webnovel

Pergi ke Rumah Lulu

編集者: Wave Literature

Polwan itu menekan tombol pause untuk menghentikan video rekaman CCTV itu.

Dan Kepala Kepolisian pun melotot sembari bertanya, "Zhao Lulu tiba-tiba menghilang?"

Polisi laki-laki menggelengkan kepala sembari berkata, "Tidak mungkin, dia kan badannya kecil, mungkin terhalang oleh orang lain, tapi sesaat kemudian orang-orang di dalam bus itu pun maju dan rambut Zhao Lulu pun tidak terlihat juga."

Polwan pun tertawa kecil kemudian ia melanjutkan memutarkan videonya.

Mereka terus melihat video itu dengan simak, dan pada akhirnya kedua laki-laki di bus itu turun, dan pada akhirnya di dalam bus itu hanya tersisa seorang laki-laki yang masih ada di sana, tapi anehnya dalam rekaman video tersebut Zhao Lulu sudah tidak ada.

Kemudian polwan menghentikan videonya dan mencocokkan jam kejadian meninggalnya korban, dan ternyata sama persis yaitu jam 4.14.

Pihak kepolisian sangat kaget dan merasa ketakutan.

Polwan terus memutar videonya dan saat di jam 4.20 ia menghentikannya.

Dan anehnya Zhao Lulu muncul lagi di belakang lelaki yang berbadan besar.

.....

Kemudian polisi laki-laki itu pun berkata, "Mataku… tidak blur kan?"

Polwan juga merasa takut dan kembali melakukan analisis pada video tersebut, "Di dalam bus sangat banyak orang, yang naik dan turun juga banyak, tidak ada orang lagi seperti Zhao Lulu yang bisa menghilang dan kemudian muncul di bus yang sama dan hari yang sama."

Tapi dari tindakan yang dilakukan Zhao Lulu tidak ada yang patut dicurigai, karena ia terlihat sangat biasa saja.

Kepala polisi berkata, "Jangan gegabah dulu, coba lihat lagi video CCTV di SMA Hua Di, fokus saat sebelum jam 12.00."

Polwan itu pun mengikuti petunjuk kepala polisi.

Di dalam video itu hanya terlihat ada pohon, rumput dan beberapa burung yang terbang.

Tidak lama kemudian ada An Luo dan 9 murid laki-laki keluar dari sana, wajah mereka ada beberapa benjolan aneh.

Tapi situasi saat itu tidak ada yang mencurigakan.

Wajah polwan itu pun langsung tampak serius kemudian memfokuskan bagian yang tidak terlalu diperhatikan oleh orang pada biasanya.

Ia kemudian memakai headset dan mendengar kembali rekaman video itu… 

Dan di dalamnya ia pun mendengar suara seperti

Suara angin… burung… suara An Luo dan murid lainnya… 

Shett… shett… 

Tunggu, ini suara apa?

Polwan itu merasa ada yang aneh pada suara itu, sehingga ia terus memutar ulang dan menghentikannya.

"11.55, waktu yang tepat pada saat korban kedua meninggal!"

Kepala Kepolisian menaikkan alisnya, sembari berkata, "Kamu menemukan apa?"

Polwan terus memutarkan videonya dan memperbesarkannya, sehingga mereka bisa melihat dengan jelas ada kejadian apa yang terjadi saat itu.

Di bawah pohon ada banyak daun yang layu dan kering berjatuhan, tiba-tiba menampakkan sebuah jejak kaki dan membuat banyak daun hancur.

Bahkan ada sebuah bunga yang tadinya masih segar tiba-tiba tertiup angin, tapi sekarang bunga itu layu dan menunduk ke bawah.

"Bayangan? Bayangan orang?" Tanya Kepala Kepolisian.

Kepala Kepolisian memerintah, "Periksalah hubungan Zhao Lulu dengan 2 korban kemarin, periksalah dengan teliti!"

"Baik!"

 -

Ketika pulang sekolah… 

Yin Wushuang dan Zhao Lulu naik ke sebuah bus dan pergi ke rumah Zhao Lulu.

Zhao Lulu bukan orang kaya, ayahnya hanya kuli bangunan sedangkan ibunya hanya seorang pembantu.

Mereka tinggal disebuah rumah yang sangat sederhana bahkan bata merah pada dindingnya tampak terlihat dengan jelas.

Bahkan di atas pintunya saja tertulis, "Bongkar."

[Hati-hati Tuan!]Mo Range mengingatkan Yin Wushuang.

Kemudian Yin Wushuang pun mengikuti Zhao Lulu masuk ke dalam rumahnya.

Saat ia baru masuk tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang batuk, "Huk.. uhukk... Lulu kamu sudah pulang? Hari ini adalah hari ulang tahunmu, aku sudah membelikanmu kue ulang tahun."

Dan diikuti suara laki-laki, "Lulu, makanlah kuenya!"

"Iya! Oh ya, pa, ma aku mengajak temanku datang ke sini."

"Oh? Jangan sungkan, jangan sungkan."

Yin Wushuang naik ke lantai dua rumah Zhao Lulu, tangganya masih menggunakan tangga yang terbuat dari kayu, sehingga ketika menaiki tangga tersebut terdengar suara ketukan antara kaki dengan kayu.

次の章へ