webnovel

Crying

"Bagaimana bisa jadi seperti ini?"

Melihat tongkat pel dan berbagai peralatan kebersihan disampingnya, membuat Kazune ingin sekali mencekik seseorang.

"Tau begini aku tidak usah membantu Tearju, toh, nanti juga akan ada harem protagonist yang membantunya..."

Sambil terus mengeluh Kazune berjalan masuk kedalam kamar mandi.

---45 menit yang lalu---

"Himura-kun!" "Kazune..." "Kau..."

Mendengar begitu banyak suara yang menyambutnya ketika dia masuk, Kazune lalu melihat sekeliling, dia menemukan Chihiro yang melihatnya dengan marah, Guru kelasnya, Nichihara Kyoko yang melihatnya dengan tatapan kaget, seorang guru perempuan dengan jas putih panjang yang mirip seperti jas lab yang mengamatinya, Karasuma yang menatapnya dengan tajam seperti ingin memakannya, dan seorang guru perempuan yang asyik membaca...novel?

Kazune melihat guru perempuan yang membaca novel dengan wajah aneh, karena ekspresi guru itu yang terus berubah ubah dari tersipu malu sampai tersenyum dengan bodoh, Kazune penasaran apa yang guru itu baca sampai dia lupa kalau orang lain dapat melihatnya.

"Kazune, kau darimana?"

Ditanyai secara tiba tiba oleh Chihiro, Kazune spontan menjawab.

"UKS"

"Eh? Kazune-kun, tapi aku bertemu denganmu dilorong menuju atap tadi..."

Gumam Tearju pelan, tapi karena jaraknya dengan guru lain terlalu dekat otomatis Chihiro, Kyoko, dan juga Shizuka mendengarnya, membuat mereka kembali menatap Kazune dengan mata tanpa emosi dan juga senyum yang penuh niat jahat.

Kazune hanya bisa menangis terharu dalam hati melihat betapa polosnya Tearju.

"Ah~ Aku lupa membeli Golden Macha kesukaanku~"

Ujar Chihiro sambil memainkan ujung rambutnya dan tersenyum licik.

"Kau mengingatkanku Sengoku-sensei~ aku juga lupa membeli Senbei kesukaanku~"

Ucap Shizuka sambil meregangkan tangannya menunjukkan sarung tangan besinya yang berkilauan.

"Aku juga lupa membeli Melonpanku karena direpotkan oleh murid yang meninggalkan kelasku pagi ini~"

Membuka sebuah buku, Kyoko mengetuk-ngetuk ujung pulpennya ditempat yang bertuliskan nama Kazune.

Melihat ketiga orang ini yang secara terang terangan ingin memerasnya, Kazune tak bisa berkata kata.

"Eh? Kalian juga lupa membeli sesuatu? Aku juga lupa membeli Cake kesukaanku..."

Ucap Sawako sambil mendesah pelan.

Tak menyangka guru yang membaca novel akan ikut memerasnya, Kazune hanya bisa berteriak 'Sialan!!!' dalam hati.

"Aku bisa membelikannya!"

Seru Tearju dengan polos, mendengar Tearju yang dengan sukarela menawarkan dirinya untuk menjadi pesuruh Chihiro, Kyoko, dan Shizuka merasa seperti baru memakan sesuatu yang sangat manis.

'Bagaimana seseorang masih bisa semanis ini walaupun mereka sudah dewasa?'

Mereka bertiga menanyakan hal itu dalam hati.

Sawako yang mendengar penawaran Tearju, dia lalu memberikan uang pada Tearju, mendapatkan uang dari Sawako, Tearju lalu pergi meninggalkan ruang guru untuk membeli cake titipan Sawako.

"Sensei, kalau sudah selesai, aku akan keluar dulu."

Kazune dengan cepat menaruh buku yang dibawa olehnya dimeja Tearju dan bersiap siap untuk kabur dari tiga guru tak tahu malu yang ada didepannya ini.

Tiba tiba.

"Ara~ kenapa kau buru buru Kazune?"

"Himura-kun, laki laki yang tidak peka itu tidak disukai oleh wanita kau tahu~"

"Siswa yang menghindari gurunya perlu dibimbing dengan baik, bukankah begitu? Himura."

'I believe you are ghost! You are eating people!'

Menyerukan secara spontan hal yang biasanya diserukan oleh mc novel cina dalam hati, Kazune berusaha untuk lepas dari cengkraman tiga hyena licik yang menahan tubuhnya.

"Sensei... Kalian.. tidakkah berlebihan menahanku seperti ini?"

Ujar Kazune pelan sambil melihat mereka dengan kesal.

"Menahan seseorang sepertimu tentu saja ini tidak berlebihan~"

"Kau masih berhutang padaku Himura-kun~"

"Lari dari masalah itu tidak baik Himura"

'Aku tidak lari dari masalah! Aku ingin lari dari kalian!'

Setelah meneriakan itu dalam hati, Kazune mulai memberontak dengan tenaga yang lebih kuat, Chihiro, Kyoko, dan Shizuka menjadi semakin susah untuk menahannya.

'Kuat sekali!'

'Ugh!'

'Anak ini...'

"Himura."

Karasuma tiba tiba datang dan memegang pundak Kazune.

'Karasuma-sensei...'

Merasakan tenaga dari tangan yang memegang pundaknya, Kazune lalu berhenti memberontak dan melihat wajah Karasuma dengan lebih teliti.

'Orang ini...'

Kazune lalu ingat siapa sebenarnya Karasuma.

'Ansatsu Kyoushitsu... Anggota pasukan khusus dan salah satu guru murid kelas 3-E, Karasuma Tadaomi, bukankah seharusnya dia berada di SMP Kunugigaoka? Kenapa dia mengajar disini? Ah! Setelah kupikir pikir bulan didunia ini tidak meledak... Apa plotnya belum dimulai? Atau karakter Koro-sensei tidak ada didunia ini?"

Bertanya tanya tentang banyak hal dalam pikirannya, Kazune jadi diam tak bergerak membuat ketiga guru yang masih memegang erat tubuhnya seperti koala jadi bingung apa yang terjadi pada Kazune.

Melihat Kazune yang sepertinya terdiam karena takut padanya, Karasuma merasa bersalah.

'Sepertinya aku tanpa sengaja mengeluarkan aura anggota pasukan khusus pada Himura...'

Melepaskan tangannya dari pundak Kazune, Karasuma lalu berkata.

"Aku tidak bermaksud menakutimu Himura. Hanya saja, kau tidak boleh menggunakan kekuatan sebesar itu saat berhadapan dengan perempuan."

Tersadar oleh suara Karasuma, Kazune lalu menjawab.

"Maafkan aku."

Karasuma lalu mengangguk puas, Chihiro tiba tiba berkata.

"Seperti yang bisa diharapkan dari Karasuma, Bahkan berandalan ini juga bisa kau taklukkan"

Shizuka juga mengikuti jejak Chihiro dan berseru.

"Satu sentuhan dan... K.O!"

"Karasuma-sensei benar benar bisa diandalkan!"

Tambah Kyoko.

Karasuma mengangguk lalu kembali ke mejanya.

Mendesah pelan Kazune lalu berkata.

"Bisakah kalian melepaskanku?"

"Tentu~"

"Asalkan kau membuat Sensei senang, Sensei akan melepaskanmu~"

"Aku akan melepaskanmu saat kau mengerti keinginan gurumu."

Pasrah, Kazune pun dengan berat hati menuruti keinginan mereka setelah menyerahkan upeti kepada ketiga guru yang menyalahgunakan kekuasaannya, merekapun dengan senang hati melepaskan Kazune, mendengus, dia lalu berjalan menuju pintu keluar, namun, tiba tiba, Karasuma menghadang jalan Kazune.

"Ini kunci ruang peralatan, ambillah beberapa alat dan kau bisa mulai membersihkan toilet di gedung asrama, ini hukumanmu karena terlambat hari ini."

Mengambil kunci itu dengan jengkel, Kazune lalu meninggalkan ruang guru.

"Apakah kita terlalu berlebihan padanya?"

Kyoko yang terbawa suasana oleh Chihiro dan Shizuka mulai bertanya tanya mengenai tindakan mereka.

"Aku akan mengembalikan uang anak itu besok."

Jawab Shizuka singkat.

"Kalian tidak perlu khawatir~ anak itu tidak kesulitan uang, saat pindah ke Salurasou dia bahkan belanja banyak barang untuk mengisi kamarnya, mungkin dia menghabiskan 500.000 yen lebih untuk semua itu."

Mengingat barang yang terus berdatangan dihari Kazune pindah ke Sakurasou, Chihiro masih iri oleh bagaimana Kazune bisa membeli barang sebanyak itu saat dia masih baru lulus SMP.

Shizuka dan Kyoko tercengang mendengar perkataan Chihiro.

"Bagaimana dia bisa mendapat uang sebanyak itu?"

Tanya Kyoko, berpikir kalau Kazune mendapatkan uang itu dengan cara yang tidak baik.

Shizuka lalu ingat saat banyak orang tua murid ingin Kazune dikeluarkan ada dua pihak yang menghentikan itu.

'Shinsengumi dan Shinomiya... Apa sumber uang Kazune berasal dari mereka?'

"Aku baru mengenal anak itu tapi dari yang kulihat dia bukan tipe anak yang akan melakukan hal buruk demi uang."

Ujar Chihiro berusaha memecahkan suasana yang aneh ini.

"Sengoku-sensei benar, aku sudah menangani banyak murid dan Kazune walau dia terlihat seperti yakuza, tatapan mata anak itu benar benar murni."

"Haha, aku jadi terpikir, saat kita menahannya, sepertinya tanpa sengaja kita menempelkan dada kita ditubuhnya~ tapi sepertinya dia terlalu polos untuk menyadari itu."

Shizuka terbatuk batuk karena tercekik senbei setelah mendengar perkataan Chihiro sedangkan wajah Kyoko menjadi merah padam.

"Hahahaha! kalian berdua juga sama polosnya dengan Kazune!"

""Sengoku-sensei!!!""

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

"Ini tidak mengerikan seperti yang kukira... Untung saja toilet sekolah disini tidak sejorok toilet disekolah diduniaku yang dulu"

Mengingat bagaimana toilet disekolahnya dulu yang sempit dengan bak yang dasarnya hitam karena lumut dan juga temboknya yang penuh lukisan 'burung' plus kakusnya yang membuat orang takut bahkan untuk jongkok disitu, Kazune merasa lucu karena dia merasa bersyukur dihukum membersihkan toilet.

Merasakan moodnya yang mulai membaik, Kazune tersenyum dan mulai menggumamkan lagu dan mulai mengelap cermin dengan ceria.

Tiba tiba.

Seorang murid perempuan berlari dibelakang Kazune menuju salah satu bilik kamar mandi.

"Eh?"

Menoleh kepintu bilik yang sudah ditutup, Kazune merasa aneh.

'Apa dia membolos?'

Memutuskan untuk tidak memedulikannya, Kazune lalu melanjutkan pekerjaannya.

*suara orang menangis*

*ding*

'F*%&!!!'

Lagi senggang hehe~ enjoy the chaps~uwu)/

Xionsama23creators' thoughts
次の章へ