Sebagai seorang otaku garis keras saat SMP dulu, tentu saja Kazune mengenal nama Tearju Lunatique.
Peneliti dan pencipta dari Konjiki no Yami atau Eve dalam anime To Love Ru.
Seorang wanita yang cantik dan sangat cerdas tapi ceroboh. Tapi mengingat anime To Love Ru yang penuh dengan hal tidak masuk akal seperti alien, Kazune merasa sangat enggan dan ingin protes ke System. Dirinya adalah manusia biasa, dia tidak ingin masuk dalam plot anime harem echii yang sangat tidak masuk akal, Kazune bukanlah protagonist yang punya stat keberuntungan yang tidak masuk akal, salah sedikit dia bisa kehilangan nyawanya.
Mendengar desahan Kazune dibelakangnya, Tearju merasa bersalah, dia menoleh, lalu berkata.
"Kazune-kun, jika kau merasa kerepotan, kau bisa memberikan buku itu kembali padaku, lagipula, ruang guru jaraknya sudah dekat"
Kazune menjawab Tearju dengan datar.
"Aku mau ke kafetaria, kita satu arah. Lagipula kalau aku berjalan dengan sensei aku tidak akan direpotkan oleh serangga disekitarku."
Mendengar perkataan Kazune yang sama sekali tidak memikirkan volume suaranya murid murid yang sedari tadi melihat Kazune dengan maksud tidak baik mulai mengutukinya.
"Sialan!"
"Hmph!"
"Tch!"
"Sebaiknya kau menjaga lidahmu, jangan sampai itu terpotong angin."
"Kita lihat bagaimana kau bisa sombong setelah sekolah usai."
Mendengar reaksi murid lain terhadap perkataan Kazune, Tearju tak bisa berkata kata, ini pertama kalinya dia melihat sesuatu seperti ini.
Kazune yang dihadapkan oleh semua itu sama sekali tidak peduli.
'Lagipula ini bukan pertama kalinya.'
Setelah itu Kazune dan Tearju berlalu meninggalkan para murid lain menuju ruang guru.
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
"Kyoko-chan, ada apa denganmu?"
Melihat Kyoko yang lesu dimejanya, Hiraitsuka Shizuka jadi penasaran dan ingin mencari tahu penyebab guru yang selalu bersemangat ini jadi lesu seperti ini.
Tersadar dari lamunannya, Kyoko lalu melihat kearah Shizuka.
"Ah~ Shizuka-chan~ otsukare~"
"Mnn, otsukare, jadi? apa yang membuatmu jadi lesu seperti ini Kyoko-chan? jangan mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan."
Shizuka lalu mengambil kursi dan duduk disebelah Kyoko sambil terus memandanginya.
"Kau menyeramkan, Shizuka-chan..."
Tertawa terpaksa Kyoko lalu mendesah pelan, membenarkan kacamatanya lalu mulai bicara.
"Shizuka-chan, kau tahu murid yang merepotkan kita belakangan ini, kan?"
Shizuka lalu mengingat ingat siapa gerangan yang dimaksud oleh Kyoko, dia lalu ingat bagaimana akhir akhir ini dia begitu menderita sampai harus begadang untuk membalas ratusan email orang tua murid tentang murid bermasalah yang menghina anak mereka diupacara pembukaan sekolah, murid dengan nilai tertinggi yang dengan sombong mendeklarasikan semua murid selain dirinya adalah sampah.
Tanpa sadar Shizuka mulai mengepalkan tangannya, giginya gemertak menahan amarah lalu dengan nada datar berkata pada Kyoko.
"Jadi anak itu sudah masuk? Waktunya tepat sekali. Akhir akhir ini aku merasa sangat stress."
Shizuka lalu berdiri hendak mencari dan memberikan pelajaran pada anak yang sudah membuat gurunya kerepotan, sama sekali bukan karena dendam karena dia hanya bisa tidur selama 3 jam karena harus mengurusi email protes yang dikirimkan padanya oleh orang tua murid karena dia guru BK disekolah ini, sama sekali bukan.
"Shizuka-chan! Tidak boleh! Semarah apapun dirimu kau tidak boleh menggunakan murid sebagai samsak tinju!"
Seru Kyoko sambil memeluk pinggang Shizuka, menahannya agar tidak pergi melakukan tindak kekerasan.
"Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu, Kyoko-san."
"Jangan mengelak! Lihat kau bahkan menggunakan sarung tangan besimu! Aku tidak akan membiarkanmu menghajar muridku!"
"Tch."
"Jangan 'Tch.' padaku! Aku tidak mau nama 'Iron Fist' yang terkenal saat kita sekolah dulu berkumandang lagi disini!"
Menggembungkan pipinya Shizuka lalu kembali duduk dengan kesal.
Melihat Shizuka yang ngambek, Kyoko menggelengkan kepalanya.
'Kalau begini terus kau akan susah menikah, Shizuka-chan...'
Namun Kyoko tiba tiba ingat kalau dia juga belum menikah, membuatnya makin depresi.
Tiba tiba terdengar suara pintu digeser.
"Nichihara-sensei, Hiraitsuka-sensei, otsukaresama."
Suara Karasuma sampai ditelinga Kyoko dan Shizuka.
""Otsukaresama, Karasuma-sensei.""
Karasuma lalu duduk dimejanya, mengambil bento dari tasnya dan mulai makan tanpa peduli keadaan sekitarnya.
Kyoko dan Shizuka tak bisa berkata kata melihat Karasuma, mereka tahu ada tipe orang yang tidak peka didunia ini, tapi, Karasuma yang sifatnya seperti kayu, mereka baru pertama kali melihatnya. Dulu banyak guru perempuan yang naksir pada Karasuma karena wajahnya yang bisa dibilang tampan dan mata tajamnya yang tegas, tapi, setelah mengetahui sifat Karasuma yang sangat ketat, mereka semua mundur pelan pelan karena berada disekitar Karasuma sama seperti berada ditempat yang gravitasinya berkali kali lipat lebih kuat dari bumi, membuat orang lain tertekan dan tanpa sadar ingin memberikan hormat ala tentara padanya.
""Otsukare~""
Yamanaka Sawako dan Kawakami Sadayo masuk dalam ruang guru.
""Otsukare~""
Mendengar jawaban dari Kyoko dan Shizuka, Sawako dan Sadayo mengangguk lalu melihat kearah Karasuma, Karasuma melihat mereka sebentar, menganggukan kepala sedikit setelah itu kembali fokus pada bentonya, ujung bibir Sawako berkedut melihat tingkah Karasuma sedangkan Sadayo hanya bisa menggelengkan kepalanya, mereka berdua lalu pergi menuju meja mereka.
"Hiraitsuka-sensei, bisakah kau membantuku menjaga kelasku yang berikutnya? Aku merasa pusing jadi aku ingin istirahat sebentar diuks."
Ujar Sadayo sambil mengusap keningnya.
"Kawakami-sensei, darah rendahmu kambuh lagi?"
Tanya Shizuka dengan nada khawatir.
"Mnnn, sepertinya aku kelelahan akhir akhir ini..."
Jawab Sadayo sambil tersenyum kecil, sedikit merasa bersalah karena bohong pada Shizuka.
"Kalau begitu aku akan menjaga kelasmu, kau tinggal beritahu aku nama kelasmu yang berikutnya dan tugas apa yang ingin kau berikan pada mereka."
Ucap Shizuka sambil menepuk dadanya untuk menunjukkan pada Sadayo kalau dia tidak perlu khawatir dan menyerahkan semua padanya.
Sadayo mengangguk dan berterima kasih pada Shizuka, dia berdiri lalu berjalan kearah pintu keluar.
Tiba tiba.
Karasuma berseru.
"Kawakami-sensei! Tunggu sebentar."
Karasuma lalu berjalan kearah Sadayo lalu memberikan sebuah bungkusan padanya.
"Itu obat darah rendah yang bagus, banyak temanku yang merekomendasikannya padaku setelah aku bertanya mengenai Kawakami-sensei pada mereka."
Melihat Karasuma yang pendiam dan hanya bicara seperlunya saja begitu memedulikannya bahkan memberikannya obat membuat Sadayo tersipu malu ditambah dengan fakta bahwa dia hanya pura pura sakit untuk mencuri waktu tidur membuat Sadayo tidak bisa melihat wajah Karasuma.
"Fyuu~ Karasuma-sensei~ kau boleh juga~"
Ujar Kyoko sambil bersiul, Shizuka memandang Karasuma seakan mengatakan 'Kerja bagus! Sepertinya aku tidak perlu mengajarkan apa apa lagi padamu.' sedangkan Sawako melihat Karasuma dengan mata yang berkilau kilau seakan melihat pria idamannya.
Melihat reaksi guru guru yang ada, Karasuma mengerutkan dahinya sambil berpikir.
'Apakah aku melakukan sesuatu yang aneh?'
"Ka-karasuma-sensei, kenapa kau tiba tiba memberiku obat?"
Ucap Sadayo tergagap.
"Karena kau tidak pernah membawa obat kesekolah, jadi kupikir kau mungkin terlalu sibuk dan tidak sempat membeli obat."
Jelas Karasuma dengan singkat, padat dan jelas.
Mendengar itu Sadayo panik, berpikir bagaimana dia bisa begitu bodoh dan tidak menyiapkan obat sebagai alibi? Dia lalu dengan buru buru berkata.
"Ah! Kau benar Karasuma-sensei, aku tidak menyangka kau memperhatikannya, aku sendiri tidak sadar kalau aku lupa membeli obat, kalau begitu obat ini kuterima, terima kasih, Karasuma-sensei!"
Karasuma bingung dengan sikap Sadayo yang panik berpikir dia tanpa sengaja membuat kesalahan. Setelah berpikir keras Karasuma lalu mendapat pencerahan.
'Ah! Sepertinya Kawakami-sensei tidak ingin terlihat seperti orang yang ceroboh karena lupa untuk membeli obatnya sendiri, hmmm... Sebaiknya mulai sekarang aku memberikan sesuatu pada seseorang saat hanya ada aku dan orang yang bersangkutan saja.'
Meninggalkan Karasuma yang sedang berpikir, Sadayo lalu menggeser pintu keluar namun dia dikagetkan oleh Chihiro yang berada didepannya.
"Sengoku-sensei!"
"Ah, Kawakami-sensei, otsukare~"
Ujar Chihiro dengan senyuman yang cerah dan mata yang tertutup seperti bulan sabit.
'Sepertinya mood Sengoku-sensei sedang bagus, apa dia dapat nomor duda kaya?'
Pikir Sadayo dalam hati.
Tidak ada yang tahu kecuali Author dan pembaca kalau Chihiro sudah berdiri didepan pintu untuk waktu yang cukup lama, tapi, tidak berani membukanya karena dia mendengar suara guru lain menggoda Karasuma dan Sadayo, membuatnya berpikir kalau juniornya itu akan mendahuluinya untuk menikah, dia menjadi iri dan berteriak ketidakadilan didalam hatinya tapi setelah tahu kalau itu cuma salah paham mood Chihiro menjadi sangat cerah secerah kilauan mentari dipagi hari.
'Semua guru perempuan disini lajang dan hanya ada Karasuma yang seperti kayu, Oobayashi yang tak punya semangat dan juga beberapa guru laki laki tapi mereka semua sudah menikah, kalaupun ada guru perempuan yang akan menikah.... ITU HARUS AKU!!!'
Jika guru perempuan lain tahu kalau Chihiro mengutuk mereka agar tidak menikah sebelum dirinya, entah apa yang akan mereka lakukan.
Setelah Sadayo berlalu meninggalkan ruang guru Karasuma pun kembali kemejanya, Chihiro lalu berjalan kearah Kyoko dan Shizuka.
"Nichihara-sensei, kudengar Kazune ada dikelasmu?"
"Eh? Sengoku-sensei, kenal Himura-kun?"
Mendengar Chihiro memanggil Kazune dengan nama depannya, membuat Kyoko penasaran tentang hubungan antara mereka berdua, Karasuma diam diam menguping pembicaraan mereka.
"Ya, begitulah, walinya menitipkan anak itu padaku"
Kyoko lalu meng-o dan mengiyakan kalau Kazune memang berada dikelasnya.
"Apa dia bersikap baik dikelas?"
Tanya Chihiro, Kyoko jadi serba salah dan dengan berat hati berkata.
"Dia... Tidak ikut kelasku..."
"Eh? Apa maksudmu?"
Ekspresi Chihiro jadi serius, walaupun dia terlihat tidak bisa diandalkan, Chihiro benar benar peduli pada muridnya jadi ketika tahu Kazune tidak mengikuti kelas Kyoko, dia menjadi tidak tenang terutama setelah apa yang dilakukannya, berpikir kalau murid yang tidak senang pada Kazune memaksanya untuk tidak mengikuti kelas Kyoko.
Setelah itu Kyoko mulai menjelaskan berdasarkan apa yang dia ketahui dari murid murid lain yang berada dikelasnya mengenai Kazune.
Setelah mendengar penjelasan Kyoko, reaksi Chihiro adalah marah karena Kazune meninggalkan kelas setelah mempermalukan orang yang ingin membullynya.
"Anak ini... Apa dia berpikir dia hebat setelah mempermalukan orang lain? bahkan tidak memedulikan gurunya dan meninggalkan kelas?"
Shizuka sedikit kagum karena Kazune berani melawan orang yang menganggunya tapi dia tetap tidak suka dengan caranya yang menunjukkan kemenangannya dengan meninggalkan kelas.
'Sepertinya aku harus bicara dengan anak ini.'
Jiwa guru BK dalam diri Shizuka berkobar, dia pasti akan membawa murid ini kejalan yang benar.
Karasuma yang menguping juga memutuskan untuk memberikan hukuman yang lebih berat karena tidak hanya terlambat, Kazune bahkan berani mengabaikan kelas.
Sedangkan Sawako sibuk sendiri membaca novel percintaan yang baru dia beli.
'Uuuu.... Aku ingin pacar'
Ujar Sawako dalam hati.
Tiba tiba.
*suara pintu digeser*
"Permisi..."
Suara pelan Tearju terdengar, membuat semua guru melihat padanya.
"Tearju-chan!"
Seru Kyoko yang dengan girang berjalan hendak menguyel uyel pipi Tearju.
Namun sebelum dia sempat melakukan itu, Kazune berjalan masuk keruang guru.
"Kazune..."
"Himura-kun!"
"Kau..."
Chihiro,Kyoko, dan juga Shizuka bereaksi setelah melihat Kazune, Karasuma menatap Kazune dengan tajam, tatapannya seakan berkata 'Kau akan mendapatkan hukuman yang berat, anak muda.', sedangkan Sawako masih fokus dengan novelnya.
'Aku juga mau di *kabedon*'
Kazune yang melihat situasi didepannya seakan tahu apa yang akan terjadi mulai protes dalam hati.
'Berbuat baik seharusnya membuahkan hal yang baik... Kenapa saat itu giliranku, aku malah mendapat hal yang buruk?'
(・∀・) hehe... author merasa bersalah gak up chapter... mohon ampuni author ga telaten ini ( ;∀;) well... enjoy the chaps uwu)/