webnovel

Bab 4

Sera membuka matanya pelan, Dia masih bisa merasakan perutnya yang sedikit kaku. Beruntung Dia memiliki tetangga yang baik, hingga tetangga itu memanggilkan taksi untuknya sepagi ini. Kalau tidak Sera sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Sera memegangi perutnya dan berusaha untuk duduk, tapi Sera lalu terkejut karena tangannya yang satu lagi sedang di pegang seseorang. Melihat baju yang di kenakan orang itu, Sera sudah bisa menebak laki-laki yang tidur dengan menggenggam tangannya itu siapa.

"Laki-laki itu," lirih Sera yang bahkan tidak mengingat nama Yoonmin.

Sera baru saja akan melepas tangan Yoonmin dengan pelan-pelan. Tapi dering ponselnya yang ada di saku membuat Yoonmin bangun. Yoonmin yang memang baru bisa terlelap setelah memastikan Sera baik-baik saja, kembali menguap dan menatap Sera dengan mata yang masih mengantuk sekarang. Sejenak keduanya sama-sama saling menatap, Yoonmin lalu berdehem dan melepas pegangan tangannya pada tangan Sera.

"Maaf, karena Kau sudah sadar. Aku pergi dulu," ucap Yoonmin yang kemudian langsung berdiri.

Sera tidak menanggapi apa-apa dan hanya memandang ke arah Yoonmin. Dia bahkan mengabaikan ponselnya yang berdering itu.

"Angkat teleponmu, Sera_ssi! Sepertinya itu penting," tukas Yoonmin menyadarkan Sera.

Sera terkesiap dan lalu mengambil ponselnya di saku sweeter tebalnya. Sera lalu menempelkan ponselnya itu ke telinga.

"Iya, Taeyoon_ssi," sapa Sera dengan suara lembut.

"Itu nama laki-laki? Apa Dia sudah memiliki kekasih? Lalu kenapa Dia tidur denganku malam itu?" pertanyan itu memenuhi isi kepala Yoonmin, sekilas Yoonmin melihat ke arah Sera lagi.

Yoonmin lalu menggelengkan kepalanya dan menghela napas dalam. Dia lalu meninggalkan Sera yang masih menelepon, Dia merasa sedang mengganggu Sera saat ini. Sera sendiri melirik sekilas pada Yoonmin yang menjauh, ada sedikit rasa bersalah menelisip di hati Sera.

***

Sera baru saja akan masuk ke dalam apartemen mini yang Dia sewa, tapi di depan apartemennya ternyata ada paper bag cukup besar. Sera menautkan alisnya lalu sedikit berjongkok untuk mengambil paper bag itu. Sera lalu membuka paper bag itu dan melihat isinya, ternyata ada beberapa kotak kue dengan berbagai rasa di dalamnya. Sera lalu mengambil secarik kertas yang ada di dalamnya.

"Ini cake rasa buah, Aku tahu Kau pasti sedang tidak bisa makan apa-apa. Meskipun begitu tetaplah makan apapun yang bisa masuk ke dalam perutmu, kasihan bayi Kita."

Sera terdiam membaca pesan itu, Dia langsung bisa menebak siapa yang mengiriminya makanan ini. Tapi yang membuat Sera heran, dari mana laki-laki itu tahu tempat tinggalnya yang baru. Pertanyaan di dalam benak Sera, di jawab secara kontan ketika ponselnya berdering saat ini. Melihat nama adiknya tertera di layar ponselnya, tanpa ragu Sera lalu menggeser tombol hijau dan menempelkan ponselnya ke telinga.

"Woon, ada apa?" tanya Sera to the poin.

"Eonni, kekasihmu seorang Dokter? Beberapa hari lalu Dia datang ke Rumah. Dia memberiku kartu nama, Dia juga meminta alamat barumu. Jadi Aku memberikannya dengan mudah tanpa memberi tahumu lebih dulu," terang Wooni tanpa diminta.

"Ternyata Wooni yang memberi tahu Dia," batin Sera yang kemudian menghela napas berat.

"Kenapa, Eonni? Sepertinya Kau tidak menyukai hal yang Aku lakukan?" tanya Wooni yang seakan tahu perasaan Kakak perempuannya.

"Ah? Bukan begitu, tidak masalah Kau memberikan alamatku padanya. Hanya saja Aku sedang lelah, Aku baru saja sampai apartemen. Kalau Kau selesai kelas malam, mampirlah! Aku memiliki cake yang lezat cukup banyak," sahut Sera kemudian.

"Allaseo! Aku akan mampir nanti, boleh Aku membawa teman? Aku ingin menginap di tempatmu, Eonni," tanya Wooni lagi.

"Eo! boleh," singkat Sera menjawab.

Sejurus kemudian Wooni memutus sambungan teleponnya itu. Sera lalu masuk ke dalam apartemen mininya dan meletakkan paper bag itu di atas meja makan. Sera lalu berjalan menuju sofa dan merebahkan tubuh letihnya. Sera memegangi perutnya, pikirannya kembali menerawang tidak jelas.

"Tidak mungkin Aku terus-terusan menyembunyikan kehamilanku ini? Bagaimana caranya? Tapi Aku juga tidak mungkin tiba-tiba hamil, bagaimana dengan reaksi orang-orang? Terutama Appa dan Eomma," lirih Sera bermonolog.

"Aku juga tidak mungkin selalu menghindari laki-laki itu, bagaimanapun juga bayi ini memang Anaknya," ucap Sera lagi.

"Lalu..." tandas Sera tidak melanjutkan perkataannya. Dia lalu berakhir menghela napas dan menyandarkan kepalanya lalu memejamkan matanya pelan.

Sepulang dari kelas malam, Wooni benar-benar mampir ke apartemennya. Ternyata teman yang Wooni maksud itu adalah Tae Bom. Sera sedikit terkejut dan seperti tidak asing dengan wajah Tae Bom, tapi Dia tidak ingat dimana melihat Tae Bom. Sedangkan Tae Bom sendiri reflek membulatkan matanya dan menunjuk ke arah Sera.

"Noona, ternyata Kau ini Kakak perempuan Wooni," celetuk Tae Bom.

Sera menganggukkan kepalanya dengan wajah bingung, begitu juga dengan Wooni yang juga bingung kenapa bisa Tae Bom mengenal sang Kakak.

"Kau mengenalnya, Eonni?" tanya Wooni kemudian.

"Tidak," singkat Sera karena memang merasa tidak mengenal Tae Bom.

"Kami memang tidak saling mengenal, Aku hanya sekali bertemu dengan Kakakmu ini. Waktu itu Dia pingsan di jalanan, Aku yang membawanya ke Rumah sakit. Mungkin Kakakmu ini juga tidak tahu," tutur Tae Bom menjelaskan.

Sera terlihat terkejut lalu Dia menepuk keningnya sendiri. Dia lalu kemudian tertawa kecil.

"Terima kasih sudah menolongku, maaf kalau tidak mengingatmu, Tae Bom_a," ucap Sera yang membaca name tag Tae Bom.

Tae Bom tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya tanda tidak apa-apa. Wooni yang mendengar Eonninya pingsan di jalan lalu memegang lengan Sera panik.

"Lalu Kau sakit apa, Eonni? Kenapa bisa pingsan?" tanyanya kemudian.

Sera melihat ke arah Wooni lalu tersenyum, Dia memegang lengan sang Adik pelan.

"Aku tidak apa-apa hanya dehidrasi saja," sahut Sera kemudian.

Terdengar helaan napas lega dari Wooni, Sera yang mengingat kue pemberian Yoonmin. Lalu menoleh ke arah meja makan.

"Ayo kalian ke ruang makan bersamaku, ada kue yang sepertinya enak-enak. Kita makan bersama," ajak Sera lalu menggandeng Wooni berjalan. Sedangkan Tae Bom mengekor di belakang mereka berdua menuju meja makan.

***

Yoonmin sedang sibuk visit setiap kamar rawat pasien di rumah sakit, Dia di temani 2 suster dan 1 Dokter magang satu persatu memeriksa setiap pasien. Yoonmin juga terlihat menjelaskan beberapa hal pada Dokter magang yang bersamanya itu.

"Ini kamar terakhir," ucap Yoonmin pada Dokter magang itu.

Dokter magang itu lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan dan masuk ke dalam ruang rawat itu mengekor di belakang Yoonmin. Kurang dari 15 menit, Yoonmin dan Dokter magang itu dan juga 2 suster tadi kembali keluar dari ruang rawat itu.

"Setelah ini bantu Suster Choi di IGD, jam kerjaku sudah selesai. Aku memiliki janji dengan seseorang, jadi Aku tidak bisa menemanimu ke IGD," ucap Yoonmin.

"Tidak apa-apa, Dokter Yoon. Saya bisa kesana sendiri, have fun dengan temu janjinya," ucap Dokter magang itu memberikan semangat pada Yoonmin.

Yoonmin tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan, Dia lalu melambaikan tangannya dan berlalu pergi meninggalkan Dokter magang dan 2 suster itu. Yoonmin sedikit berlari kecil saat melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Tidak lama Yoonmin memasuki sebuah restauran sederhana dekat apartemen Sera tinggal. Dia mendapati Sera sedang akan menenggak bir, dengan cepat Yoonmin menghampiri Sera dan merebut kaleng bir itu cepat dari tangan Sera. Dengan pandangan terkejut Sera melihat ke arah Yoonmin sekarang.

"Kau ini sedang hamil, untuk apa minum seperti ini?" tukas Yoonmin yang kemudian duduk di hadapan Sera sekarang.

Sera tidak langsung menanggapi, bir miliknya justru di minum oleh Yoonmin sampai tandas. Yoonmin lalu melihat meja masih kosong tidak ada makanan apapun. Yang ada hanya beberapa kaleng bir, Yoonmin berdecak sebal lalu memanggil pelayan dengan berteriak dan melambaikan tangannya.

"Bukankah Aku sudah bilang, seberapapun Kau susah makan. Tetaplah makan! Jangan mengisi perutmu hanya dengan minuman beralkohol itu," omel Yoonmin sembari menatap Sera yang terus melihat ke arahnya dengan wajah tidak bisa di artikan.

"Kau mau makan apa? Biar Aku yang bayar nanti," tanya Yoonmin lagi.

"Aku tidak mau makan, Aku hanya ingin berbicara denganmu," sahut Sera tidak beralih sedikitpun menatap Yoonmin.

"Nanti setelah Kita makan, baru Kita bicara."

Yoonmin sedang sibuk membuka-buka buku menu dan membacanya sekilas.

"Saya pesan steak welldone dan pasta vongole, minumnya berikan Kami dua jus jeruk segar," ucap Yoonmin lalu menyerahkan buku menu pada pelayan.

Setelah mencatat pesanan Yoonmin, pelayan itu lalu pergi dari meja Yoonmin dan Sera. Yoonmin kembali fokus pada Sera saat ini. Sera terus menatap lekat Yoonmin lalu perempuan itu menghela napas dalam mengumpulkan keberaniannya.

"Aku akan menggugurkan bayi ini," ucap Sera kemudian secara tiba-tiba.

Seperti di hantam batu besar Yoonmin terkejut. Dia memegangi dadanya yang tiba-tiba berdenyut, Dia menatap Sera dengan ekspresi tidak percaya sekarang.

***