Berlian menangis terisak-isak di depan terasnya, buku catatan kecil yang hanya berisi coretan tangannya pun masih ia dekap dengan erat. Awan yang mendung pun membuat hujan turun lambat laun dengan deras. Berlian menatap berkali-kali ke arah pagar dan pintu rumahnya. Baik ibunya atau pun kakaknya tidak membukakan pintu untuknya masuk. Andai itu ibunya tidak ada, pasti kakaknya berani membuka pintu. Tetapi kalau ada ibunya, pasti kakaknya juga akan dimarahi habis-habisan. Meski masih kecil, Berlian merasakan kasih sayang ibunya hanya untuk kakaknya, sedangkan dirinya, ia merasa tidak pernah diinginkan ibunya. Hanya kebencian yang selalu ibunya berikan padanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください