Di kediaman Rayannaka lebih tepatnya di sore hari, suasana begitu ramai karena teman-teman Navy tengah membesuk si Bontot yang kata Vano lagi sakit itu.
Mereka kini sedang berkumpul di ruang tamu, dengan cemilan di atas meja sebagai pendampingnya. Keadaan di rumah itu sangat ricuh di karenakan Erik dan Zen yang tengah sibuk mabar di selingi dengan teriakan dan umpatan kasar yang keluar dari mulut mereka. Jangan heran, mereka bertingkah bar-bar di rumah orang. Toh.. mereka sudah biasa begini jika berkunjung ke kediaman Rayannaka. Dan kabar baiknya, Mona tidak mempermasalahkan itu semua.
Lain hal nya dengan Erik dan Zen yang sibuk mabar. Sagam lebih memilih memejamkan matanya, sembari menyenderkan punggungnya di sandaran sofa yang empuk. Kedua tangannya ia lipat di depan dada dengan mata yang menutup guna menyelami alam mimpi yang nampak menggiurkan.
Sedangkan yang terjadi pada Navy, bocah itu malah asik duduk di single sofa sembari memainkan gadget keluaran terbarunya. Navy memang lagi sakit, suhu badannya masih hangat meskipun tidak sepanas tadi pagi, tetap saja kondisinya masih lemah dan kurang sehat. Namun lihatlah keadaan anak itu sekarang, di tengah rasa sesak yang masih ia rasakan. anak itu terlihat angkuh dengan kedua kaki yang ia selonjorkan di atas meja penuh makanan, tangan kiri yang merentang di atas punggung sofa sementara tangan lain nya sibuk menari di atas layar pipih di dalam genggaman. Untuk ukuran orang sakit seperti Navy, bukankah Navy terlalu luar biasa untuk di sandingkan dengan alien? Tingkahnya yang bar-bar membuat banyak orang mengelus dada sabar. Untung kesayangan.
"Istirahat gih, nafas lo kedengeran berat gitu. Ganggu tidur gue." Intrupsi suara berat Sagam mengalihkan atensi Navy dari layar ponsel.
Bocah yang kini memakai kaus biru berlengan panjang itu menaikan sebelah alisnya ke atas, memandang Sagam yang masih setia terpejam.
Lantas kala sunyi ia biarkan menggema di dalam ruangan dalam waktu beberapa detik. Navy pun berdecak sebal dan kembali menumpukan perhatian nya pada Layar ponsel. Omong-omong dia tengah sibuk mencari berita hangat mengenai boygroup Korea Favoritnya. Maklum handphone yang kemarin di sita Mona tadi siang sudah di kembalikan pada sang empunya.
"Gue oke." Dan balasan singkat yang terkesan cuek itu mendapat gumaman tidak peduli dari Sagam. Mengabaikan entitas kedua sahabatnya yang lain yang masih sibuk meracau dan mengeluarkan umpatan kasar. Ketika bermain game.
Untuk mengusir rasa bosan. Maka Navy pun bergumam, menyanyikan lagu berjudul Whalien 52 yang di populerkan oleh BTS. Lagu yang sudah menjadi kesukaan dirinya semenjak memutuskan menjadi seorang Fanboy.
"Suara lo bagus Nav." Celetuk Erik yang mana langsung membuat Navy menghentikan acara nyanyinya itu.
"Tapi sayang, suara sebagus itu malah lo gunain buat teriak-teriak mulu." Timpal Zen sambil ber-tos ria bersama Erik.
Mengabaikan ekspresi masam Navy yang tampak tak suka dengan perkataan Zen barusan. Ia memutar bola matanya malas, dan tanpa menanggapi ucapan kedua sahabatnya, Navy kembali menumpukan atensinya pada layar ponsel. Tak lama kemudian, mata sipit Navy melotot dengan tatapan yang tak bergeser seinchi pun dari layar ponsel yang masih menyala. Refleks Navy langsung berdiri dari duduknya tanpa memperdulikan kepalanya yang terasa berdenyut sakit di akibatkan dirinya bangun dari posisi duduk secara mendadak. Membuat Zen dan Erik langsung menoleh pada Navy dengan kening mengernyit. Bahkan Sagam pun langsung membuka matanya tatkala teriakan Navy terdengar begitu lantang.
"DEMI APA BTS BAKAL NONGOL DI TV?." begitulah sekiranya teriakan excited Navy yang mampu menghadirkan dengusan keras dari Sagam karena acara mari tidurnya terganggu.
Setelah merasa apa yang ia dengar tak penting, Sagam memutuskan untuk kembali tidur. Namun baru saja kedua maniknya tertutup, lagi-lagi teriakan Navy kembali terdengar.
"ANJAY.. SERIUSAN INI? YA ALLAH.. SENENG BANGET GUE." Teriak Navy lagi sembari melonjak kegirangan.
Senyum Navy melebar. Kedua tangannya bertepuk tangan heboh menyalurkan rasa bahagia yang tengah ia rasakan.
Tapi, sedetik kemudian senyum yang semula merekah itu perlahan memudar saat melihat Vano datang tanpa permisi lalu duduk di samping Sagam yang menatapnya tak suka.
Netra sekelam malam Navy bergerak mengikuti gerakan tangan Vano yang mengambil remote TV kemudian memindahkam channel TV yang semula menayangkan kartun menjadi film FTV sore. Lama terbelenggu dalam pemikiran, setelah sadar Navy pun melebarkan matanya. Ini gawat!! Luar biasa siaga 1!! Ada ancaman besar yang harus Navy basmi saat ini juga, atau kalau tidak bisa-bisa saat acara Yang akan menayangkan BTS di TV nanti akan kacau balau di karenakan oleh sesosok makhluk astral yang sialnya merangkap sebagai kakak paling sontoloyo yang Navy punya.
Dengan gerakan cepat Navy langsung merampas Remote TV di tangan Vano. Menekan tombol on/off di sana lalu berjalan menghampiri TV besar yang berbentuk pipih itu, tak lupa posisinya yang memeluk TV itu.
"Lo kenapa dah Nav? Kayak cicak yang lagi nemplok di punggung janda aja lo." Celetuk Erik merasa aneh dengan tingkah Navy yang kadang selalu di luar nalar.
Masih dalam posisi memeluk TV, Navy menggeleng rakus. "Serah ya lo lo pada mau ngehina gue macem apa, gue kagak peduli. Yang jelas mulai hari ini TV di ruang tamu gue yang kuasain. Ga ada yang bisa sentuh, ngejilat apalagi di celupin di air closet."
"Si Navy lagi iklan Roma ya?." Tanya Zen polos yang di hadiahi jitakan pedas dari Vano di keningnya.
"Woy lo ap--."
"Si Navy bukan lagi iklan Roma tapi Qtella." Potong Vano dan kini giliran Kening Vano yang kena jitakan.
"Bodoh jangan di pelihara bego." Ketus Sagam.
Vano hendak melayangkan protesan, namun terpenggal saat Navy membalikan tubuhnya dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.
Sebelum memutuskan berbicara. Navy membuang nafas dengan malasnya. "Pokoknya gue kagak mau tau, TV ini gue yang kuasain." Seru Navy sambil menunjuk-nunjuk TV di belakangnya.
"Emang kenapa sih? Biasanya juga lo paling ogah nonton disini?." Serobot Demi yang tiba-tiba saja datang dengan segelas soda di tangannya.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Navy kembali melebarkan senyumnya. Tapi sayang senyuman itu tampak tidak secerah biasanya. Ada heran nya juga sih tingkah Navy sekarang, tumben sekali bocah tengil ini tidak seheboh ayam yang lagi bertelur. Meskipun tadi sempat heboh, tapi kehebohan itu seperti dibuat-buat. Ahh.. mungkin efek samping dari kondisi tubuhnya yang masih sakit ini baru saja Navy rasakan.
"BTS mau nongol di TV jelas gue seneng lah. Secara kan idola gue ada di TV Indo." Jelas Navy dengan manik yang berbinar cerah.
Mendengar penuturan Navy mereka semua yang duduk di sofa hanya mengangguk mahfum terlampau biasa dengan tingkah Navy kalo sudah berurusan dengan dunianya sendiri.
Tapi tetap saja ada yang aneh menurut Vano. Laki-laki terlampau peka mengenai si bungsu itu pun akhirnya mengangkat suara "tumben lo ga kayak cacing kepanasan. Biasanya lo bakalan heboh banget denger kabar kayak begituan. Tau BTS mau konser aja lo langsung otw beli tiket konser, meskipun pada akhirnya tiket itu malah lo jadiin simpenan di dompet lo." Heran Vano.
"Lagi ga ada gairah gue. Pengen jadi manusia non-hyperactive aja dah. Pengen pensiun dari kebobrokan. Capek juga pura-pura keliatan baik-baik aja." Jujur Navy dengan melirihkan suaranya di akhir kalimat.
Hari ini memang Navy terlihat tidak ada gairah sama sekali. Rasa malas yang membumbung tinggi selalu Navy rasakan dari pagi sampai sore ini, sehingga setelah mengatakan itu Navy pun kembali ke kamar melenggang pergi melewati ketiga sahabat dan kedua saudaranya yang menatap ke arah Navy penuh keheranan.
"Sifat alien nya kambuh lagi. Bener-bener aneh tuh anak." Ucap Vano sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Meskipun tak ayal Vano menyadari satu hal jika hari ini 'Navy tampak beda'
****