webnovel

Penolakan untuk kebaikan (Bab 19)

Ada banyak kenangan yang mendalam.

Hanya kadang aku terlalu takut tenggelam.

Ku lupakan bukan berarti kau tertanam.

Tentang mu biarkan ku ingat di kala malam.

Shella mendorong tubuhnya untuk menjauh dari Jonathan, kemudian sambil terisak-isak Shella berkata.

" Tidak ada lagi kenangan yang aku ingat, kau dan semua cerita SMA kita sudah aku lupakan dan aku kubur dalam dalam. Aku hanya ingin bahagia bersama tunangan ku, jadi aku mohon jangan menggangguku lagi Joe...!!! Semua nya sudah berakhir antara kita lima tahun yang lalu, tapi terima kasih untuk kejutan hari ini. Maaf aku harus pergi...!! kata Shella berjalan meninggalkan Jonathan yang tercengang mendengar perkataan dari Shella.

Jonathan mengepal tangannya sambil perlahan tubuhnya lunglai jatuh kelantai, Jonathan tak habis pikir hubungan mereka akan seburuk ini. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah Jonathan mendengar dengan telinganya sendiri bahwa Shella memiliki seseorang di hatinya.

" Tunangan...!!! berarti hanya aku yang tidak pernah berhenti berharap, apakah hanya aku si pria bodoh yang menunggu selama lima tahun terakhir.

Jonathan meremas hadiah kalung yang ada di tangannya bahkan saat itu ujung kalung tersebut menusuk tangan Jonathan hingga mengeluarkan darah.

*******************************

Di rumah Sakit.

Shella berjalan mendekati Franklin yang saat ini tertidur kaku, Shella berjalan sambil sesekali menghapus air matanya.

" Franklin aku bisa...!!! Akhirnya aku bisa mengatakannya, akhirnya aku hikssss... mengakhiri segalanya...! Tapi perasaan ku masih saja sakit bahkan aku tidak tahan... Aku seperti tenggelam dan berjalan di kegelapan.

Shella berjalan dan naik ke atas kasur, terbaring di sebelah Franklin sambil memeluk nya dan menangis tersedu sedu.

" Aku tidak mau menghkianati mu...!!! Aku tidak bisa menyakiti pria sebaik dirimu... !!! kata Shella sambil memeluk Franklin.

Hubungan ini rumit sedari awal dan tidak ada yang bisa kami lakukan selain pasrah menerima takdir. Shella tertidur pulas dengan mata yang sembab dan basah tepat di sebelah Franklin yang mungkin saja tidak menyadari apa pun. Franklin menjadi sahabat sekaligus tunangan tempat Shella bercerita segalanya, bahkan semua tentang Jonathan pernah Shella ceritakan kepada Franklin.

______________________

Keesokan harinya.

" Mbak...!! mbak...!!! Suara suster membangunkan Shella.

Suster yang ingin mengganti botol infus Franklin terkejut saat melihat Shella tertidur pulas di atas ranjang dengan wajah yang membengkak.

Shella berusaha mengembalikan kesadaran nya dan saat melihat seorang suster di hadapannya dengan segera Shella duduk dan turun dari atas ranjang Franklin sambil mengusap usap Matanya.

" Maaf Mbak tapi saya mau mengganti botol infus Tuan Franklin... !! Katanya sambil tersenyum dan berjalan membuka botol infus Franklin.

" Tuan sangat beruntung punya pacar kaya Mbak...!!! Mbak sangat menyayangi Tuan Frankel, uhhh.... saya iri mbak sama kesetiaan dan juga semangat mbak.

Ketika Suster berkata seperti itu entah mengapa Shella malah semakin terpuruk,

" Raga ku bisa setia tapi hati ku sejak awal sudah menghkianati nya. batin Shella.

" Emm... apa belum ada perkembangan sama sekali ? Tanya Shella sambil menggenggam tangan Franklin.

" Belum Mbak...!!! Saya juga sedih liat Tuan...!!! Tapi kami akan terus memantau Tuan ... Semoga dia secepatnya bisa sadar, supaya Mbak sama Tuan bisa menikah....!!!

" Ehermmmm...!! Seperti nya saya harus pergi sekarang...! Shela meletakkan tangan Franklin perlahan.

" Tolong jika ada perkembangan apa pun segera kabari saya ... !!!

Shella mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

Shella menelpon Pak Adi untuk menjemput nya di rumah Sakit. Dan setelah menunggu dua puluh menit, Pak Adi sampai di parkiran rumah Sakit sambil tersenyum ke arah Shella.

" Non... kok ga pulang sih semalam ? Tanya Pak Adi.

" Iya pak, semalam Shella ketiduran di ruangan Franklin. Kata Shella sambil membuka pintu mobil dan masuk kedalam.

" Duhhh... yang udah punya tunangan, Ga bisa pisah semenit kayanya... Hahha... !!! Kata Pak Adi tertawa

Tapi saat itu Shella hanya terdiam dan murung, Pak Adi yang sudah mengenal Shella sejak lama akhirnya mengerti dan memilih diam tanpa mengatakan apa pun.

Sesampainya di rumah Shella berjalan duluan meninggalkan pak Adi yang masih menatap Shella kasian.

" Non... Kenapa harus di tahan perasaan nya, bahkan udah lima tahun Non tersiksa kaya gini...!!! Ckkk...ck... Ckkk... !!! Decak Pak Adi sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Shella membuka pintu dengan lemas dan seolah kehilangan gairah hidup. Saat itu lampu rumah gelap gulita, Shella kembali di ingatkan tentang kejadian semalam saat Jonathan memberinya kejutan. Suasana ini sama persis...

" HAPPY BIRTHDAY Shella....!!! Suara jeritan beberapa orang mengagetkan Shella.

" Mama...!!! Papa...!!! Lia... !!! Tia...!!! Bik... Nani...!!! Shella menyebutkan satu persatu orang yang ada di hadapannya. Sambil tersenyum bahagia.

" Kamu kemana aja sih ...? Kita udah nungguin dari semalam loh...!!! Kata Lia kesal

Shella mencium Mama Papa nya dan semua orang yang ada di hadapannya.

" Maaf aku semalam tertidur di kantor...!!! Kata Shella berbohong karena Lia dan Tia tidak mengetahui tentang Franklin.

Hari itu Shella merayakan ulang tahunnya bersama orang orang yang sangat menyayangi Shella. Shella sedikit melupakan kejadian yang terjadi semalam namun saat Shella sendiri bukan tidak mungkin ingatan itu kembali menghantuinya.

" Shella...!!! Kamu menemuinya ? bagaimana kabarnya ? Tanya Mama.

" Masih sama Ma...!!! dia masih tertidur pulas... !!! Shella menenggak minuman yang ada di tangannya.

" Kamu tidak mau menyerah, setidaknya kamu juga harus melanjutkan hidup...!!! Bagaimana kalau Franklin tidak akan pernah bangun lagi ...!!! Kata Papa mendekati Shella.

" Lebih baik kamu terima tawaran papa menjodohkan mu dengan anak rekan bisnis papa. kata Papa.

" Pa ....!!! Tolong hentikan omong kosong ini, aku ga mau jadi alat Pengembang bisnis papa...!! Lagian kalo Franklin ga bangun aku gak akan menikahi siapa pun...!! Kata Shella kesal dan berjalan meninggalkan Pala Mamanya yang saat itu saling menatap.

次の章へ