webnovel

Dia yang Menarik Perhatianku (2)

"Ditya..." Putra membisikkan nama itu dengan tidak sadar dan tersenyum.

Sebenarnya dia tidak mendengar apa yang ditanyakan oleh Ade. Hanya saja, ketika mereka membicarakan mahasiswi baru yang mereka suka, tiba-tiba Putra membayangkan Ditya. Dia teringat akan wajah polos Ditya yang datar, tingkah lakunya yang menyebalkan dan semua yang dia lihat dalam dirinya saat perkumpulan terakhir. Jadi secara tidak sadar dia menyebutkan nama itu.

"Siapa, Put?" tanya Ade lagi.

Putra tersadar dari lamunannya. "Bukan siapa-siapa."

"Masa sih, nggak ada yang kamu suka? Diantara kita, kamu yang paling populer diantara gadis-gadis." jelas Dewa.

"Ada sih, gadis aneh yang menarik perhatian aku. Tapi kita lihat aja nanti." ucap Putra.

"Ah, Putra main rahasia, nih." Ade kecewa.

"Kalau Desta kayanya lagi dekat sama anak Jurusan Sastra Inggris, nih. Aku lihat semenjak jadi pendamping mereka saat Ospek, mereka makin dekat." sindir Dewa.

"Siapa?" tanya Desta bingung.

"Itu, yang orangnya tinggi, kulitnya kuning Langsat, pipinya chubby, mukanya bulat." jelas Dewa.

"Oh, Ditya. Aku sama dia cuma berteman." jawab Desta datar sambil menatap Putra.

"Masa, sih? Aku pikir kalian lebih dari itu." jawab Ade.

Desta hanya tersenyum menanggapi perkataan Ade, masih menatap Putra dan sebaliknya.

'Semoga apa yang aku pikirkan ini salah.' batin Desta.

'Oh, jadi hubungan mereka sudah sedekat itu?" batin Putra, tersenyum ke arah Desta.

***********************************

Keesokan harinya, Ditya dan teman-temannya mengikuti tiga kelas untuk mata kuliah Listening I, Reading I dan Writing I. Mereka sudah menyelesaikan semua kelas saat jam menunjukkan pukul 12 siang.

"Dit, kita makan siang dulu, yuk. Kita mau makan *TO Mughni." ajak Niar.

"Siapa aja yang ikut?" tanya Ditya.

"Kelompok kita sama kelompok Ray. Berhubung kita kesini jalan kaki, jadi kita numpang sama mereka." jelas Triana.

"Memangnya cukup untuk kita berlima?"

"Cukup. Ayo ikut aja, jangan kelamaan mikir. Aku udah lapar banget, nih." Yuni menarik tangan Ditya.

Di parkiran Rey, Rio, Lukman, Taufik dan Akbar sudah menunggu di atas motor mereka masing. Yuni dibonceng Rey, Niar dibonceng Lukman, Anisa dibonceng Rio dan tersisa Taufik serta Akbar.

"Aku bareng Taufik aja ya." seru Triana sambil berlari ke arah Taufik.

Mau tidak mau, Ditya menghampiri Akbar. Tapi ketika dia baru saja mau menaiki motornya, Akbar berkata, "Mau apa kamu menghampiri aku?"

Ditya terkejut dengan pertanyaan Akbar. Bukankah dia seharusnya tahu kalau Ditya juga ikut makan bersama mereka, batin Ditya.

"Ya udah, kalau begitu kalian saja yang pergi, aku makan di kontrakan saja." Ditya merasa malu dan berbalik hingga ada dia merasakan seseorang meraih tangannya.

"Hey, aku kan cuma tanya kamu mau ngapain. Kenapa kamu malah marah dan pergi begitu aja. Harusnya kamu bilang 'Boleh nggak aku ikut kamu?' Pasti akan terdengar lebih menyenangkan." jelas Akbar.

"Oh, ayolah. Apa kamu selalu menyebalkan seperti ini?" Ditya terdengar kesal.

Akbar terlihat puas melihat ekspresi Ditya, "Ayo naik." ajaknya.

"Lupakan. Aku udah nggak nafsu makan. Aku mau pulang aja."

"Ok, aku minta maaf kalau udah membuat kamu kesal. Sekarang kamu ikut aku ya. Please, kalau nggak nanti teman-teman kamu pasti marah-marah sama aku." Akbar memohon pada Ditya.

"Baiklah. Tapi kalau kamu sampai bertingkah menyebalkan lagi, lebih baik aku naik angkutan umum daripada dibonceng kamu!"

Akbar tersenyum.

Akhirnya mereka pun pergi bersama ke TO Mughni. Tanpa mereka sadari, Anisa memandangi Akbar dan Ditya sepanjang jalan.

*TO adalah singkatan dari Tutug Oncom.

rheditya18creators' thoughts
次の章へ