webnovel

1. Perkenalan

Jeni Pratiwi itulah namaku, aku masi berumur 15tahun. Aku baru saja mulai masuk SMA. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, aku mempunyai kakak perempuan yang bernama Rahayu Anastasya yang baru saja lulus SMA berumur 19tahun. Dan aku mempunyai adik laki-laki bernama Raditya Pengestu yang masih kelas 2 SD berumur 7tahun. Ayahku Tarmono bekerja sebagai karyawan golongan 4 disebuah perusahaan minyak dan ibuku Sulistia hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Aku berasal dari keluarga yang sedikit berada, tetapi ayahku tidak mau memanjakan kami karna dia takut kalau kami akan ketergantungan dengan orang tua. Ayahku ingin anak-anaknya menjadi mandiri berdiri dengan kaki sendiri dan sukses dengan kemampuan sendiri, itulah yang selalu ayahku ajarkan pada kami.

🌸🌸🌸🌸🌸

Pagi itu ibu dan ayahku terus memanggil-manggil aku untuk bangun karna hari mulai siang. Pukul 09.30 tapi aku masi asik tidur dikamar tanpa memperdulikan ayah dan ibuku mengomel. "Jeni bangun ! hari sudah siang". Teriak ibuku, tapi aku tetap belum bangun juga. Lanjut ayahku "mentang-mentang hari minggu kamu ngak mau bangun juga yah !. Jeni.... Jeni.... ?".

"Iya aku bangun" sahutku. Dalam hati akupun bergerutu "padahal mau menikmati hari terakhir libur sekolah".

Walaupun sudah bangun tapi mataku masi terpejam dan aku masi berguling diatas kasur. Lalu ayahku mulai mengoceh lagi dari ruang keluarga sambil baca koran "Teriaknya aja sudah bangun padahal masi tidur !. Apa mau ayah siram pakek air biar langsung bangun?".

"Iya... iya.... aku bangun yah!" sahutku sambil keluar dari kamar. "Bangun tapi ngak keluar-keluar dari kamar!. Kamu ini mau jadi apa haaaa?, kamu itu cewek harus bangun pagi !", ayahku mulai ceramah pagi. Jawabku "kan mau menikmati hari libur yang terakhir yahhh!, besokkan udah mulai sekolah lagi. Ya aku mau jadi orang sukses lah".

"Mana ada orang sukses bangun siang, rezeki keburu dipatok ayam nungguin kamu bangun tidur. Bangun siang pasti subuhnya tinggal tuh?" balas ayah. Aku pun menjawab "sebelum dipatok ayam, aku duluan yang ambil rezekinya, lagian aku lagi datang bulan kok". Ayahku langsung geleng-geleng mendengar jawaban dariku dan ayahpun berkata " terserah kamulah, pusing ayah kalo berdebat dengan kamu, mau menang sendiri !", ayahpun pergi meninggalkan aku sendiri di ruang keluarga.

Selepas ayah pergi aku pun sendirian disana, merasakan perutku lapar akupun pergi kedapur untuk mencari makanan. Lalu aku bertemu ibu didapur yang sedang memasak. "ibuk masak apa?" sapa ku. Ibuku menjawab "masak apa yang bisa dimasak!". Mendengar ibuku menjawab seperti itu akupun memanyunkan bibirku kedepan. Melihat reaksiku, ibu lalu berbicara "Jeni! Kamu itu sudah mulai dewasa, sudah mulai masuk SMA bukan anak kecil lagi ya. Kamu itu harus rajin, harus bangun pagi walaupun hari liburpun harus bangun pagi. Seenggaknya bantuin ibuk beberes rumah. Kamu itu bakal jadi ibu rumah tangga juga, setinggi apapun kamu nanti kedepannya sehebat apapun kamu dimasa depan kamu bakal tetep jadi ibu rumah tangga".

Dalam hatiku, "yahhhhhhhhh kena ceramah lagi deh !!!!", aku pun menjawab "iya bukkkkkk, jeni bakal lebih rajin lagi. Jeni kan nggak setiap hari bangun siang, ini pun karna jeni lagi datang bulan aja jadi bangun siang". Karna tak ingin mendengar nasehat ibu yang panjang aku pun mengalihkan pembicaraan. "bukkk ! Laperrrrrrr", teriakku sambil memasang tampang memelas. "Itu nasi goreng kamu di lemari, ambil sendiri", jawab ibu sambil pasang raut muka masam. Akupun memakan nasi goreng yang dipisahkan untukku dengan lahap.