webnovel

Deja Vu

Menempatkan kepala dimeja sambil menyembunyikan wajahnya menggunakan lengannya, Kazune berkata dalam hati.

'Ugh... Perutku sakit...'

Merasakan tatapan dari banyak mata sekaligus membuat Kazune gugup hingga perutnya sakit.

'Haa... Padahal aku terpaksa melakukan semua itu karena System...'

Walaupun dia tahu, dia juga mendapatkan keuntungan dari apa yang dilakukannya. Kazune terus menyalahkan System untuk mengurangi stressnya.

"Himura-kun..."

Mendengar namanya dipanggil, Kazune menoleh dengan malas kesamping bangkunya, dia mendapati Nanami yang melihatnya dengan wajah cemas.

'Benar benar baik... Aoyama..., tolong maafkan aku untuk ini...'

Mendesah dalam hati, Kazune lalu memalingkan wajahnya dari Nanami dan mengabaikannya.

"Tch... Benar benar sombong."

"Hey~ kenapa kau baru datang sekarang? Kupikir kau berani setelah mengatakan semua itu diupacara pembukaan tapi saat banyak yang mencarimu kau malah tidak masuk, pengecut."

"Pfft... Lihat sepertinya dia baru sadar akibat dari perbuatannya~"

"Terlambat jika kau menyesal sekarang pembual."

Sindiran dan ejekan beterbangan diseluruh kelas, Nanami yang menyadari ini berusaha untuk menghentikannya tapi dihentikan oleh murid lainnya.

"Aoyama-san, kau tidak perlu membela orang seperti itu. Lihat, dia bahkan mengabaikanmu saat kau sedang berusaha membelanya."

"Pecundang yang bisanya sembunyi dibelakang perempuan."

"Kenapa kita harus sekelas dengan orang ini?"

Nanami tak tahu harus apa, walaupun dia sudah berusaha untuk melakukan sesuatu, suaranya tetap saja tenggelam dalam hinaan dan juga sindiran murid lain.

"Busuk sekali, sialan."

Suara dingin Kazune terdengar dengan jelas ditelinga semua orang.

Nanami tertegun, merasakan aura Kazune yang tiba tiba berubah, dia mulai gemetar.

'Eh... Kenapa ini?'

Memeluk lengannya yang menggigil tanpa sebab, secara tidak sadar Nanami mulai menjauhi Kazune.

'Aoyama, kau tidak boleh terlihat dekat denganku saat ini... maaf.'

Meminta maaf dalam hati, Kazune lalu melihat Nanami dengan wajah datar.

"Kau pergilah."

Nanami merasa ingin menangis mendengar perkataan Kazune, dia lalu kembali kebangkunya dengan perasaan yang campur aduk.

Mendesah dalam hati, Kazune lalu memandang semua orang yang menyindirnya tadi.

"Sekarang, yang merasa dirinya lebih baik dariku. Majulah. Bagaimana kalau kita sedikit bermain?"

Beberapa murid laki laki maju kehadapan Kazune.

"Aku tidak akan memaafkanmu."

Kaget dengan apa yang diucapkan oleh salah satu diantara mereka, Kazune lalu mengamati lebih jelas murid laki laki yang mengatakan itu padanya.

'Dia...'

Kazune ingat kalau murid laki laki ini tadi sedang berbicara dengan Sorata dan Nanami.

'Miyahara, kah..'

Tertawa kecil, Kazune menyatakan kalau Miyahara adalah laki laki sejati dalam hatinya.

'Sepertinya dia sudah suka Aoyama sejak hari pertama'

Melihat Kazune yang tertawa saat mendengar ucapannya, Miyahara menggertakkan giginya.

'Aku pasti akan membuatmu menyesal telah membuat Aoyama seperti itu.'

"Himura, aku tidak akan menerima orang sepertimu ada disekolah ini."

Mengernyitkan dahinya, Kazune lalu melihat murid laki laki dengan seragam hitam yang menatapnya dengan tatapan seperti melihat orang dengan kasta rendahan didepannya.

"Kyaa~ Ogino-kun, benar benar keren~"

"Benarkan~ seperti yang bisa diharapkan dari "Prince" klub drama~"

Mendengar pujian para murid perempuan dibelakangnya, Ko Ogino semakin bersemangat dan makin menaikkan dagunya.

'Dengan ini kepopuleranku akan makin meningkat, aku tidak perlu lagi khawatir dengan Ishigami. karena, saat murid murid lain berpikir aku adalah orang yang membela yang lemah dari tirani "Raja Iblis" ini. tidak akan ada lagi yang percaya padanya.'

Ogino lalu melirik kearah Nanami.

'Gadis itu cantik juga, mungkin aku akan memacarinya setelah aku selesai dengan 'drama' ini '

Menyadari si bajingan Ogino melirik Nanami dengan tatapan mesum seperti itu, Kazune berusaha keras menahan diri untuk tidak menghantam kepala Ogino dengan kursi.

Mengambil sesuatu dari tasnya, Kazune lalu berkata.

"Kita akan bermain menggunakan ini."

Saat Kazune menunjukkan apa yang ada ditangannya. Miyahara, Ogino, dan murid lainnya kebingungan.

"Jangka?"

"Ada permainan yang menggunakan jangka?"

"Apa mereka mau adu membuat lingkaran sempurna dengan itu?"

Tiba tiba.

*brak* *brak* *brak* *brak* *brak*

Melihat jangka yang menancap diantara sela sela jari Kazune, semua orang merinding.

Miyahara menelan ludah sedangkan mata Ogino terlihat terguncang dan keringat dingin mulai keluar didahinya.

"Peraturannya mudah, semakin cepat kau menancapkan jangka diantara jarimu, maka kau yang menang."

Ujar Kazune sambil menyeringai. Melihat seringai Kazune, Ogino lalu dengan cepat mencari alasan.

"Bagaimana kau bisa menyarankan permainan berbahaya seperti ini?! Bukankah begitu Iino-san?"

Mendengar itu, Miko yang sudah menahan dirinya untuk menghentikan kekacauan yang terjadi dihadapannya menjadi antusias.

"Himura-san! kau sebaiknya berhenti berbuat onar!"

Seru Miko dengan tegas sambil berjalan kearah bangku Kazune.

Kobachi yang tak mengira Ogino akan menggunakan Miko untuk keuntungannya gagal menghentikan Miko.

'Miko...'

Mendesah dalam hati, Kobachi lalu mengikuti Miko dari belakang.

Kazune yang menyaksikan itu semua mendecakkan lidahnya sambil mengutuk Ogino agar 'adiknya' berkurang 5 cm.

"Chibi-chan. Kau jangan menganggu."

Ucap Kazune dengan suara datar.

Miko takut saat mendengar suara Kazune yang menyerupai monster, tapi, dia kembali menguatkan tekadnya.

'Jika pembela keadilan takut melawan kejahatan maka kejahatan akan menang... Dan lagi... Dia memanggilku 'Chibi' !!!'

Selesai mengatakan monolognya dalam hati Miko berdiri didepan Miyahara dan Ogino, membentangkan tangannya seperti Rose difilm 'Titanic'.

"Aku tidak akan membiarkan kau mengacaukan sekolah ini lagi."

Ucap Miko dengan tegas, wajahnya penuh percaya diri.

Kazune yang melihat Miko jadi mengingat video youtube yang dia lihat, tentang panda merah yang akan berdiri dan membentangkan kedua tangannya agar terlihat mengancam yang justru membuat mereka makin menggemaskan.

'Aku bisa mati... Apa apaan makhluk imut dihadapanku ini...'

Kazune yang wajah kayunya hampir runtuh karena Miko panik.

'Kalau wajah datarku hilang sekarang, aku tidak akan terlihat mengancam lagi.'

Kazune lalu menatap Miko dengan tajam.

"Chibi-chan. Kalau kau menghalangiku terus. Aku akan meremas dadamu. Kita lihat apa yang akan kau lindungi, dadamu atau mereka?"

'Eh... Kok malah terdengar seperti orang jahat???'

Kazune yang mengatakan kalimat tersebut secara spontan baru sadar kalau dia bisa dihukum pasal pelecehan karena mengatakannnya.

"Nha?!"

Miko dengan spontan memeluk dadanya, melihat Kazune dengan horror terlihat jelas dimatanya, sedangkan Kobachi memalingkan wajahnya dan berusaha keras untuk tidak tertawa.

Miyahara melihat Kazune dengan aneh sedangkan Ogino tersenyum licik.

"Himura!!! takkan kubiarkan kau menodai para gadis ditempat ini!!!"

Seru Ogino dengan keras, membuat para murid perempuan ikut mendukungnya.

"Ogino-kun!!! Hukum orang mesum ini!!!"

"Pergi dari sini orang mesum!!!"

"Kenapa orang menjijikan sepertimu ada didunia ini? Ne, apa gunanya kalian bernapas?"

Jauh dari bangku Kazune, salah seorang murid perempuan tanpa sadar berkata "Cute." dengan datar, membuatnya ditanyai oleh murid perempuan yang bingung disampingnya.

"Koromo-san, siapa yang kau panggil 'Cute'?"

"Ehhh~? bukankah Kazune-kun imut?"

"Ehhh..."

Merasa aneh dengan jawaban Shiranui, murid perempuan itu memutuskan untuk berhenti bicara. Meninggalkan Shiranui yang fokus menatap Kazune yang sedang berusaha menjaga wajah datarnya.

'Cute...'

Kembali ke Kazune, saat ini dia sedang ditunjuk tunjuk oleh Miko dan diteriaki "Mesum!!!" berulang kali, walaupun dia sebenarnya hanya ingin menyingkirkan Miko dengan cepat, dipanggil mesum berulang kali membuat Kazune benar benar kesal.

"Berisik."

Kazune lalu mengangkat Miko lalu mendudukkannya diatas meja miliknya.

"Diam disitu atau aku akan benar benar melecehkanmu."

Mengabaikan Miko yang berkaca kaca, Kazune lalu memandang kearah Miyahara dan Ogino.

"Bagaimana? Apa kalian mau main?"

Ogino mundur perlahan membuat posisi Miyahara tepat berada dihadapan Kazune, membuat Miyahara secara refleks mengambil jangka dari tangan Kazune.

"Na, 'Prince' kau tidak ingin mencoba duluan?"

Menanggapi pertanyaan Kazune, Ogino menjawab.

"Aku sudah berkata kalau aku tidak akan membiarkan kau menodai gadis disekolah ini jadi aku akan menjaga Iino-san darimu."

Mendengar pernyataan heroik dari Ogino, murid perempuan seakan terhipnotis dan pupil mata mereka berubah menjadi bentuk hati.

Kazune melihat Ogino dengan jijik, berpikir bagaimana seseorang bisa begitu tidak tahu malu, mengabaikan fakta bahwa dia baru saja mengancam untuk melecehkan seorang gadis jika dia tidak berhenti menganggunya.

Kobachi yang menyadari sikap licik Ogino mendengus, dia lalu pergi kedepan bangku Kazune, menepuk pundak Miko lalu menyuruhnya turun dari meja. Miko yang sadar kalau dia bisa turun sendiri tersenyum dengan penuh rasa terima kasih pada Kobachi, setelah turun dari meja, Miko lalu berbalik lalu menatap Kazune dengan mata penuh dendam bersumpah dia akan membalas penghinaan ini.

Kazune yang tidak sadar kalau Miko sudah lari darinya masih fokus pada Miyahara.

"Apalahnamamu-kun, apa kau mau bermain?"

"Miyahara! Namaku Miyahara Daichi!"

"Jadi, Miyahara, kau ingin bermain?"

Miyahara berpikir sejenak, dia benar benar ingin mundur, tapi, mengingat wajah Aoyama, dia menguatkan tekadnya.

'Laki laki macam apa yang tidak melindungi orang yang dia sukai.'

Miyahara lalu mengangguk dengan mantap, dia menaikkan jangka ditangannya, sedikit gemetar, namun matanya bagaikan api yang membara lalu dengan cepat dia menurunkan jangka itu kearah tangannya.

Nanami yang semula ragu untuk menghentikan Miyahara panik, melihat dia benar benar mengambil jangka dari Kazune. Ditemani oleh Sorata, Nanami menerobos kerumunan untuk menghentikan Miyahara, tapi semuanya terlambat, Miyahara sudah menurunkan jangkanya, Nanami hanya bisa menutup mata.

Tapi.

Teriakan panik karena seseorang terluka, Nanami hanya mendengar suara orang terkesiap karena terkejut, dia lalu mendengar Sorata berseru disampingnya.

"Aoyama! Miyahara tidak apa apa!"

Membuka matanya perlahan dia melihat Kazune yang memegang tangan Miyahara sambil tersenyum kecil.

'Eh?'

Nanami lalu mendengar Kazune berkata.

"Aku kalah. Kau menang Miyahara, aku Himura Kazune, menyatakan kau bukanlah sampah seperti orang lain, kau bisa mengatakan satu permintaanmu padaku, selama aku bisa memenuhinya dan tidak melanggar batasanku, aku pasti akan memenuhinya."

Miyahara sudah menyiapkan diri untuk terluka, tapi, dia tidak menyangka Kazune akan menghentikannya tepat saat jangkanya berada diatas jarinya, bernapas lega, Miyahara lalu bertanya.

"Kenapa kau menghentikanku Himura?"

Kazune lalu tertawa mendengar pertanyaan Miyahara.

"Hanya orang bodoh yang percaya kalau aku akan menggunakan permainan berbahaya seperti ini untuk menantang kalian, yang kutantang adalah kecerdasan dan keberanian kalian. Jika kalian cerdas kalian pasti sudah tahu kalau aku akan menghentikan kalian jika kalian benar benar akan melakukannya dan jika kalian berani kalian pasti akan menjawab tantanganku tanpa mundur entah itu untuk membuktikan aku salah atau alasan lain, aku tidak peduli."

Kazune tersenyum penuh arti pada Miyahara membuatnya berpikir Kazune tahu kenapa dia menantangnya.

"...Dan kau menang Miyahara, walaupun kau bodoh, kau cukup berani untuk mengambil keputusan yang orang lain takut untuk mengambilnya dan... Orang yang kuanggap sampah bukanlah orang yang berani... Ahh! Tapi karenamu aku menemukan sampah paling busuk dikelas ini! Dia adalah orang yang berbicara paling banyak dan paling keras tapi pada akhirnya dia sama sekali tidak berani mengambil keputusan dan berpikir cukup pintar dengan membuat alasan melindungi perempuan..."

Melirik keatas mejanya, Kazune tertegun melihat Miko menghilang, dia lalu melihat Kobachi yang tersenyum dengan Miko yang menggembungkan pipinya sambil menatapnya dengan marah, tertawa kecil, Kazune lalu melanjutkan.

"... Yang tidak ada.."

Ogino secara tidak sadar melirik kearah meja dan menyadari Miko sudah tidak ada disana lalu kembali melihat Kazune dengan geram sambil menggertakkan giginya.

'Orang rendahan sepertimu!!! Beraninya kau!!!! Himura Kazune!!!'

"Sekarang, coba tebak! Siapa sampah yang kumaksud???"

"Ogino."

"Ogino-kun"

"Ko-san"

"Ko Ogino"

"Ogino-san"

Miko, Kobachi, Nanami, Sorata, Shiranui, dan beberapa murid lainnya menjawab bersamaan.

"Pin-pon! Kalian benar! Tapi sayang sekali tidak ada hadiahnya~ well, setidaknya kalian bukan sampah lagi karena kalian cerdas! Selamat!"

Nanami tersenyum, Sorata tertawa terpaksa sambil menggaruk belakang kepalanya, Kobachi tertawa kecil mengeluarkan suara 'ufufu', Miko memalingkan kepalanya mengeluarkan suara 'hmph!' untuk menutupi bibirnya yang tersenyum, sedangkan Shiranui tersenyum dengan bangga sambil terus menatap Kazune.

Melihat itu semua, Ogino kehilangan akalnya, saat dia hampir menerjang Kazune, pintu kelas dibuka.

"Yo~ selamat pagi~"

Melihat guru sudah datang, Ogino mengurungkan niatnya dan kembali kebangkunya, bersumpah ini semua belum berakhir.

Kazune yang melihat guru sudah datang berjalan kearahnya.

"Sensei, aku ijin keluar kelas."

"Hmm? Ada apa?"

Bingung dengan murid dihadapannya, Nichihara Kyoko lalu ingat kalau murid ini adalah murid yang membuat seluruh guru harus lembur untuk menjawab surat protes dari orang tua murid lain.

"Ah.. Aku sedikit mual..."

"Kau sakit?"

"Mhmmm.."

Kazune mengangguk sambil mengelus keningnya.

"Kenapa kau bisa sakit?"

"Ahh... Aku menghirup bau sampah terlalu lama... Terutama yang sebutannya 'Prince' "

"Eh?"

Ogino bersumpah tidak pernah dalam hidupnya, dia membenci seseorang sedalam ini.

Terkaget dengan alasan Kazune, pikiran Kyoko berhenti sejenak.

"Siapa yang membuang sampah 'Prince' ini dikelas?"

Sontak seluruh kelas pecah dengan tawa, Kazune sendiri hampir berguling dilantai mendengar yang baru dikatakan Kyoko, tapi dia tahu kalau dia harus segera pergi untuk menghindari amarah guru cantik berkacamata ini.

Kazune lalu dengan cepat pergi menuju pintu dan menyelinap keluar dari kelas.

Setelah tahu apa yang terjadi dari murid lain, Kyoko memijat pelipisnya sambil bergumam dalam hati.

'Sepertinya kelasku tahun ini akan benar benar merepotkan'

Sedangkan Kazune yang saat ini tengah jalan santai berhenti sejenak lalu seakan mendapatkan pencerahan.

"Ohh! Jadi karena ini aku merasa mengalami deja vu sejak tadi! Ogino itu seperti tuan muda dalam novel wuxia sedangkan aku adalah MCnya! hehe~ aku penasaran apakah dia muntah darah karena marah saat ini~"

Sambil tersenyum Kazune lalu melanjutkan jalannya, namun tiba tiba, sesuatu berbunyi dikepalanya.

"Ehh?!"

Sigh... denger, Author sebenernya udah nulis banyak chapter... tapi setelah thor baca ulang ada banyak plotholenya, jadi thor tulis ulang lagi. ini fanfic pertama Author, jadi, thor gak mau nunggu plotholenya ada banyak sampai akhirnya drop jadi yah... mohon maklum ya... semoga 1 chapter bisa buat nahan emosi kalian yang pingin ngirim piso kerumah Author well.. enjoy the chaps~ uwu)/ ciao~

Xionsama23creators' thoughts
次の章へ