Monica tahu Haikal adalah pria yang dewasa dan memiliki pembawaan yang selalu hangat dan juga tenang. Tapi, Monica tidak pernah menyangka bahwa pria itu akan mengungkapkan semua yang dikatakannya itu barusan. Tidak hanya di depannya, tapi juga di depan Daddy dan juga Bryan!!?
Apa karena waktu telah banyak berlalu, sehingga pria itu juga ikut berubah?
Monica kehilangan kata-kata.
Beruntung, makanan yang Daddy pesan untuknya telah datang dan disajikan di atas meja. Sehingga dengan begitu Monica bisa berpura-pura menikmati makanannya untuk pengalihan perhatiannya. Ketimbang ia harus repot membalas ucapan Haikal yang dirasanya tidak berada pada tempat dan situasi yang tepat untuk saat ini.
Monica masih ingat dengan jelas apa yang menjadi tujuan utamanya untuk datang kemari. Ia hanya ingin melihat orang seperti apa yang dipilihkan Daddy untuknya.
Sehingga dengan begitu, setelah ia tahu bagaimana karakter orang yang akan dijodohkan dengannya itu, Monica jadi bisa memikirkan langkah apa selanjutnya yang akan ia ambil untuk mengagalkan perjodohannya ini.
Tapi apa yang baru saja terjadi?
Pria yang akan dijodohkan dengannya adalah Haikal. Pria yang telah dikenalnya dulu. Dan kini, pria itu justru mengatakan bahwa ia menyetujui perjodohan ini dengan sangat yakin dan lantang?
Daddy bahkan sampai rela mengacungkan dua jempolnya untuk mengapresiasikan tindakan Haikal itu yang menurutnya sangat mengagumkan.
"Tunggu sebentar. Apa aku.. melewatkan sesuatu?" Bryan bertanya dengan bingung secara mendadak. Monica mengabaikannya. Ia memilih untuk menatap Haikal dengan lebih serius.
"Haikal, kau benar-benar membuatku terkejut. Tapi aku rasa, kau belum tahu dengan pasti situasi apa yang sedang terjadi sekarang. Karena itu, kau jadi bisa berkata seperti itu," Monica merasakan seluruh tubuhnya tidak bernapsu. Haikal pasti hanya telah mendenggar sepenggal cerita tentang perjodohan ini.
"Aku sudah tahu tentang kau yang memiliki 3 orang calon," ucapan Haikal yang tenang membuat Monica terkejut. Begitu pula dengan Bryan.
"Daddy sudah memberitahukannya padamu?" tanya Monica takjub.
Monica bisa melihat Daddy mengangguk dengan bangga. Ekspresinya itu mengisyaratkan bahwa dia telah menceritakan semua hal yang diperlukan pada Haikal. Dan calonnya itu sama sekali tidak berkeinginan untuk menolak. Apalagi untuk hal yang sepele seperti itu.
"Ayahmu telah memberitahukan semuanya padaku. Tentang calon yang dipilihkan Kakekmu dan juga calon yang dipilihkan Ibumu. Aku hanya bisa mengatakan, bahwa keluargamu.. cukup unik. Tapi itu tidak menjadikan alasan bagiku untuk menolakmu. Aku akan menerima ini dengan hati yang senang dan penuh rasa syukur."
Penuturan Haikal membuat Bryan bergeming.
"Kau... memiliki 3 orang calon? Dan laki-laki ini adalah salah satunya?" Bryan bertanya dengan cukup terkejut. Ia sepertinya baru mulai bisa memahami situasi yang terjadi berlangsung.
"Ayahku belum memberitahukannya padamu?" tanya Daddy pada Bryan. Dan Bryan hanya bisa menggeleng.
Bryan menatap Monica dengan penuh tanya. Menuntut penjelasan lebih darinya, tapi Monica hanya diam dan tidak menanggapi. Mungkin lebih tepatnya, malas menanggapi.
"Apa kau calon yang dipilihkan oleh Kakeknya Monica?" tanya Haikal pada Bryan yang masih syok.
Bryan tidak menjawabnya. Ia hanya terus menatap Monica untuk meminta penjelasan darinya atas semua situasi yang baru saja terjadi. Bryan sangat yakin, wanita itu jelas perlu untuk mengatakan sesuatu yang bisa memperjelas situasi mereka saat ini.
Dan setelah melihat tatapannya itu, Monica akhirnya membuka suara.
"Kau bisa tanyakan langsung pada Kakek. Aku sama sekali tidak ada niat untuk menjelaskan apapun padamu, karena aku juga baru tahu hal ini semalam. Atau..." Monica melirik ke arah Daddy, "Daddy mau menjelaskan sesuatu? Ini semua 'kan rencana kalian? Karena itu kalianlah yang patut menjelaskannya."
Monica berekspresi kesal. Ia menuntut Daddy untuk menjelaskan situasinya pada Bryan. Jika ia bisa mengatakan banyak hal pada Haikal, Daddy tentu tidak akan repot menjelaskan hal yang sama juga pada Bryan. Toh! Ini memang semua ulah mereka.
"Lebih baik, biar Ayahku yang menjelaskannya padamu. Aku yakin sebentar lagi dia akan menghubungimu," jawab Daddy dengan santai dan tidak berniat memberi penjelasan lebih karena ia pikir ini masih bukan wewenangnya.
Ia yakin Kakek pasti lebih senang jika ia sendiri yang mengatakannya langsung pada calonnya itu.
"Oke, karena sepertinya makanan akan sangat dingin, jika tidak kita menghabiskan segera. Maka sebaiknya kita semua langsung menghabiskannya saja. Oh, dan untuk Saudara Bryan.. karena Anda hanya memesan sebuah minuman, Anda bisa menghabiskannya juga jika Anda berkenan. Aku yang mentraktirnya," timpal Daddy. Menyuruh semua orang untuk segera menghabiskan menu mereka masing-masing tanpa ada keluhan.
Semua orang pun menurut.
***
"Kalau begitu saya permisi duluan, Oom dan Monica." Seru Haikal yang terpaksa harus izin pulang lebih dulu karena ada janji konsultasi dengan salah satu pasiennya di rumah sakit.
Daddy yang awalnya ingin mengantar Monica lebih dulu kembali ke kantornyakarena ia baru tahu kalau Monica ternyata datang tanpa membawa kendaraan, mendapat penolakan halus dari putrinya.
"Tidak perlu, Dad. Kau sebaiknya langsung pergi ke bandara untuk menjemput Mommy. Bukankah Mommy paling tidak suka menunggu terlalu lama? Aku bisa pulang sendiri dengan naik kendaraan umum atau taksi online," jawab Monica yang memang sengaja tidak menceritakan soal ia yang naik angkutan umum ke restoran tempat mereka janjian.
Pasalnya, jika Daddy tahu ia naik busway kemari, Daddy pasti akan menceramahinya habis-habisan. Dia paling tidak suka jika ada siapapun di dalam anggota keluarganya yang naik angkutan umum, semacam apapun yang ada di kota ini.
Tidak peduli dengan alasan apapun. Baginya berkeliaran ke sana kemari dengan alat transportasi umum itu sangat berbahaya. Siapapun tahu situasi kota saat ini memang sudah semakin rawan.
Tidak hanya tindak kriminal yang berupa pencurian, pencopetan atau semacamnya yang bisa saja terjadi, tapi juga ada serangkaian pelecehan seksual. Dimana situasi itu tidak hanya bisa terjadi di tempat yang sepi dan gelap, tapi juga ditengah-tengah umum dan siang bolong seperti sekarang.
Walaupun ia percaya putrinya itu bisa menjaga diri dengan baik karena ia telah dibekali seni bela diri yang memang sengaja sejak kecil diajarkannya pada putrinya, tapi tetap saja sebagai orangtua, perasaan was-was selalu saja bisa dirasakannya kapanpun dan dimanapun.
Karena itu, Daddy cukup senang saat Bryan menawarkan putrinya tumpangan. Walaupun tidak suka jika ia harus menitipkan putri semata wayangnya pada laki-laki yang bukan menjadi calon pilihannya, tapi demi keselamatan dan keamanan Monica, Daddy mau tidak mau harus mengalah untuk satu kali ini saja.
Haikal telah pulang lebih dulu karena sudah ada janji. Sementara Daddy harus menjemput istrinya di bandara. Dan Monica baru saja mengatakan bahwa ia tidak membawa mobil, tepat ketika ketiganya melangkah keluar restoran.
***