide disela-sela kultivasinya sepanjang malam sampai subuh hari tadi. Zang Lung juga memikirkan masalah tingkat kekuatan anggota keluarga Zang hingga mendorongnya untuk membuat sebuah teknik kultivasi sederhana dan mudah untuk dipelajari, berdasarkan teknik kultivasi tingkat Surgawi Nafas Dewa yang dia miliki dan sudah dikuasainya secara sempurna.
Didalam ruang perpustakaan Zang Lung mulai menulis teknik pertama yang dia namakan 'Pusaran Energi Langit dan Bumi', teknik kultvasi ini adalah teknik tingkat Dewa yang dapat digunakan oleh para pembudidaya Energi Hawa Murni untuk menyerap Energi Alam Langit dan Bumi secara cepat dan jangkauan yang luas serta juga dapat digunakan untuk menyerap Energi Kekuatan Inti sebuah benda atau Inti Hewan Buas dan teknik kultivasi ciptaannya ini juga dapat digunakan untuk membangkitkan titik-titik meridian dalam tubuh yang belum terbuka.
Teknik kedua adalah 'Mata Langit' yang merupakan turunan dari teknik 'Mata Dewa' yang fungsinya untuk dapat melihat jarak jauh, melihat keberadaan organ-organ dalam tubuh makhluk hidup, merasakan keberadaan aura kehidupan sampai jangkauan puluhan kilometer juga dapat membaca pikiran orang lain serta digunakan juga untuk mempengaruhi jalan pikiran orang lain atau menghipnotis. Teknik Ketiga adalah 'Langkah Langit' adalah turunan dari teknik Langkah Dewa yang merupakan teknik untuk meringankan tubuh tingkat Dewa. Ketiga teknik tersebut dibuatnya beberapa salinan, karena Zang Lung berencana untuk memberikan ketiga teknik ciptaannya untuk seluruh keluarga inti.
"Ayah..., ibu...!, ini ada 3 jenis teknik tingkat Dewa yang berguna untuk anggota keluarga kita...!, aku sudah membuatnya menjadi beberapa salinan yang sama..., silahkan diberikan kepada anggota keluarga kita yang membutuhkan...!" kata Zang Lung menjelaskan.
Beberapa saat kemudia terlihat Zang Cian, Zang Ran dan Zang Fei telah tiba dipaviliun mereka untuk menjemput dia dan ayahnya untuk segera menuju ke Hutan Kabut tempat area perburuan, menjelang siang hari terlihat 5 orang penunggang kuda sedang memacu kudanya dengan cepat menuju Hutan Kabut yang berada dibagian selatan. Pembawaan kelompok pemburu tersebut tersebut yang terdiri dari 5 orang terlihat sangat ringkas karena seluruh perlengkapan berburu dan barang bawaan sudah berada didalam cincin dimensi mereka masing-masing, perjalanan yang biasanya mereka tempuh dalam waktu 24 jam saat ini dapat mereka tempuh hanya dalam waktu 10 jam karena beban bawaan kuda hanya penunggangnya saja tidak seperti sebelumnya punggung kuda bergelantungan dengan keranjang bekal dan perlengkapan berburu.
Tanpa beristirahat mereka tiba dipinggiran bagian luar kawasan Hutan Kabut, hari sudah gelap dan Zang Yun mengarahkan kelompoknya langsung menuju pondok perburuan mereka.
"Saudara Cian dan saudara Fei...!, carilah kayu bakar..., dan kau putraku bersihkan bagian dalam pondok..., biarkan ayah dan paman Ran yang akan mengatur kandang-kandang hewan buruan...!" kata Zang Yun membagi tugas kepada anggota kelompoknya.
"Baik komandan...!, baik ayah...!" jawab mereka serempak dan segera bergerak sesuai instruksi Zang Yun.
Kelima sosok pemburu itu sedang mengelilingi api unggun yang mereka buat ditengah hutan dan diantaranya terdapat seorang anak kecil, mereka sedang menyantap makan malam dari bekal yang dibawa dari rumah. Langit penuh dengan bintang dan sesekali suara burung malam terdengar, sang bocah mengedarkan kesadaran energi spiritualnya sejauh 10 kilometer untuk melihat keberadaan hewan buas dan dia menemukan beberapa babi hutan, burung dan kucing hutan. Tapi satu yang menarik perhatiannya yaitu keberadaan sebuah benda yang berada diarah timur sejauh 6 kilometer dari tempat mereka, yang dirasakannya memancarkan sebuah Energi Kekuatan yang sangat kuat.
"Ayah dan paman bertiga... sebaiknya malam ini segera mempelajari teknik kultivasi tingkat Dewa yang kuberikan..., karena akan membantu tingkat kekuatan ayah dan paman bertiga agar cepat naik...!, karena aku liat pondasi ayah dan paman bertiga sangat kuat dan kokoh..., dan untuk naik beberapa tingkat tidak ada masalah...!" kata Zang Lung menjelaaskan.
"Ayah dan pamanmu sudah sepakat untuk mulai memahami teknik itu malam ini...!, nanti kamu beristirahat saja...!" kata ayahnya.
"Baik ayah...!, tapi sebelumnya aku mau memeriksa sekeliling pondok ini...?, karena siapa tau ada hewan buas yang berada disekitar pondok kita ini...?" kata Zang Lung.
"Iya..., tapi jangan jauh jauh masuk kedalam hutan berbahaya disana...!" kata paman Ran.
Kemudian Zang Lung bergerak menjauhi pondok berburu, dan setelah tidak terlihat oleh ayah dan ketiga pamannya dia segera melesat dengan cepat menggunakan teknik Langkah Dewa.
Whuuuuzzzz...!,
Secepat kilat dia menuju lokasi benda yang dirasakannya meancarkan energi kekuatan yang kuat itu, tak sampai 2 menit dia ditempat tersebut dan melihat sebuah tonjolan batu yang tersembul dari dari dalam tanah. Zang Lung mulai mengamati tonjolan batu tersebut dengan meraba-raba permukaan batu kemudian mengedarkan kesadaran spiritualnya kearah batu, dan melihat kedalam bagian batu yang tertanam yang besarnya kurang lebih seperti pondok berburu. Dari pengetahuan yang sudah dipelajarinya bahwa batu tersebut adalah batu meteor, yaitu pecahan sebuah bintang di luar angkasa dan terlempar ke benua ini. Batu meteor bagus untuk bahan pembuatan senjata tingkat langit atau legenda tergantung tingkat keahlian seorang master penempa, dan ditengah bongkahan meteor besar itu terdapat Inti Batu Meteor berupa cairan bening yang mengandung Energi Kekuatan yang sangat besar dan kuat.
"Hmm..., rejeki buat ayah dan ketiga paman...!" katanya dalam hati.
Tanpa berpikir lama dia mengerahkan Kekuatan Energi Spiritualnya untuk mengeluarkan batu tersebut dari dalam tanah, kemudian dengan menggunakan teknik Tapak Dewa dia menarik batu tersebut untuk dipindahkan kedalam dunia jiwanya.
"Tapak Dewa"
Derrrttt..., Derrrttt...,
Brruuuaaakkk...!,
Tanah disekitar batu tersebut bergetar dan sesaat kemudian sebuah bongkahan batu hitam mengkilat terangkat dari dalam tanah meninggalkan lobang besar,...
Whuuuzzzzzz...!,
Seketika bongkahan batu sebesar pondok berburu itu menghilang dan masuk kedalam dunia jiwa dan setelah itu dia kembali melesat menuju tempat ayah dan ketiga pamannya berada, Zang Lung mendekat kearah empat sosok yang sedang mengelilingi api unggun itu dan terlihat mereka sedang berusaha memahami teknik kultivasi pemberiannya. Tidak mau mengganggu Zang Lung beranjak dan masuk kedalam pondok berburuan, dia tidak tidur beristirahat tapi melakukan kultivasi sambil mengedarkan kesadaran spiritualnya untuk mendeteksi keberadaan hewan-hewan hutan disekitarnya sekaligus untuk berjaga-jaga dari serangan hewan buas.
Menjelang pagi terdengar suara burung dan hewan hutan sahut menyahut, Zang Lung keluar dari dalam pondok dan melihat empat sosok pria dewasa itu masih fokus dengan kultivasnya. Kemudian dia mendekat dan mengumpulkan bara api bekas api unggun semalam, selanjutnya menyiapkan sarapan pagi dengan memanggang beberapa potong daging rusa dan beberapa saat kemudian 4 sosok itu terbangun dari kultivasi mereka dengan membuka mata sambil merenggangkan otot-otot mereka.
"Ayah..., paman semua..., bagaimana...?, apakah teknik yang kuberikan mudah dipahami...?" tanya Zang Lung.
"Nak..., teknik ini adalah teknik tingkat Dewa...!, kami belum sepenuhnya memahami teknik ini..., baru sebatas pada penyerapan energi yang kami kuasai...!, bersabarlah..., kami akan berusaha untuk menguasainya secara sempurna...!" kata paman Zang Fei.
"Baik paman..., kalau begitu mari kita sarapan dulu..., mumpung dagingnya masih panas...!" katanya sambil memikirkan sesuatu.
"Hmm..., kalau begitu ayah dan ketiga paman sehabis sarapan sebaiknya melanjutkan pemahamannya tentang teknik itu...!, biar berburunya kita tunda sampai besok..., bagaimana...?" kata Zang Lung mengusulkan.
Karena mereka mengingat betapa pentingnya teknik tersebut jadi keempatnya mengiyakan anjuran Zang Lung, disisi lain pikiran Zang Lung sudah merecanakan agar ayah dan ketiga pamannya itu tetap melakukan penguasaan teknik sementara dia yang akan melakukan perburuan. Setelah sarapan kembali terlihat empat sosok tersebut membuka tumpukan kertas yang terikat rapih oleh benang sutra berisikan teknik kultivasi ciptaan Zang Lung. Gerakan kedua telapak tangan terlihat sambil mengatur pernapasan keempat sosok pria dewasa itu mulai fokus dengan kultivasinya, berulang-ulang mereka melakukan kegiatan tersebut sampai pada hari ketiga keempatnya telah menguasai teknik tersebut dan mulai menyerap Energi Alam Langit dan Bumi disekitarnya.