webnovel

6. Pria Bertopeng

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam.

Chapter 6. Pria Bertopeng.

"Apa yang aku lakukan tadi?" gumam Lin Tian takjub, "Lihatlah, tangan-tangan ini mampu menggunakan benda aneh, yang disebut apa tadi ... Dan, Ya. Bagaimana bisa dengan benda itu aku membunuh banyak orang tanpa menggunakan tenaga dalam?"

Lin Tian menjatuhkan pandangannya pada Lin Hau, yang juga memandang dirinya, "Aku sulit berkata-kata. Benda yang gadis itu miliki ternyata memiliki kemampuan yang mengimbangi pendekar raja. Sungguh luar biasa."

Di tengah-tengah kegaduhan yang ada, Lin Tian masih saja terpukau atas pencapaiannya menggunakan senjata api. "Apakah ini kemampuan yang dimiliki oleh pemilik tubuh ini?"

Seketika itu saja, Lin Tian merasakan ada dorongan kuat dari dalam dirinya untuk menggunakan senjata api, tanpa dirinya ketahui.

Lin Tian yang dahulunya berasal dari zaman sebelum terciptanya senjata api, tentu merasa heran dengan benda yang dapat membunuh seseorang tanpa mengeluarkan tenaga dalam. Lin Tian, merasakan ada kekuatan baru yang begitu besar dari dirinya apakah itu disebabkan oleh pemilik tubuhnya ini? Setidaknya itulah yang Lin Tian pikirkan untuk sekarang.

Sementara itu, kotak-kotak yang dijadikan Lin Tian sebagai pelindung dirinya dari musuh akhirnya tidak lagi bisa menahan peluru-peluru yang terus menyasar padanya.

Lin Hua dari kejauhan terdengar berteriak, tetapi Lin Tian tidak dapat mendengarnya dengan jelas dari jarak yang cukup jauh itu.

Bukan Lin Tian namanya jika tidak mahir dalam ilmu tangan kosong, biarpun tidak memiliki senjata, tetapi Lin Tian yakin untuk menghadapi musuh yang ada di depan sana tanpa memakai senjata apa pun.

Lin Tian melompat keluar, ketika peluru itu menembus kardus yang menjadi pelindungnya, sontak saja semua orang di saja menjadi keheranan. Mereka yakin, kalau peluru-peluru itu sudah menembus tubuh Lin Tian, tapi ternyata yang mereka pikirkan itu salah.

Lin Tian masih bernapas sampai sekarang dan tidak ada satu pun peluru yang bersarang di tubuhnya.

"Mengapa kalian diam? Apa kalian terkejut melihatku yang masih hidup? Mainan-mainan kalian itu, tentu saja tidak dapat menembus tubuhku yang kuat ini."

Lin Tian menepuk-nepuk lengannya yang tampak kekar dan berotot itu. Biarpun dibalut kemeja panjang, tetapi semua orang bisa menebak bagaimana kerasnya tulang-tulang lengan Lin Tian itu. Wajar saja, kalau setiap peluru tidak dapat menembus kulitnya.

Mereka pun saling berpandangan satu sama lain, Lin Tian tampak mengantuk, dia menepuk mulutnya bersamaan dengan suara gumaman. "Kalian ini membuatku mengantuk saja. Sebenarnya, apa yang kalian pikirkan dan diskusikan?"

Lin Tian mengelah napasnya, tanpa berbasa-basi lagi Lin Tian segera berlari, memasuki area musuh tentu hal tersebut membuat beberapa orang yang telah menanti kedatangan Lin Tian, menjadi bersemangat.

"Cepat, kepung dia!" perintah pria yang menutup wajahnya dengan topeng, hanya menyisakan salah satu matanya saja.

Ketika perintah itu diturunkan ada sekitar tujuh orang mengepung Lin Tian. Mereka membawa senjata tajam berupa pisau, rantai dan pistol yang berukuran sedang. Sementara, Lin Tian tidak membawa apa-apa.

Lin Hua yang bersembunyi dan hanya bisa melihat dari kejauhan, mulai merasa cemas. Pikirannya menjadi kalut ketika tahu jumlah musuh ternyata masih banyak.

Lin Hua memegang dua senjata, sementara Lin Tian tidak ada, "Haruskah aku membantunya?" Lin Hua terus memandang senjatanya dan sesekali melihat Lin Tian. "Tidak ... Dia berpesan agar aku tidak membantunya ... tapi, dia ...."

Lin Hua sekali lagi melihat senjatanya dan berikutnya memandang Lin Tian. Dia gundah, bingung, sekarang bagaimana caranya keluar dari tempat ini dengan mengalahkan semua musuh yang ada?

"Ah ... Aku tidak tahu!"

Ketika Lin Hua merasa putus asa, saat itu juga Lin Tian menghadapi satu persatu musuhnya tanpa menggunakan senjata. Gerakannya yang lincah serta cepat membuat orang-orang yang mengepungnya sulit untuk bisa mengimbangi pergerakan Lin Tian.

Lin Tian hanya memerlukan beberapa menit untuk membuat dua orang pria bertubuh besar dan membawa senjata berupa pisau tersungkur di lantai.

Tidak lama setelahnya, beberapa pria pun bernasib serupa. Wajah mereka membengkak dan keluar darah segar dari tepi bibir mereka. Tidak berhenti sampai di situ saja, Lin Tian pun memberikan pukulan keras pada beberapa pria yang mencoba menyerangnya dalam waktu bersamaan.

Salah satu pria mencoba menusuk Lin Tian dari belakang, tetapi suara teriakan Lin Hua berhasil membuat Lin Tian menghindar. Dia menjatuhkan tubuhnya ke lantai, lalu berguling-guling.

Pria dengan perawakan besar, dengan lengan yang berotot kekar itu mencoba menyerang Lin Tian menggunakan pisaunya kembali. Belum sempat pisau itu mengenai Lin Tian, dia sudah lebih dulu memberikan tendangan yang begitu keras di bagian perut pria tersebut. Seketika, pria itu terpental mundur beberapa langkah.

Lin Tian buru-buru berdiri dan mengambil posisi siap bertarung. Pria itu memegangi bagian perutnya yang terkena tendangan, tanpa berbasa-basi lagi, dia langsung berlari sambil menggenggam pisau. Lin Tian meningkatkan kewaspadaannya dan tidak bergerak dari posisinya.

Lin Tian bisa merasakan ada aura pembunuhan yang sangat besar dari pria itu. Namun, Lin Tian masih tetap tenang karena dia bisa mengukur kemampuan pria itu yang tidak seberapa.

Ketika tangan pria itu sudah ada di atas dan siap untuk menyerang, saat itulah Lin Tian menangkap tangan pria tersebut, dengan satu gerakan saja Lin Tian membuat pisau itu terjatuh. Lin Tian menyeringai, pria itu seketika merasa lemas, dirinya seperti dihadapan dengan malaikat maut yang sesaat lagi akan menghentikan aliran napasnya.

Benar, Lin Tian langsung memberikan pukulan keras yang langsung mengenai organ vital pria itu. Darah segar pun menyembur deras dari mulutnya, tubuh pria itu ambruk dan beberapa detik kemudian napasnya pun berhenti untuk selama-lamanya.

Setelah menghabisi nyawa pria itu, Lin Tian berbalik badan, memandang tajam kedua pria yang berdiri di belakangnya. Tatapan yang diberikannya sudah cukup membuat kedua pria itu ketakutan, bahkan celana mereka sampai basah.

Lin Tian menggertak, kedua pria itu tidak menyerang Lin Tian, sebaliknya malah lari dari sana. Lin Tian pun tertawa dan merasa di atas angin. Sekarang yang dia harus hadapi tidaklah seberapa, sebagian dari mereka ada yang sudah kabur dan meninggalkan senjata di sana. Mereka yang sudah pergi tidak ingin mati konyol di tempat ini seperti rekan-rekan yang sudah lebih dulu mati.

Kini hanya tersisa kurang dari sepuluh orang yang ada di sana. Di antara yang lain, hanya ada satu orang yang memakai topeng. Lin Tian, bisa menebak kalau pria memakai topeng itu pemimpin dari kumpulan orang-orang ini.

"Apa kau pemimpin mereka?" tanya Lin Tian yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Pria bertopeng itu tertawa, sebelumnya dia berdiri di belakang pria bertubuh tinggi. Namun, keberadaannya bisa diketahui oleh Lin Tian.

"Lin Tian ... Sang Kucing Hitam yang sangat ditakuti, ternyata itu bukan isapan jempol belaka. Bagus ..."

Pria itu bertepuk tangan, sambil terus tertawa dan dia juga menunjukkan dirinya di depan Lin Tian tanpa terhalang oleh siapa pun.

次の章へ