*Rencana ke-2*
Satu jam sebelum pertemuan [17.00]
"Bagaimana keadaan klienku di sana?" tanya Fuyuki memastikan kliennya aman di jaga sekelompok gangster Dorgeia
"Aman bos." Kata bos Marine pada Fuyuki.
"Baiklah kita tunggu pelakunya muncul." Kata Fuyuki sambil duduk di bangku taman.
"Anu ... bos ...." Marine melirik Fuyuki dengan tatapan ragu saat ingin mengungkapkan sesuatu.
"Ada apa?" Fuyuki meresponsnya dengan sedikit heran, "Oh, soal bayarannya, ya? Tenang, sudah aku siapkan!" ucapnya dengan segera tersenyum tipis.
"Bukan itu bos, ini tentang anak buahku yang menjaga di luar area taman." Marine merasakan kegelisahan di hatinya.
"...?"
"Sepertinya ... aku merasakan aura aneh yang kuat."
"Tidak mungkin!"
*Tap, tap, tap (suara langkah kaki mendekati taman)
"Mawaru!" Fuyuki terkejut!
*Rencana akan segera dimulai*
"Maaf aku baru saja tiba, Master." Mawaru menundukkan kepalanya di hadapan Fuyuki.
"Master!?" dalam hatinya Marine bertanya-tanya.
"Ya, tidak apa-apa." jawab Fuyuki dengan wajah datarnya.
"Siapa wanita ini?" tanya Marine sambil berbisik pada Fuyuki.
"Dia muridku, seorang pengguna spiritual berkemampuan telepati. Kau mungkin belum lupa kalau di sini ada pengguna spiritual, aku melatih beberapa di antaranya." Dengan santainya Fuyuki menjelaskan pada Marine.
"Jadi, Anda juga pengguna spiritual? Tapi, orang yang boleh mempunyai murid dan melatih pengguna spiritual lain hanya mereka yang berada di tingkat atas, sarjana yang sudah memiliki lisensi mengajar, dan kepala bagian akademik."
"Ya. Memang benar." Jawab Fuyuki singkat.
"Anda ini siapa?" Marine bertanya dengan rasa penasarannya.
"...." Fuyuki terdiam melihat Marine tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Master adalah ..." ketika Mawaru akan menjelaskan tiba-tiba kelompok gangster di luar taman diserang oleh sekelompok orang yang mencurigakan.
"Mereka datang, fokuslah pada tugasmu!" Fuyuki berdiri dan menghadap ke luar taman.
"Apaaaaa!!!?" Marine kesal melihat anak buahnya dihajar habis-habisan. Marine ingin menuju ke tempat mereka. Namun, "Marine, lindungilah klienku!" Fuyuki langsung memberinya perintah. Dengan segera Marine melangkah ke belakang Fuyuki dan berdiri di dekat kliennya (bu Matsumura).
Marine tampak murung dengan menahan rasa kekesalannya, ia berpikir ini mungkin ulah anak preman Taisho itu.
"Akhirnya dimulai juga." dalam hati Mawaru, "Biar aku yang akan menghadapinya." Mawaru berlari ke luar taman.
"Oi tunggu Mawaru!" Teriak Fuyuki seolah-olah ingin mencegahnya.
Dalam hati Fuyuki "Kerja bagus Mawaru!"
****
Sementara itu, Hiyori dan Madara mereka dari kejauhan.
"Nah pertempuran dimulai, ayo ke sana!" ajak Hiyori sambil menggenggam tangan Madara.
"Tunggu dulu, sejak kapan Matsuda mengaktifkan jurusnya?" Tanya Madara penasaran.
"Hmm ... sejak kapan hayooo?" Hiyori bertanya balik.
"Cih, mana kutahu."
*Malah jadi tebak-tebakan deh.
....
Sudah 8 menit berlalu sejak perkelahian dimulai, tinggal 7 menit lagi.
"Hiyori masih belum datang juga?" dalam hati Fuyuki yang cemas menunggunya,
'Perlahan-lahan shikigamiku mulai dikalahkan.'
....
"Eh, mereka menghilang!" Kata anggota-anggota kelompok Dorgeia yang melawan shikigami itu.
"Itu shikigami!" kata Mawaru memberitahukan mereka (kelompok Dorgeia).
"Jadi yang kami kalahkan barusan itu shikigami?" kata salah satu gadis Dorgeia yang bernama Hana tadi.
*[Percakapan antara dua gadis]*
"Ya. Masih ada 3 tersisa. Kemungkinan penggunanya ada di sekitar sini."
"Apa untungnya menggunakan shikigami untuk melawan kita?"
"Itu berarti pelaku memastikan dirinya akan melangkah untuk negosiasi tanpa adanya kekerasan."
....
"Itu terdengar curang. Tujuan awal kami adalah mengamankan klien bukan untuk berkelahi."
"Benar, tetap pelaku ini berhati-hati untuk tidak dianiaya setelah negosiasi selesai."
"Kalau begitu tunggu perintah atasan saja."
"Sekalipun menunggu perintah atasan, bukannya kalian sudah terkenal dengan pembantaian?" pertanyaan Mawaru ini membuat Hana kesal.
Kemudian Hana menarik kerah Mawaru "Jaga bicaramu bocah!"
"Dia akan kemari setelah kalian mengalahkan shikigami terakhir."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Melalui shikigami ini aku merasakan energi yang dipancarkan dari dihatinya."
"Kau bisa merasakannya?"
"Ya, lebih tepatnya membaca hatinya."
Dalam hati Hana "Anak ini memiliki kemampuan telepati, sebenarnya siapa dia? Apa dia adalah pengguna spiritual yang sama dengan bos Marine?"
"...."
****
[5 Menit lagi]
"Hiyori, ayo!"
"Ya!"
Hiyori segera menteleportasi Madara ke radius 100 meter dari taman luar taman.
"Cepatlah datang, Madarame! Jika kau terlambat sedetik saja, aku akan tumbang!" dalam hati Fuyuki yang merasa tersiksa.
Wajah Fuyuki perlahan pucat.
Tiba-tiba Fuyuki menjadi lesu dan dia secara refleks duduk di bangku taman.
"Bos, kau tidak apa-apa? Mengapa wajahmu pucat sekali ...?" Kata Marine mengkhawatirkannya.
"Ya, aku hanya sedikit anemia." Jawab singkat Fuyuki sambil tertunduk Murung
[3 Menit lagi] dan ... tiba-tiba shikigami menghilang dengan sendirinya.
(Situasi sulit!) Apa yang terjadi?
Seseorang datang dengan membawa kresek dan mengambil tas di dalam kresek tersebut.
"Anu, apa ada dari kalian yang menjadi pemilik tas ini?" Madara mendekati Mawaru dengan santainya.
"Oi kau bocah preman itu!" tiba-tiba Nishiki melangkah ke depan Mawaru dan membual kesal ketika melihat Madara.
"Ah!! Kau pria berjambul itu." Teriak Madara seperti kebetulan bertemu
"Oi jangan-jangan ini semua rencanamu!?" Nishiki langsung menuduhnya.
"Jaga bicaramu, ya! Bahkan aku jadi babak belur sebelum ke sini."
"Apa yang kau katakan!? Kau membohongi kesepakatan kami!"
"Apa maksudmu? Sejak awal aku memang tak menyetujuinya. Aku sudah bukan preman lagi."
"Apa?"
"Kau mau ngotot tidak percaya pun tak masalah." Madara tak peduli akan hal itu.
"Bahkan mas Yoko di Tennouji ternyata menghancurkan markas palsu."
"Hmm, begitu, ya? Aku kan sudah bukan pemimpinnya lagi. Mungkin kelompok kami sudah bubar (padahal kelompoknya memang tidak beraksi sama sekali dan info lokasinya palsu)."
"Tidak mungkin!"
"Mungkin saja, kan aku sekarang tinggal di sini. Coba liat aku tadi hanya jalan-jalan dari supermarket lalu ketemu orang mencurigakan dan tiba-tiba menyerangku seenak jidat. Orang itu lari terbirit-birit begitu aku mengalahkannya dan dia menjatuhkan ini. Aku memergokinya ternyata dia pencuri dan mengaku pemiliknya ada di taman Higashiyodogawa. Ya, sudah aku ke sini."
"Cukup bocah jangan banyak alasan (Kemudian Nishiki menarik kerah bajunya Madara) bukankah tujuanmu mencari orang kuat dan ingin mengalahkannya?"
Dalam hati Nishiki "Jika yang dia katakan benar, berarti orang ini sekuat bos kami."
Dalam hati, Hana juga berpikir demikian.
Tetapi karena Madara tidak datang di kesepakatan tadi siang, Hana siap menghunuskan pedang. Kali ini Hana membuka sarung pedangnya dan mengacungkan pedang pada Madara "Aku mungkin sedikit percaya padamu saat ini, tetapi kau membuat kami menunggu tadi siang."
....
"Hentikan kalian semua!" tiba-tiba Mawaru melerai mereka bertiga.
"Eh!?" Seketika Nishiki dan Hana terdiam heran.
"Jangan-jangan ...." Hana mulai berpikir Mawaru membaca isi hatinya.
"Ya, orang ini jujur. Orang ini jujur mau mengembalikan kepada pemiliknya, dan dia yang mengalahkan pengguna shikigami itu." Jelas Mawaru pada mereka semua.
Mawaru sendiri sudah tahu kalau yang tadinya dijelaskan Madara adalah kronologi palsu hanya saja berada di pihaknya.
Tiba-tiba Mawaru meraih tangan Madara "Ikut aku!" menggenggamnya dan membawanya ke tempat Fuyuki.
"Aku akan membawanya ke tempat Master."
Kemudian semua anggota gangster mengikuti Mawaru ke tempat Fuyuki.
"Master? Siapa? Apa pemilik tas ini?"
"Sepertinya rencana ini berhasil." Hiyori melihatnya dengan teropong dari kejauhan.
"Master, aku melapor. Kami telah menemukan barang klien yang hilang." Kata Mawaru sambil berlagak seperti bawahan yang patuh pada bosnya.
Sementara Fuyuki yang pucat masih tertunduk murung karena energinya spiritualnya terkuras setelah penggunaan shikigaminya.
"Oi kau kan!?" Marine terkejut melihat Madara seakan-akan bertanya kenapa orang ini ada di sini setelah tidak datang di kesepakatan siang tadi? Beraninya orang asing menginjakkan kakinya di tanah ini.
"...."
"Ya, dia yang menemukannya." Kata Mawaru dengan optimis.
"Matsumura-san benarkah itu barangnya?" tanya Marine untuk memastikannya.
"Ya."
Madara memberikannya pada bu Matsumura.
"Terima kasih." Ucap Matsumura bersyukur sambil tersenyum lembut pada Madara
"I-iya." Kata Madara yang malu menggaruk-garuk belakang kepalanya lalu memalingkan padangannya dari Matsumura
"Anu, master kenapa?" kata Mawaru khawatir.
"Dia bilang, dia sedikit anemia." Jawab Marine dengan sedikit khawatir juga.
"Oh." Jawab Mawaru singkat sambil mendekati Fuyuki
Dalam hati Mawaru "Tak kusangka penggunaan shikigami itu menjadikannya sepucat ini."
Dalam hati Madara "Dia kehabisan energi. Mungkin rencana seperti ini akan berdampak buruk baginya."
Fuyuki yang duduk di bangku taman memegang kepalanya dengan tangan kanannya ekspresi lesunya ia mendongak menatap Mawaru. Kemudian Madara yang mengintip sedikit wajah Fuyuki di sela-sela belakang punggung Mawaru.
Kemudian Fuyuki berdiri, membuka mata dan menatap Madara.
Mereka saling pandang ....
Mereka terkejut dan terbelalak tajam.
"Kau kan ...."
"Madara!" Karena dirasa akrab ketika memanggil dengan nama depan.
Madara pun tersenyum lega pada Fuyuki, kemudian dia membuat pernyataan, "Aku bersyukur akhirnya bisa menemukanmu, sebenarnya orang yang kucari selama ini adalah ...." Madara mengikuti alur aktingnya.
"Apa maksudnya semua ini?" seluruh anggota kelompok Dorgeia bertanya-tanya.
Kemudian Madara merangkul Fuyuki erat.
*Akhirnya misi selesai*
Madara meluruskan pernyataannya pada Dorgeia kalau orang kuat yang ia cari adalah Fuyuki Matsuda, dan sudah valid! Madara juga meminta maaf soal ketidakhadirannya pada kesepakatan siang itu karena ia sudah pensiun jadi preman dan menemukan orang kuat itu semenjak masuk SMA Abeno. Rasa penasaran Marine pun terjawab setelah Madara dan Mawaru menjelaskan kalau Fuyuki adalah pengguna spiritual di divisi nol Rakugaki yang saat ini kembali ke dunia nyata karena mendapat misi untuk melatih anak didiknya. Tak lama kemudian Hiyori sebagai anak didiknya datang dengan kemampuan teleportasinya ke tempat Fuyuki dan berkumpul dengan mereka semua di Taman Higashiyodogawa.
"Izinkan aku menggendongmu. Kau terlihat kesakitan." Kata Madara sambil mengulurkan tangannya pada Fuyuki.
"Kau membuatku malu dengan bicara begitu. Aku terlihat seperti anak kecil yang manja."
"Ah! Kau bisa saja, aku tidak menganggap orang yang menjadi panutanku seperti itu. Meskipun kau kuat, pasti ada saat di mana tubuhmu sedang dalam kondisi lemah."
"Ah, aku memang lemah, kok!" Fuyuki bermaksud merendah. "Begini-begini aku masih punya tanggungan untuk melatih mereka berdua (Hiyori dan Mawaru)."
"Ah~ kau bisa aja~"
"Cih!" Fuyuki bermaksud cuek.
"Maaf membuatmu khawatir, sebenarnya Master masih kelelahan tadinya setelah berlatih tanding denganku." Kata Hiyori, kemudian Hiyori dan Mawaru menundukkan kepala pada Marine, mereka meminta maaf dengan sopan.
"O-oh. Ya, tidak masalah." Marine memalingkan pandangannya karena merasa malu kalau ternyata ada orang kuat lain selain dia, lalu murid orang kuat itu meminta maaf dengan sopannya sementara anggota gengnya adalah pengikut yang brutal.
Kemudian Fuyuki memberikan sebuah amplop berisikan uang tunai ke dada Marine "Nih, bayarannya!"
Entah kenapa dalam hati Marine merasa tidak enak sendiri dan sungkan mau menerimanya.
"Anu, kalau soal ini bos—"
Belum selesai Marine bicara, Fuyuki memotong perkataanya "Ada apa? Kau kan sudah kusewa. Aku beri harga yang pas, apa kurang? Jangan lupa dibagi rata. Oh, ya, antarkan bu Matsumura ke rumahnya." Kata Fuyuki yang tak memberikan Marine celah untuk mengucapkan sesuatu, kemudian Madara yang menggendong Fuyuki melanjutkan langkahnya ke arah jalan pulang.
Fuyuki melambaikan tangan dan pergi meninggalkan mereka.
Mawaru dan Hiyori berjalan mengikuti Fuyuki.
Bu Matsumura dan kelompok Dorgeia membungkuk mengucapkan 'terima kasih' sebagai tanda perpisahan.
Lalu, Hiyori melakukan teleportasi mentransfer dirinya, Madara, Fuyuki dan Mawaru ke rumah Fuyuki.
Akhinya, masalah berakhir dengan damai.
****
Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan perkelahian atau cara yang kotor. Bahkan cara licik seialipun bisa digunakan untuk mencegah peperangan dan mempertahankan kedamaian. Kejahatan di dunia ini memang tak terhitung, meski hanya kebaikan-kebaikan kecil yang selalu diingat oleh setiap manusia.
....
Jika mata dibalas dengan mata, maka perdamaian dunia takkan pernah terwujud. Jangan balas kejahatan orang lain dengan mengotori tanganmu, tetapi do'akan hidup mereka agar lebih baik darimu niscaya hatimu juga akan damai.