"FAKKKK!!!!!"
Kazune berteriak sambil berlari dengan sangat cepat dan sesekali menghindari objek atau orang yang menghalangi jalannya dengan gerakan yang akrobatik.
'Kenapa tidak ada yang membangunkanku???'
Dianime Sakurasou, Kazune pernah melihat Misaki membangunkan Sorata walaupun caranya sangatlah aneh dan terlalu menggoda iman, dia tidak peduli, karena dibangunkan seperti itu lebih baik daripada harus terlambat.
Yah, tentu saja itu tidak benar, Kazune hanya ingin mencoba rasanya fanservice seperti dianime.
"Sialan..."
Melihat gerbang sudaj ditutup, Kazune panik, berpikir sejenak, dia lalu berjalan beberapa meter kebelakang lalu berlari dengan sangat kencang melompati pagar.
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
"Nani?!"
Penjaga sekolah yang tadinya tersenyum menikmati wajah menderita Kazune saat melihat pagar telah ditutup tercengang melihat Kazune melompati pagar tersebut.
"Hey! Berhenti!"
Penjaga sekolah berteriak sambil mengejar Kazune, melihat gangguan dibelakangnya, Kazune mendecakan lidahnya lalu mulai berlari lebih cepat.
"Takkan kubiarkan kau melarikan diri!!!"
Merasa kalau dia mungkin akan menarik perhatian orang jika penjaga ini terus mengikutinya, Kazune berhenti.
"Ah... Paman bisakah kau melepaskanku hari ini saja?"
Tersenyum dengan kaku, Kazune mencoba membujuk penjaga itu.
"Hmph! Aku tidak akan melepaskan murid yang terlambat."
Sedikit enggan tapi berpikir itu memang salahnya karena terlambat, Kazune pasrah saat hendak ditangkap oleh penjaga itu.
Tiba tiba,
"Uehara-san, kenapa dengan murid itu?"
Penjaga sekolah bernama Uehara melihat siapa yang datang dan wajahnya mulai tak senang.
"Karasuma-sensei, anak ini terlambat."
"Setahuku pelajaran baru mulai 10 menit lagi, kau bisa melepaskannya, aku yang akan memberinya sanksi nanti."
"Karasuma-sensei, bel sudah berbunyi jadi tidak ada alasan lain untuk murid ini boleh masuk."
Karasuma lalu bertanya pada Kazune,
"Kau. Anak tahun pertama?"
Kazune mengangguk, Karasuma lalu berkata pada Uehara,
"Anak tahun pertama diperbolehkan masuk kelas kalau dia terlambat 5 menit setelah pelajaran. Uehara-san kau tidak boleh menahannya disini, kau tahu betul apa yang akan terjadi jika dia terlambat lebih dari 5 menit, kan? Atau apakah itu tujuanmu?"
Uehara tak bisa berkata apa apa dan hanya bisa menatap Kazune dengan ganas lalu melepaskannya dan kembali pada posnya.
"Terima kasih, Karasuma-sensei."
Kazune menundukkan kepalanya, berterima kasih pada Karasuma.
"Kau seharusnya tahu kalau terlambat lebih dari 10 menit hukumannya sangat berat. Bagaimana kau bisa seceroboh ini?"
Karena malu, Kazune hanya bisa menundukkan kepalanya tapi hukumannya benar benar membuat dia penasaran, Kazune lalu bertanya pada Karasuma,
"Karasuma-sensei... Kalau aku boleh tahu, apa hukumannya?"
Karasuma mengerutkan dahinya, melihat Kazune dengan serius.
"Apa kau tidak masuk saat hari pertama?"
Kazune terdiam sebentar lalu mengangguk, Karasuma yang mendapat konfirmasi Kazune, menempelkan telapak tangan ke keningnya.
"Kau... Anak yang membuat heboh saat upacara pembukaan ya?"
Kazune terdiam dan memalingkan wajahnya, melihat respon Kazune, Karasuma menghela napas lalu memukul kepala Kazune lalu berkata,
"Kau membuat sekolah kerepotan kau tahu? Banyak sekali orang yang ingin mengeluarkanmu dari sekolah ini tapi beberapa pihak mencegahnya. kau aman untuk sekarang, tapi, banyak mata yang memperhatikanmu, seharusnya kau sadar dengan situasimu saat ini."
Kazune tahu benar apa yang akan dia hadapi setelah semua yang dilakukannya. tapi, dia sama sekali tidak menyesal. Dia tidak ingin diingat sebagai orang yang mengakui dirinya sebagai orang mesum diupacara masuk.
"Pastikan kau tidak terlambat lagi, Himura. Kalau kau berpikir akan terlambat sebaiknya kau mengurungkan niatmu kesekolah dan diam dirumah. Setiap murid yang ditahan digerbang akan dicatat dan dianggap merusak nama sekolah karena dianggap tidak disiplin, anak tahun pertama sepertimu akan diberi kesempatan 3 kali dan jika kau masih terlambat, hukumannya adalah dikeluarkan. Yang perlu kau ingat adalah, jangan sampai orang lain melihatmu melakukan hal yang buruk saat kau menggunakan seragam Sekaiichi, apalagi jika milikmu berwarna hitam."
Setelah menjelaskan itu, Karasuma mendiamkan Kazune sepanjang jalan hingga mereka sampai diruangan dengan papan nama bertuliskan 1-B tergantung disamping pintunya.
"Setelah kelas selesai datanglah menemuiku, aku akan memberikan hukumanmu saat itu."
Meninggalkan kata kata itu Karasuma lalu pergi.
"Sebaiknya aku masuk..."
Gumam Kazune, menaruh tangannya digagang pintu, dia lalu menggesernya, kelas yang semula ramai jadi hening, semua perhatian tertuju padanya.
'Aku ingin pulang...'
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
"Miko, kau kelihatan kesal..."
Melihat wajah Miko yang kesal, Kobachi bingung harus melakukan apa.
"Koba-chan, aku ingin protes ke kepala sekolah yang memasukkan anak rambut putih itu ke sekolah ini."
Melihat bangku yang kosong sejak hari pertama sekolah, Miko menggertakkan giginya.
'Tidak punya aturan.'
Setelah itu Miko melihat sekeliling. Banyak murid yang masih berbicara dan belum duduk dibangkunya padahal bel masuk sudah berbunyi.
'Kalau guru masuk dan melihat kelas yang masih berantakan seperti ini, apa yang akan dipikirkan oleh mereka?'
Kobachi menghela napas melihat tingkah Miko,
'Miko...'
Iino Miko adalah seorang gadis yang sangat disiplin dan menjunjung peraturan diatas segalanya. Ayahnya yang seorang hakim dan juga ibunya yang memimpin badan amal internasional jarang pulang kerumah, membuat Miko berpikir kalau itu karena banyak orang yang tidak mengikuti hukum dan juga peraturan sehingga mereka tidak bisa menemaninya, sejak saat itu, Miko memutuskan untuk menegakkan hukum dan peraturan bagi orang orang yang seperti itu.
"Hei! Bisakah kalian diam dan duduk dibangku kalian masing masing?"
Seru Miko pada seluruh murid dikelas, Kobachi hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya.
"Ehhh... Tapi gurunya masih masuk 5 menit lagi..."
"Dia siapa?"
"Ahhh... Itu anggota komite disiplin disekolahku yang dulu, dia memang menjengkelkan, biarkan saja dia."
"Kau urus saja urusanmu sendiri cebol."
Wajah Miko memerah karena marah karena dipanggil cebol, saat hendak memarahi para murid lagi Kobachi menahannya, melihat Kobachi yang menggelengkan kepala padanya, Miko menundukkan kepalanya lalu duduk kembali dibangkunya.
'Aku pasti akan merubah sekolah ini.'
Kata Miko dalam hati.
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
Nanami sedikit kasihan pada Miko yang dikucilkan oleh seluruh kelas lalu bertanya pada Sorata,
"Kanda-kun, apakah Iino-san akan baik baik saja?"
Sorata yang ditanyai Nanami lalu melihat kearah Miko dan melihat Kobachi tengah menghiburnya.
"Tidak apa apa Aoyama-san, Osaragi-san sepertinya sedang menghiburnya."
Jawab Sorata yang masih terus memandangi Kobachi, Nanami yang menyadari itu sedikit kesal lalu mendengus lalu berbalik memandang keluar jendela.
"Hehe~, Sorata, apa kau tertarik pada Osaragi-san?"
Miyahara bertanya pada Sorata sambil tersenyum penuh arti padanya, tergagap Sorata menjawab.
"A- a- apa?! Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu Miyahara!"
"Jangan mengelak Sorata~ kau tahu hampir seluruh murid laki laki disini naksir pada Osaragi-san"
Mendengar itu Sorata jadi sedikit lesu.
'Tentu saja banyak yang suka pada gadis cantik seperti Osaragi-san... Seragamnya juga berwarna hitam... Orang biasa sepertiku mana bisa mencapainya'
Awalnya, Sorata tidak banyak berharap saat tiba ditokyo, berpikir kalau dia hanya akan sekolah dan lulus seperti orang normal lalu mencari pekerjaan disini. Semuanya berubah saat dia tiba disekolah ini.
Sekaiichi High
Gabungan dari sekolah yang dikenal dengan muridnya yang berbakat, Suimei, dan juga sekolah dengan muridnya yang memiliki latar belakang terpandang dan juga kaya, Shuchiin.
Saat pertama kali masuk, Sorata terkagum kagum dengan berbagai fasilitas disekolah ini, membuatnya membayangkan masa masa SMA yang menyenangkan ditempat ini, tapi, semuanya berubah menjadi sedikit seram setelah murid yang memiliki nilai masuk paling tinggi menantang semua orang saat upacara masuk.
Banyak orang mencari keberadaan anak baru itu yang kebetulan satu kelas dengannya, tapi, sejak upacara pembukaan dia sama sekali tidak datang yang membuat orang orang lain berpikir kalau anak baru itu takut dan mulai mengolok oloknya ada juga yang kesal dan mulai merendahkan murid lain yang berseragam biru karena sepertinya anak baru itu berseragam hitam karena dia mendapat nilai paling tinggi bukan karena latar belakangnya yang kaya atau seorang keturunan bangsawan.
Benar, sekolah ini memiliki kasta. Yang berseragam biru disebut 'Impure' sedangkan yang hitam disebut 'pure' , awalnya Sorata kaget saat mengetahui ada sesuatu yang seperti itu disekolah ini, itu membuatnya kecewa dan semakin kacau saat melihat warna seragamnya.
Untungnya bukan hanya dia yang berseragam biru, banyak murid lain yang juga berseragam biru sepertinya, membuatnya bisa bertahan disekolah ini.
Menghela napas Sorata lalu melihat kearah Nanami,
"Aoyama-san, ada apa denganmu?"
Nanami mengabaikan pertanyaan Sorata dan terus memandang keluar jendela, bingung harus melakukan apa, Sorata lalu kembali bicara dengan Miyahara.
"Hey, Miyahara, Aoyama-san kenapa?"
Miyahara menggelengkan kepalanya lalu berkata,
"Sepertinya dia cemburu karena kita membicarakan Osaragi-san dan mengabaikannya."
Nanami yang diam diam menguping pembicaraan Sorata dan Miyahara mulai mengeluarkan urat didahinya, namun, saat dia ingin memberikan pelajaran pada mereka berdua, tiba tiba pintu kelas bergeser, memperlihatkan sosok seseorang yang berdiri dibelakangnya.
Ahhh... hp author baru aja rusak... dan baru ganti... maaf kalau kalian nunggu update yang gak keluar keluar well.. enjoy the chaps uwu)/ Ciao~