Cuaca di hari Rabu itu sangat panas. Tepat pukul 12 siang, matahari serasa di atas kepala. Tania duduk dengan wajah lesu di pinggir lapangan basket dengan memegang sapu. Dia terlihat ngos-ngosan. Dihapusnya peluh yang menetes ke pelipisnya setiap 10 menit sekali itu.
Ya, ternyata benar firasat Tania. Pak Hadi telah mencurigai Tania dan Belva. Beliau berusaha untuk mengumpulkan bukti-bukti. Hingga akhirnya, terkuak lah kalau ibu-ibu hamil bohongan itu adalah Tania yang sengaja bolos sekolah. Alhasil, dia dan Belva mendapatkan hadiah terindah.
Tania menatap ke arah Belva yang saat itu sedang menyapu lantai lapangan basket yang super luas itu. Dia khusyu' menyapu dan tidak menoleh ke arah Tania sedikit pun meskipun jarak mereka hanya beberapa meter saja.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください