Suara pertarungan masih terdengar didalam hutan berkabut ini. Saat ini seorang pria menggunakan pedang kayunya mencoba melawan segerombolan manusia kelinci, yang mempunyai tekat kuat untuk mengalahkan manusia tersebut. Pria itu hanya santai menghalau semua serangan yang diterimanya, karena perbedaan kekuatan mereka sangat besar.
Sudah seminggu mereka melakukan ini, namun tidak seperti hari – hari pertama mereka melakukan pertarungan ini, sekarang mereka sudah memiliki tekat yang sengaja ditekankan kepada kelinci – kelinci itu, dan membuat mereka berubah sepenuhnya yang dari penuh kasih menjadi sangat kejam saat ini.
"Kalian masih sangat lemah!" teriak pria itu sambil memukul seorang manusia kelinci dengan bilah pedang kayunya dan membuat beberapa giginya terlepas.
"Hanya ini saja?!" teriak pria itu.
Dan akhirnya pertarungan itu terus berlanjut dengan niat pembunuh keluar dari masing – masing manusia kelinci yang sedang dilawan pria itu.
"Bagus – bagus, tekat ini yang kalian butuhkan" kata pria itu sambil bersiap melawan mereka.
Ya, pria itu merupakan Zen, yang saat ini mencoba melatih para manusia kelinci itu. Zen mengira akan susah melatih mereka. Namun ternyata, sangat mudah mencuci otak mereka, karena tindakan mereka yang polos, lemah lembut, dan sangat naif itu.
Zen akhirnya tahu mengapa Hajime dengan gampang mengubah mereka, dan hasilnya bisa dilihat Zen saat ini, yang sudah melatih mereka selama seminggu penuh. Zen bukan hanya melatih mereka, namun dia juga melatih skill barunya yaitu Stealth yang saat ini sudah berlevel 6. Shea sendiri saat ini dibiarkan berlatih bersama Yue, karena menurutnya Yue akan efektif melatih Shea.
Yue sendiri saat ini sempat bingung dengan perilaku Zen, yang seakan santai seakan tidak memperdulikan labirin yang berada dipusat hutan ini. Dan dia terkejut, saat Zen berkata mereka tidak akan memasuki labirin itu, namun akan menuju labirin yang berbeda.
Akhirnya hari mulai sore, saat ini Zen memperhatikan beberapa manusia kelinci tergeletak di tanah yang saat ini sangat kelelahan.
"Semuanya berkumpul!" teriak Zen.
Tanpa pikir panjang, walaupun mereka sudah lelah, mereka tetap beridiri dengan berbaris rapi diepan Zen saat ini.
"Baiklah, hari ini merupakan hari terakhirku melatih kalian!" kata Zen lantang.
"APA!" teriak semua manusia kelinci yang dilatih Zen tersebut.
"T-Tapi bagaimana dengan beberapa monster dan orang yang akan menyerang kami?" kata seseorang yang merupakan ayah dari Shea.
Zen lalu maju kedepan manusia kelinci yang menyelanya itu dan menamparnya keras, hingga dia tersungkur saat ini. Perbuatan itu membuat semua manusia kelinci yang berada disitu tidak berani memotong perkataan Zen tadi.
"Jadi, aku melatih kalian selama ini akan menjadi sia – sia?!" teriak Zen sambil menunjukan ekspresi marahnya.
"Maafkan kami Jenderal!" teriak semua manusia kelinci dan diikuti oleh Ayah Shea yang kembali berdiri.
"Aku melatih kalian, agar kalian bisa melindungi diri kalian sendiri. Dan ingat ini, jika salah satu dari kalian ada yang melarikan diri saat bertempur, dan tidak membantu satu sama lain, aku akan kembali dan menyiksa kalian!" teriak Zen yang membuat manusia kelinci yang berada disana gemetar ketakutan.
Memang bukan rahasia umum bagi mereka jika Zen akan menyiksa mereka dengan kejam, karena tidak mengikuti arahan dari Zen seperti menginjak sebuah bunga, membunuh monster, menebang pohon dan sebagainya, yang membuat Zen menggelengkan kepalanya setelah melihat, kenaifan dari semua manusia kelinci disini.
Yang membuat mereka takut, Zen akan menyiksa mereka lalu menyembuhkan mereka kembali, dan itu membuat mereka saat ini mulai merinding setelah mengingat tragedi tersebut.
"Cam! bagilah anggotamu menjadi dua. Satu bertugas mencari makan dan lainnya bersiap untuk merapikan barang – barang untuk meninggalkan tempat ini" teriak Zen.
"Baiklah Jenderal!" teriak Cam dan mulai membagi pasukannya. Cam saat ini ditunjuk Zen sebagai pemimpin dari manusia kelinci ditempat ini.
Setelah perintah itu diberitahukan, sebagaian manusia kelinci dengan cepat langsung menghilang dari tempat itu, dan mulai memasuki hutan berkabut sambil mencari mangsa, dan lainnya bersiap untuk merapikan barang.
Disisi lain Shea saat ini masih berfokus berlatih dengan Yue. Shea bisa dikatakan cepat belajar, karena tekadnya yang kuat, untuk menjadi sejajar dengan Yue dan Zen. Yue sendiri terus memberikan latihan yang sangat intens, sama seperti Zen yang melatih suku Shea yang lain.
Yue dan Shea sendiri, memang berlatih terpisah dengan anggota sukunya yang lain. Shea saat ini masih mencoba melawan Yue yang saat ini masih belum bisa dia kalahkan.
"Sepertinya, kalian sudah merusak alam dengan parah" kata suara pria yang berada tidak jauh dari mereka.
"Zen!" teriak mereka berdua, yang akhirnya menyelesaikan latihan mereka.
Akhirnya, Zen kembali membagi beberapa pasukan kelinci itu untuk membuatkan makanan dan membuat tempat peristirahatan.
"Mengapa kita tidak langsung menuju Grand Tree Zen?" tanya Yue yang sata ini duduk berdua dengan Zen.
"Akan percuma kesana sekarang, karena kita tidak bisa memasuki labirin yang berada disana" kata Zen.
"Benarkah?" tanya Yue yang baru mendengar informasi itu.
"Ya, kita harus menyelesaikan beberapa labirin baru kita bisa memasuki labirin yang berada Grand Tree tersebut" kata Zen.
"Lalu mengapa kita membuang waktu kita disini?" tanya Yue kemudian.
"Membantu tentu saja, kita tidak boleh menyepelekan keadaan disekitar kita Yue" kata Zen.
"Hah... baiklah, lalu kita akan kemana selanjutnya?" kata Yue.
"Labirin Reisen" jawab Zen.
.
.
"Terima kasih Jenderal" kata Cam yang akhirnya menerima sebuah dagger sambil mengeluarkan air mata haru.
Bukan hanya Cam, semua manusia kelinci yang dilatih Zen saat ini sudah diberikan senjata yang khusus dibuat oleh Zen dan dibagikan kepada mereka satu persatu. Namun mereka semua mulai bersedih karena melihat penyelamat mereka akan pergi.
"Shea!" teriak Zen.
Lalu Zen mengeluarkan sebuah senjata yang berbentuk palu, yang sudah dienchant berbagai skill kedalam palu besar itu. Shea meneriamanya dengan berat hati, karena sebenarnya dia ingin mengikuti Zen, tetapi Zen seakan tidak ingin mengajaknya saat ini.
"Baiklah kalian semua, sekarang kalian sudah tidak lemah, jadi lawanlah orang yang akan menindas kalian. Lalu jangan lupa untuk terus latihan, dan ingat aku akan kembali ketempat ini untuk memeriksa kekuatan kalian, jika tidak ada peningkatkan, tunggu kensokuensinya" kata Zen dan dibalas hormat dari semua manusia kelinci disana keculai Shea yang saat ini bingung.
"Baikalah, sampai jumpa lagi" kata Zen yang akhirnya berbalik dan berjalan beriringan bersama Yue.
Shea dari sana hanya menatap kedua orang itu, dengan mata lembabnya, namun tiba – tiba suara menyadarkan Shea dari kesedihannya itu.
"Menagapa kamu berdiri disana Shea? Apakah kamu ingin tetap berada disini?"