Warning +18 Full Seks
Terdapat Adegan Dewasa, yang merasa di bawah 18 tahun di larang membaca.
______________________________________________
Pagi yang cerah.
Sinar cahaya telah memasuki jendela kamar Resa yang di buka lebar, dan suhu pagi yang dingin menerpa tubuh telanjang Resa yang saat ini masih terbaring lemas di tempat tidur dengan kedua matanya yang membengkak akibat menangis sepanjang malam karena tindakan Zhu Zheng yang terlalu panas padanya.
Resa telah sadar dan bangun dari tidurnya, tapi rasa lelah yang di alaminya sekarang membuatnya tidak ingin membuka kedua matanya, pada akhirnya Resa kembali tidur lagi, dan bangun pada saat matahari sudah menjulang tinggi di langit yang biru.
"Kamu sudah bangun?"
Resa membuka kedua matanya dan langsung berhadapan dengan Zhu Zheng yang tengah duduk di sampingnya.
Zhu Zheng menurunkan kepalanya dan mencium dahi Resa dengan penuh rasa kasih sayang.
Di cium oleh Zhu Zheng saat terbangun dari tidur membuat Resa sangat senang, padahal awalnya Resa ingin memarahi Zhu Zheng karena berbohong dan tidak menepati ucapannya mengenai perihal malam panas yang mereka berdua lakukan semalam.
Jika di ingat kembali mengenai kejadian panas semalam, saat Zhu Zheng dengan kurang ajarnya memasukan tiga jari miliknya di dalam tubuh Resa dan memutar tiga jarinya searah jarum jam di dalam lubang anus Resa yang ketat.
Kalau boleh jujur. Resa sama sekali tidak berpikir sampai sejauh apa yang di lakukan Zhu Zheng padanya, dia berpikir gawang apa yang di maksud Zhu Zheng(?)
Sempat terlintas di pikiran Resa, gawang yang di maksud Zhu Zheng adalah mulutnya.
Akan tetapi pada kenyataannya adalah lubang anusnya yang sangat ketat dan mustahil bagi Zhu Zheng untuk di masukan jari apalagi kepemilikan Zhu Zheng yang sudah membengkak akibat napsu birahi yang dimiliknya.
Resa sangat ketakutan dan terlihat sangat panik pada saat Zhu Zheng mulai menyiapkan posisi aman untuk memasukan miliknya di dalam gawang sempit Resa.
"Tian hentikan. Jangan lakukan ini... Itu tidak akan bisa masuk di dalamku." Ucap Resa yang sangat panik.
"Tidak akan masuk? Apa kamu yakin?"
Resa menganggukan kepalanya cepat, wajahnya sudah pucat seperti kertas karena ketakutan.
Zhu Zheng menundukan kepalanya ke bawah dan berbisik sensual di telinga Resa, "Maka ayo kita buktikan, apa miliku yang keras dan tebal ini bisa masuk atau tidak di dalam lubangmu."
"Tian itu tidak akan berhasil..."
Zhu Zheng mencium sebelah mata Resa dan berkata pada pria yang saat ini berbaring mengangkang di bawahnya, "Kita belum mencobanya, bagaimana bisa kamu mengatakan itu tidak akan berhasil?"
"Tapi Tian..."
"Jangan khawatir, aku akan memasukannya perlahan."
"Apa kamu menggunakan condom dan pelumas?" Tanya Resa.
Zhu Zheng menyipitkan matanya, "Apa kamu sengaja menunda-nunda agar miliku tidak masuk dalam dirimu?"
Resa hanya diam menatap Zhu Zheng.
"Kurasa ia... Jangan khawatir, ini tidak sesakit yang kamu bayangkan."
Zhu Zheng mengangkat kaki Resa dan menaruhnya di atas bahunya.
Zhu Zheng mencondongkan tubuhnya agak ke depan sambil melihat ke arah miliknya yang mulai mendorong perlahan pintu masuk milik Resa.
Saat milik Zhu Zheng mendorong masuk, wajah Resa dari malu bercampur takut, kini berubah menjadi tegang. Mulut Resa terbuka dan tertutup tanpa ada suara, kedua tangannya memegang lengan Zhu Zheng dan meremasnya kuat.
"Tian..." Panggil Resa dengan suara tercekik.
"Tahan. Sedikit lagi."
Cairan bening mulai mengalir dari kedua bola mata Resa, sensasi yang enak dan sakit luar biasa ini membuatnya tidak berdaya lagi. Pernapasan Resa semakin cepat dan agak sulit untuk di atasi oleh dirinya.
Rasa sakit di masuki milik Zhu Zheng seperti bagaimana seseorang mengalami kesulitan buang air besar. Akan tetapi rasanya berlipat ganda dari rasa sakit kesulitan buang air besar.
Keringat beserta air mata kini telah membanjiri dahi, leher dan kedua pipi Resa.
Namun bukan saja Resa yang mengalami keringat, Zhu Zheng pun tidak luput dari itu, di karenakan kesulitan saat memasuki miliknya di dalam tubuh Resa.
"Tian.. haahh... Apa, apa sudah masuk?"
Zhu Zheng mencium dahi Resa, "Sedikit lagi sayang..."
Zhu Zheng mendorong keras sepenuhnya kepemilikannya di dalam tubuh Resa, sontak tindakan yang tiba-tiba itu membuat Resa tidak siap sepenuhnya dan berteriak keras.
"TIAAAAANN..."
Seluruh tubuh Resa gemetar, kedua tangan Resa yang meremas kuat lengan Zhu Zheng kini sudah sedingin es.
"Resa apa kamu baik-baik saja?!" Ucap Zhu Zheng panik tanpa menyadari ia telah menyebut nama Resa.
"Ha...? Apa...?" Ucap Resa dengan wajah sayu yang terlihat tidak berdaya.
Resa, "Kamu bilang tidak akan sakit...(menangsi)... Ini sangat sakit, rasanya sangat sakit Tian...(menangis)"
Zhu Zheng menyatuhkan dahinya dengan dahi milik Resa, "Maafkan aku. Jika kamu tidak menyukainya, maka kita akan berhenti sampai di sini saja."
Mendengar kata berhenti dari Zhu Zheng sontak membuat tangan Resa refleks menampar wajah Zhu Zheng. Tamparan Resa tidak lembut dan juga tidak membuat Zhu Zheng merasa kesakitan. Namun tindakan Resa itu membuat Zhu Zheng terkejut.
"Jangan berhenti...!!" Teriak Resa marah, "Aku... aku menyukainya." Kata Resa dengan suarah yang di bilang amat pelan.
Zhu Zheng tersenyum sambil membelai kepala Resa.
Dan...
Zhu Zheng pun mulai menggerakan pinggulnya perlahan, maju mundur.
Resa, "..."😳
Resa kaget dengan tindakan maju mundur yang di lakukan Zhu Zheng pada tubuhnya, dan rasanya sangat ngilu dan aneh, diapun menahan bahu Zhu Zheng kuat untuk menghentikan tindakan itu, "Tian stop."
"Ada apa?" Tanya Zhu Zheng dengan gerakan pinggul yang masih stabil.
Resa mendorong dada Zhu Zheng menjauh sambil berteriak, "Berhenti, aku tidak ingin melakukannya lagi. Aku tidak mauuuu...!"
Resa memberontak dan menendang kuat tubuh Zhu Zheng dengan kedua kakinya sampai membuat Zhu Zheng terhempas dan jatuh dari tempat tidur.
Zhu Zheng, "....!??"
Resa mengambil selimut dan menutupi tubuhnya, "Kenapa, kenapa kamu menggerakan pinggulmu seperti itu?!! Kamu membuatku takut setengah mati."
Zhu Zheng, "..."
Beberapa saat suara tawa terdengar dari arah Zhu Zheng yang kini masih setia duduk di lantai akibat tendangan Resa. Zhu Zheng tidak habis pikir, betapa polosnya Resa yang selama ini ia kenal.
Yang ada di pikiran Zhu Zheng selama ini, Resa pasti tahu hal-hal yang berbau seks Gay atau paling dasar tahu mengenai seks lawan jenis. Akan tetapi pada kenyataannya nol. Resa masih pria polos dan murni, tidak pernah mengenal dunia seks ataupun hanya sekedar penasaran melihat video gelap.
"Kenapa kamu tertawa?"
Zhu Zheng berdiri dan kembali naik di tempat tidur.
"Jika tidak seperti itu, kamu tidak akan merasa enak."
Resa menatap Zhu Zheng waspada, "Tapi ciuman di bibir, leher, dan area lainnya sudah membuatku merasa enak."
Zhu Zheng tiba-tiba membuat wajah sedih, bahkan terlihat sangat menyedihkan. Ia mengambil tangan Resa dan menaruhnya di pipi miliknya, "Tapi kamu belum membuatku merasa enak..."
"Ja–jadi aku harus bagaimana? Biar kamu mersa enak?"
"Biar iniku masuk di dalammu..." Zhu Zheng menunjuk miliknya yang masih menegang ke arah Resa yang sudah panas dingin.
"Tapi Tian... Sakit."
Helaan napas terdengar dari Zhu Zheng. Ia berpikir orang seperti Resa harus di ajari dan di jelaskan perlahan mengenai hubungan intim yang untuk pertama kalinya.
"Apa kamu percaya padaku?"
Resa menjawab dengan anggukan kepala cepat.
"Maka dengarkan aku baik-baik. Saat miliku masuk dalam dirimu, awalnya itu akan terasa sakit, tapi lama kelamaan rasanya akan berubah enak. Aku sangat yakin, kamu pasti tidak ingin berhenti dan akan terus menginginkannya, terus dan terus."
"Apa seenak itu?"
"Hmm... Maka berbaringlah kembali."
Resa mengikuti intruksi Zhu Zheng untuk berbaring kembali di tempat tidur dengan posisi terlentang, kedua kaki Resa masih di rapatkan kuat, selimut yang dia gunakan untuk menutupi tubuhnya kini masih dia pegang dengan sangat erat.
Zhu Zheng menarik selimut yang di pegang Resa, tapi itu masih di pegang erat oleh si ulat kepompong yang polos.
"Jangan menarik selimutnya, lakukan saja seperti ini."
"Bagaimana aku bisa melakukannya jika kamu telah membungkus seluruh tubuhmu seperti ulat kepompong..."
Resa menatap dirinya sendiri dan baru menyadari kondisinya, diapun menatap Zhu Zheng yang kini sudah berwajah suram.
"Oh... Hehehe..." Tawa Resa malu.
.
.
.
Bersambung ...
Selesai pengetikan pada hari –
Kamis, 16 – 07 – 2020
Pukul, 19.41 wita