Ivan hanya tersenyum mendengarkan jawaban Ferdi yang merendahkan diri nya, untuk Ivan tidak masalah direndahkan oleh orang yang jelas-jelas kondisi nya lebih rendah dari nya, lagi pula harga diri nya tidak terhina hanya karna Ivan berkerja sebagai Personal Assisten nya Lessya.
Namun hal ini berbeda dengan Lessya, saat Lessya mendengar ucapan Ferdi tadi, amarah nya mencuat lagi kali ini, tumpukan kekesalan nya tiba-tiba bangkit dan Lessya mengeratkan tangan kanan nya yang sedang memegang lengan Ivan.
" Maksud kamu apa?" Tanya Lessya pada Ferdi, sorot mata Lessya terlihat tajam saat sengaja menatap wajah Ferdi.
"Maksud yang mana?" Ferdi tidak paham maksud pertanyaan Lessya, apalagi saat ini terlihat Lessya sedang berusaha menahan emosi nya
"Bodoh..." Lessya Berkomentar kasar pada Ferdi, Ferdi kemudian tertawa kecil setelah paham apa yang membuat Lessya marah saat ini.
"Loh....Dia kan cuma Assistennya kamu, Kamu marah nya untuk hal yang mana Lessya?" Pertanyaan mengejek dari Ferdi membuat Lessya semakin ingin marah saat ini. Ivan yang merasa lengan nya di pegang lebih keras saat ini, mengusap tangan Lessya dengan tangan nya.
"Mau di lanjut atau berhenti?" Tanya Ivan pada Lessya
"Saya mau kita pergi, Van. Gak guna bicara dengan orang ini." Jawab Lessya dan Ivan tersenyum dengan penuh kemenangan pada Ferdi. Lessya dan Ivan kompak meninggalkan Ferdi sendiri.
"Kenapa kamu pilih pergi?" Tanya Ivan pada Lessya, saat mereka sudah duduk di dalam mobil
"Public figure seperti saya...Ga level ribut-ribut di depan umum." Jawab Lessya dengan sombong nya, Ivan yang mendengar jawab Lessya hanya tersenyum dan sangat setuju dengan pilihan Lessya tadi, Jangan kan Lessya terlibat keributan di depan umum, Lessya jatuh tersandung pun, pasti akan menjadi gosip besar yang langsung menyebar di kalangan para pengusaha di Jakarta ini.
"Van...." Lessya memanggil Ivan, Ivan menoleh ke arah kirinya, Lessya sedang menatap nya saat ini
"Ada apa, Sya?" Tanya Ivan
"Saya lagi emosi...Bisa kita cari ice cream?" Pinta Lessya dan Ivan menganggukkan kepala nya. Ivan mengendarai mobil nya dan kemudian berhenti di restoran cepat saji 24 jam.
"Saya sundae coklat." Pinta Lessya saat mobil sudah berhenti di drive trhu, Ivan memesan nya lalu memberikan selembar uang berwarna merah pada kasir.
"Kamu gak pesen?" Tanya Lessya saat mengetahui Ivan hanya memesan 1 buah ice cream pesanannya
"Gak...Saya tidak terlalu suka." Jawab Ivan, masih dengan punggung yang bersandar di jok mobil nya
"Mulai sekarang kamu harus suka, Van. Saya suka dan kamu harus suka juga." Jawab Lessya seperti memaksa dan Ivan hanya tersenyum lalu menerima pesanan ice cream tersebut. Mobil kembali melaju Lessya sudah memegang ice cream nya, satu sendok ice cream sudah masuk ke dalam mulut nya.
"Coba deh Van...Ini enak." Lessya hendak menyuapi Ivan ice cream saat ini, Ivan yang sedang fokus mengendarai mobil memundurkan kepala nya, Ivan kaget karna Lessya akan menyuapi ice cream untuk nya.
"Coba dulu." Pinta Lessya dengan tangan yang masih memegang sendok ice cream, dengan terpaksa Ivan membuka mulut nya, Lessya berhasil menyuapi Ivan saat ini.
"Enak kan Van?" Tanya Lessya saat melihat Ivan yang sudah menelan Ice cream nya
"Iya...Tapi dingin." Jawab Ivan jujur, dan Lessya tertawa, bahkan duduk nya saat ini sudah sangat santai, Lessya melipat kaki nya di jok mobil, membuat mata Ivan silau karna rok yang di pakai Lessya saat ini tersingkap ke atas, melihat kan paha putih mulus nya, Ivan yang melirik ke sumber cahaya itu pun tiba-tiba menelan saliva nya, bukan karna ice cream yang tadi di nikmati nya, tapi karna posisi duduk Lessya yang begitu dekat dengan nya.
"Mau lagi?" Tanya Lessya dan Ivan segera menggelengkan kepala nya.
"Untuk kamu saja, kamu seperti nya lebih butuh ice cream itu." Jawab Ivan dan Lessya hanya tersenyum sambil terus menikmati ice cream nya, sudah menjadi kebiasaan sebagian wanita menghabiskan banyak ice cream saat diri nya sedang stress, dan kebiasaan itu pun berlaku untuk wanita seperti Lessya.
10 menit kemudian mobil sudah sampai di lobby Apartement. Lessya merapihkan tas nya. Ivan terlebih dahulu turun lalu membukakan pintu mobil nya, mereka berjalan masuk lalu menaiki lift sampai di lantai 12.
"Saya pamit yah, Sya. Hubungi saya bila ada sesuatu yang kamu butuhkan." Ivan pamit pada Lessya saat mereka sudah sampai di depan pintu unit apartement Lessya
"Kamu gak masuk?" Tanya Lessya sambil menekan password pintu unit nya.
"Lain kali. Besok saya jemput kamu." Jawab Ivan, Lessya menganggukkan kepala nya,
"Ok...Besok saya kabari." Jawab Lessya kemudian masuk, lalu berdiri di depan Ivan, Ivan yang masih berdiri di luar pintu menunggu Lessya untuk menutup pintu terlebih dahulu.
"Hati-hati." Lessya akhir nya mengakhiri adegan di depan pintu ini, Lessya menutup Pintu dan Ivan pun segera meninggalkan unit Apartement Lessya.
Di lempar nya tas hitam milik Lessya ke sofa, Lessya kemudian duduk di sofa lalu mengeluarkan handphone nya.
"Hai...Kevin Jagoan Mommy." Sapa Lessya pada photo Kevin yang menjadi gambar layar utama handphone nya.
"Kevin mau Daddy?...Ok, Papa Anton sudah memilih Om Ivan sebagai Daddy nya Kevin. Bantu Mommy mu dengan doa dan senyum mu." Monolog Lessya lalu mencium layar monitor handphone pintar nya.
"Buat Mommy ini berat, Tapi kamu jangan takut...Selama Kevin dan Papa bahagia, Mommy pasti bisa." Ucap Lessya dengan sungguh-sungguh.
Setelah puas memandang wajah jagoan kecil nya, Lessya memeriksa beberapa pesan yang masuk ke handphone nya.
1 pesan pertama yang Lessya anggap penting adalah pesan dari Mama Vivi, Mama Vivi mengirimkan banyak photo kegiatan Kevin hari ini dan Lessya pun tersenyum melihat photo-photo tersebut.
Lalu kemudian, chat dari Rita sabahat sekaligus sekretaris nya, lagi-lagi Lessya tertawa saat membaca pesan dari Rita, Rita meminta laporan Lessya tentang makan malam nya dengan Ivan, belum lagi pertanyaan usil tentang apa saja yang sudah Lessya dan Ivan lakukan malam ini, membuat Lessya tertawa sendiri.
Setelah puas tertawa sendiri, Lessya membaca pesan dari nama yang aneh menurut diri nya, Lessya sempat memicingkan mata nya, karna seingat diri nya, Lessya tidak pernah menyimpan kontak nama "My ❤ly".
Rasa penasaran semakin besar lalu di buka nya pesan itu.
"Apa kabar hari ini, Sya?. Kamu belum makan yah! Please makan sya, malam ini anak saya lapar."
Lessya mengkerutkan dahi nya, di baca nya pesan masuk itu sekali lagi. Lessya takut diri nya salah membaca pesan ini.