webnovel

Dia yang Menarik Perhatianku

'Tok.. Tok.. Tok..' Ditya mengetuk pintu kamar Niar.

"Masuk." ucap Niar.

Ditya membuka pintu, dan ternyata di dalam juga ada Triana dan Yuni.

"Dimana Anisa?" tanya Ditya.

"Dia udah tidur. Kayanya kecapean dia gara-gara jalan kaki pas ban motor Rio bocor." jawab Triana sambil tertawa.

"Hahaha.. Aku juga jadi nggak enak sama dia. Tadi dia minta tolong bilang ke dosen kalau dia telat." kata Ditya.

"Untung dia langsung chat aku pas kamu nggak baca chatnya." ucap Niar.

"By the way, laki-laki yang di kampus tadi siapa, Dit? Tadi kamu bilang dia anak Bisnis kan?" tanya Yuni penasaran.

"Oh. Itu Kak Randy."

"Dia kakak kamu?" tanya Triana.

"Bisa dibilang seperti itu."

"Kok, jawabannya gantung, sih? Jangan-jangan bukan kakak kandung ya??" goda Yuni.

"Yups. Dia itu anak temannya almarhum papa. Kami kenal sejak kecil. Dan berhubung dia anak tunggal, jadi dia sudah menganggap aku seperti adiknya sendiri."

"Adik apa adik.." ledek Niar. Jangan-jangan kalian lagi PDKT ya?

"Nggak kok." Ditya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalau begitu, dia udah punya pacar belum, Dit?" tanya Yuni, "Kalau belum, bisa kali dikenalin sama aku?" Yuni tertawa geli.

"Kamu, tuh, Yun! Nggak bisa lihat laki-laki ganteng sedikit!" Triana melempar Yuni dengan boneka bantal.

"Sebelum janur kuning melengkung selalu masih ada kesempatan." Yuni tertawa.

"Terus Rey mau dikemanain?? Aku nggak akan rela ya, kalau kakak kesayangan aku dipermainkan walau dengan sahabatku sendiri." ledek Ditya.

"Aargggh!!! Nggak jadi, deh. Adiknya serem, bisa-bisa nanti aku stres dengerin dia ceramah setiap hari." Yuni pasrah. Ditya, Triana dan Niar tertawa lepas melihat tingkah sahabat mereka yang konyol.

-- Di kediaman Randy--

Randy tersenyum melihat balasan WhatsApp dari Ditya.

"Pasti Ditya lagi kesal sekali saat ini."

Tak lama, terdengar nada dering telepon dari handphone Randy.

"Sarah? Ada apa dia telepon?" ujar Randy sambil menggeser tombol hijau di layar handphone.

"Halo.." sapa Randy.

"Hai, Ran."

"Ada apa Sarah?"

"Kamu lagi ngapain, Ran?"

"Lagi istirahat aja. Ada perlu apa?"

"Hari Minggu kamu ada acara nggak? Aku mau cari bahan buat skripsi. Kata dosen pembimbing ada teori yang masih kurang. Bisa temenin aku nggak?"

"Maaf ya, Sarah. Aku nggak bisa bantu soalnya aku ada janji sama Nenek."

"Oh, begitu ya." jawab Sarah kecewa. "Ya udah deh nggak apa-apa. Kalau lain hari bisa nggak?" cobanya lagi.

"Lihat nanti aja ya."

"Ok. Maaf ya Ran, kalau aku ganggu. Bye.." Sarah menutup teleponnya.

'Apa benar ya, Sarah suka sama aku?' batin Randy. 'Kalau memang benar, berarti aku harus jaga jarak sama dia. Aku nggak mau dia berharap dan salah paham sama sikap aku..'

-- Di Basecamp Musik --

"Eh, bagaimana persiapan buat peresmian mahasiswa baru nanti? Udah beres belum?" tanya Ade, mahasiswa tingkat akhir jurusan Kesehatan Masyarakat. Ade berkulit putih, bermata kecil, tingginya sekitar 158cm. Parasnya menyerupai seseorang yang memiliki darah China.

"Udah, sih. Tapi harus di cek ulang lagi." jawab Andy.

"Eh, kalian perhatikan nggak? Mahasiswi baru angkatan ini cantik-cantik ya." kata Ade.

"Iya. Beda banget sama angkatan kita." tawa Dewa. Dewa adalah mahasiswa jurusan Matematika yang memiliki badan kekar berisi, tingginya hampir sama dengan Ade, kulitnya putih dan hidungnya mancung. Dia adalah keturunan Sunda yang tidak bisa berbahasa Sunda.

"Kalian tuh, ya, belum apa-apa udah mengincar mahasiswi baru." Desta menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Wajarlah, Des, kalau kaum Adam mengagumi kaum Hawa. Bukankah Hawa tercipta di dunia untuk menemani sang Adam??" Ade berusaha membela diri.

"Ya, tapi nggak begitu juga kali." timpal Desta.

"Andy, kalau kamu mengincar siapa??" tanya Ade.

"Belum ada. Aku belum tau kepribadian mereka masing-masing jadi aku belum bisa memilih."

"Ah nggak seru. Kalau kamu, Wa?" tanya Ade kepada Dewa.

"Aku sepertinya tertarik sama Lia."

"Lia? Seperti apa dia?" tanya Andy.

"Dia mahasiswi jurusan Sastra Indonesia. Kulitnya putih, hidungnya mancung, badannya berisi, nggak gemuk dan nggak kurus juga. Terus dia memiliki tahi lalat di hidungnya."

"Oh. Mungkin aku belum lihat dia kali ya. Kalau aku sih, lagi ngincar Fitri. Mahasiswi jurusan Ekonomi. Dia mungil, lucu juga. Cocok kayaknya sama aku." ujar Ade. "Kalau kamu, Put? Siapa yang jadi target kamu?

次の章へ