Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam
Chapter 7: Pria Bertopeng ll
Lin Tian menaikkan sebelah alisnya, dia menatap pria bertopeng itu dari atas sampai bawah dan mencoba untuk mengukur kemampuan pria tersebut sampai di mana?
"Ah, dia tidak lebih kuat dari pria yang aku bunuh sebelumnya," gumam Lin Tian sambil tersenyum penuh kemenangan.
Pria bertopeng itu mengerutkan keningnya merasa heran dan bertanya-tanya arti dari senyuman yang coba Lin Tian tunjukkan itu.
"Masa bodoh, aku tidak peduli. Dia itu hanya kucing hitam kecil yang kekuatannya tidak lebih besar di atas diriku." Pria itu berpikir kalau kemampuan Lin Tian hanya sedikit berada di atasnya saja dalam hal menembak.
Dia sudah melihatnya sendiri, kemampuan Lin Tian dalam hal menggunakan senjata api tidak lebih tinggi dari kemampuannya menggunakan senjata yang sama.
Pandangan keduanya pun saling bertemu, ada pertanyaan besar di benak masing-masing orang yang berada di sana, termasuk Lin Hua yang sejak tadi masih fokus mengawasi jalannya pertarungan di depan sana.
Lin Hua cukup terkejut sampai dibuat tidak bisa berkata apa-apa, ketika menyaksikan bagaimana Lin Tian membunuh orang-orang tersebut. Hanya ada satu kata yang bisa menggambarkannya. Mengerikan.
Lin Hua lalu menjatuhkan pandangannya pada sosok pria yang memakai topeng tersebut. Hanya sebelah matanya saja yang terlihat, dia bisa mengenalinya dengan sekali lihat, 'Ksatria Bertopeng' gumam Lin Hua.
Orang-orang menyebutnya sebagai 'Ksatria Bertopeng' jika di dalam film-film atau cerita, seorang Ksatria digambarkan sebagai penyelamat dan pembela kebenaran. Namun, sosok pria yang dihadapan Lin Tian nyatanya bukanlah ksatria yang seperti itu, sebaliknya dia dikenal sebagai penembak jitu dan bertangan dingin.
Bukan hanya sekedar kabar yang berhembus saja, tetapi Ksatria Bertopeng memanglah pembunuhan ulung yang ditakuti di distrik S01, tempat yang saat ini mereka jadikan pertempuran adalah salah satu daerah kekuasaan Ksatria Bertopeng.
"Aku tidak berharap dia berhasil menghabisi nyawa Ksatria Bertopeng, tapi setidaknya dia harus bisa membuka jalan untuk keluar dari gedung ini."
Seketika mata Lin Hua berputar, ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan memperhatikan sekitarnya lebih lama lagi. Semenjak sampai di gedung tersebut beberapa saat lalu, Lin Hua tidak sempat melihat-lihat dan kini dia baru sadar kalau gedung ini kedap suara, tidak memiliki lubang angin dan terlalu banyak barang-barang yang entah apa itu isinya.
Ketika Lin Hua yang masih asyik mengawasi sekitar, tanpa dia sadari Lin Tian sudah maju untuk menghadapi pria berjuluk 'Ksatria Bertopeng' itu. Seketika mata Lin Hua melebar dan mulutnya terbuka membentuk huruf O besar.
Hanya dalam beberapa detik saja, Lin Tian sudah berhasil membuat Ksatria Bertopeng itu terpental beberapa meter. Dia melayangkan pukulan keras di bagian perut pria bertopeng itu, sehingga pria itu menghantam tembok. Terdengar suara seperti tulang yang retak dan darah segar mengalir deras dari tepi bibir pria bertopeng itu.
Ksatria Bertopeng menyeka darah yang keluar dari bibirnya, Lin Tian mengelah napas panjang, perlu baginya mengeluarkan empat puluh lima persen kekuatan untuk bisa membuat pria itu mundur.
Ksatria Bertopeng pun kembali maju, dengan langkah yang cepat dia mencoba keberuntungannya untuk yang kedua. Kali ini dia mengeluarkan belati kecil dari saku celananya, belati yang selama ini sudah berhasil membunuh banyak orang dan dengan belati yang sama pula, dia ingin menghabisi nyawa Lin Tian.
"Kau membuatku mengantuk saja. Apa dengan mainan kecil itu kau bisa mengalahkan Pendekar Suci seperti diriku ini?" gumam Lin Tian dengan malas.
Jarak antara dirinya dengan Ksatria Bertopeng hanya beberapa langkah saja, tetapi belum ada pergerakan dari Lin Tian. Dia tetap berada di posisinya dan sesekali menepuk mulutnya yang seperti orang mengantuk.
Ksatria Bertopeng dengan belatinya, dia mengencangkan suaranya, ketika jarak mereka hanya beberapa jengkal saja, Ksatria Bertopeng menebaskan belatinya itu ke arah leher Lin Tian. Seketika itu juga, Lin Tian menundukkan kepalanya, belati itu pun lewat di atas kepalanya.
Ksatria Bertopeng tidak berhenti sampai di situ saja, Lin Tian berhasil mengelak dari serangannya, lalu dia pun mengayunkan kembali belatinya, mencoba menyerang bagian perut Lin Tian.
Gerakan tangan Ksatria Bertopeng begitu cepat, beberapa kali belati itu hampir mengenai kulit lawannya, tetapi Lin Tian tidak selemah itu. Dia terus menghindar dari belati tersebut dengan mundur beberapa langkah.
Pria bertopeng itu mulai geram, setiap serangannya tidak ada yang berhasil merobek kulit Lin Tian. Dia pun tidak kehabisan akal, dengan kemampuannya dalam hal bela diri membuatnya mampu untuk bertarung dengan tangan kosong.
Ksatria Bertopeng itu memberikan serangan dari bawah. Kakinya seolah menyapu berniat hendak melumpuhkan lawannya, tetapi Lin Tian dapat menghindarinya. Dia melompat beberapa meter sehingga serangan tersebut tidak bisa mengenalinya.
Pria bertopeng itu mengumpat dalam hatinya merasa semakin marah karena dipermainkan. Lin Tian tersenyum penuh kemenangan dan mengejek pria bertopeng itu yang tidak mampu melukai kulitnya.
Melihat pimpinan mereka yang kewalahan menghadapi Lin Tian seorang diri, sekitar lima sampai tujuh pria bertubuh besar dan tinggi sekarang mengepung Lin Tian dari segala arah.
Ksatria Bertopeng pun bersorak penuh kemenangan dan merasa kalau pertarungan ini dapat dikuasainya sekarang.
Biarpun berada dalam keadaan terkepung, Lin Tian tetap terlihat tenang dan sama sekali tidak terlihat kecemasan darinya. Dia mengamati satu persatu ketujuh pria yang ada di depannya sekarang. Bukannya merasa takut, Lin Tian malah tertawa lantang, merasa kalau lawan-lawannya tidak sebanding dengan dia yang berada ditingkat Pendekar Suci di kehidupan lalunya.
"Kalian tidak lebih lemah dari pendekar kelas satu," katanya mengulas senyuman penuh makna, "Menghadapi kalian semua hanya akan membuang waktuku saja. Kalian bukan tandingan diriku yang berada ditingkat Pendekar Suci."
Melihat lawan-lawannya yang berada jauh di bawah kemampuannya membuat Lin Tian merasa di atas angin. Satu persatu ketujuh pria itu menaikkan sebelah alisnya dan begitu juga dengan Ksatria Bertopeng. Mereka heran dengan sebutan yang disematkan oleh Lin Tian.
'Pendekar Tingkat Suci, Pendekar Tingkat Satu' apa itu artinya? Mereka pun tidak dapat memahami maksud dari perkataan Lin Tian. Mereka hanya tahu sebutan pendekar hanya ada di novel dan film-film saja, tidak ada di dunia ini yang menyebut dirinya sebagai seorang 'Pendekar' apa lagi keluar dari mulut seorang pembunuh seperti Lin Tian.
Setelah hening cukup lama, pria bertopeng itu tertawa lantang dan tidak lama kemudian ketujuh pria lainnya ikut tertawa juga. Mereka sama-sama menertawakan Lin Tian dan menganggapnya sudah tidak waras.
"Pendekar Suci katamu? Bukan pendekar suci, tapi pendekar sampah ... Hahaha." Pria bertopeng itu tertawa paling keras di antara yang lainnya. Dia merasa jijik ketika mendengar Lin Tian sangat mengagungkan kemampuannya.
Mendengar ejekan tersebut seketika itu juga Lin Tian merasa marah, aliran darahnya bergejolak, api yang ada di hatinya pun semakin menyala. Dia mengepalkan kedua tangannya, lalu memandang satu persatu lawan-lawannya untuk yang terakhir kali dan mengingat setiap wajah-wajah yang sudah meremehkan kemampuannya tersebut, sebelum akhirnya dia melayangkan satu pukulan keras pada pria yang berada paling dekat dengannya.
Pria itu terpental sejauh beberapa meter, sebelum akhirnya menghantam tumpukan kardus dan beberapa detik kemudian pria itu memejamkan matanya. Melihat rekan mereka diserang membuat yang lain langsung beraksi dan mengambil dari dari Lin Tian terlebih dahulu.