webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Komik
Peringkat tidak cukup
275 Chs

Hajime

Didalam dojo keluarga Yaegashi, petarungan antara putri pemilik dojo itu melawan seorang yang baru tiba ditempat ini sangat intens. Zen terus menyerang dan menghalau semua serangan Shizuku maupun sebaliknya.

Shizuku saat ini merasakan sangat aneh dengan pertarungan itu. Shizuku merasa, gerakan Zen itu membuatnya membuka beberapa area yang dapat diserang oleh Shizuku dengan mudah. Namun Shizuku sudah menyerang area itu berkali – kali, namun Zen selalu berhasil menghalau serangannya itu.

"Tehniknya sangat bagus, dari manakah sebenarnya dia berasal dan mempelajarinya?" kata Shizuku didalam benaknya, yang saat ini mulai mengakui kemampuan Zen.

Zen sebenarnya menggunakan tehnik berpedang dari game yang pernah dia mainkan. Walaupun sebenarnya lumayan susah mengimplementasikannya kedunia nyata, namun karena status Zen yang cukup tinggi, dapat menirukan gerakan berpedang itu dengan lancar.

Zen saat ini tidak menggunakan kekuatan penuhnya, karena dia masih menikmati melawan wanita cantik didepannya ini. Dan juga menjadi hal bagus, jika dia berkenalan dengan wanita didepannya.

Berbeda dengan Zen, Shizuku mulai kehabisan stamina karena pertarungannya dengan Zen yang intens. Melihat ini, Zen memutuskan untuk menyudahi pertarungan itu. Zen lalu melesat dengan cepat kearah Shizuku dan mengayunkan pedang kendonya.

Melihat ini Shizuku berusaha dengan sisa staminanya menangkisnya. Namun sialnya, karena kuatnya serangan Zen itu, membuat pedangnya terlepas dari tangannya dan terpental jauh dari tempat Shizuku berada.

Zen tanpa pikir panjang langsung menodongkan pedang kendonya tepat dileher Shizuku, untuk mengklaim kemenangan pada pertarungan tersebut.

"Aku menang Yaegashi-san" kata Zen sambil tersenyum.

Ada rasa tidak terima dari diri Shizuku, namun karena dia juga sudah lama tidak menikmati pertarungan seperti tadi, dia hanya tersenyum.

"Baiklah, aku kalah" kata Shizuku.

Mendengar itu, Zen menurunkan pedangnya dan membungkuk kearah Shizuku. Zen lalu berbalik dan mulai menyimpan peralatan yang digunakannya tadi pada tempatnya. Sedangkan Shizuku mengambil kembali pedangnya dan menyimpannya.

"Dimana kamu mempelajari cara bertarung seperti itu Uchiha-san?" tanya Shizuku, yang saat ini berada disebelahnya untuk menyimpan pedang kendonya.

"Dari tempat asalku. Dan juga, bisakah kamu memanggilku Zen saja. Soalnya ditempatku, mereka memanggilku seperti itu. Cukup aneh jika kamu memanggilku dengan nama keluargaku" kata Zen.

"Ah iya aku lupa kamu dari luar negeri. Kalau begitu aku akan memanggilmu Zen-kun, dan kamu bisa memanggilku dengan namaku" kata Shizuku dan dibalas anggukan oleh Zen.

"Lalu, bagaimana caramu mempelajari tehnik itu Zen-kun?" tanya Shizuku.

"Ah.. ditempat asalku, tehnik itu digunakan dalam pertarungan dalam suatu permainan" jawab Zen.

"Permainan?" tanya Shizuku.

"Yap. Jadi kami harus bertarung satu sama lain. Makanya kami diajari untuk bertarung untuk memenangkan permainan itu" kata Zen.

"Lalu, bisakah kamu mengajariku?" tanya Shizuku.

"Tentu, namun apakah kamu yakin Shizuku-san. Setahuku tehnikmu sudah bagus, namun jika mempelajari tehnikku, kamu akan meninggalkan tehnikmu itu, karena perbedaan dari kedua tehnik kita." Kata Zen.

"Hmm.. benar juga" jawab Shizuku yang merenungkan perkataan Zen tersebut.

Akhirnya mereka berdua mengobrol ringan. Zen sempat menanyai mengapa dojo ini begitu sepi. Namun Shizuku mulai menceritakan, bahwa peminat untuk mempelajari tehnik keluarganya sudah berkurang, hingga sampai seperti ini.

Akhirnya selang beberapa lama, Shizuku menawarkan Zen untuk membersihkan dirinya dirumahnya. Zen dengan senang hati menerimanya. Lalu setelah dia sudah berpakaian rapi menggunakan pakaian sekolahnya sebelumnya, akhirnya dia memutuskan untuk kembali.

"Sampai jumpa besok Shizuku-san" kata Zen setelah akan beranjak dari tempat itu.

"Baiklah, sampai jumpa Zen-kun" jawab Shizuku dan akhirnya melihat pria yang meninggalkannya hilang dari pandangannya.

Zen akhirnya mencari tempat sepi dan menteleportkan dirinya kembali ke Alaska, karena dia tidak mempunyai tempat tinggal disini. Zen akhirnya tiba dipintu rumahnya, dan akhirnya dia memasuki rumahnya tersbut.

"Aku pulang" teriak Zen.

Namun tidak ada yang menjawab perkataannya, melainkan suara larian datang menuju kearahnya saat ini. Saat ini dikediaman Zen hanya ada Yui dan Yuna, karena wanitanya yang lain, sedang sibuk kuliah, sekolah bahkan bekerja.

"Papa!" teriak Yui.

Zen lalu memeluk putrinya tersebut, dan dibelakangnya ada Yuna yang menyusul Yui.

"Kau sudah kembali Zen?" kata Yuna terkejut.

"Ya, untuk saat ini, aku bisa kembali setiap hari." Kata Zen.

"Lalu mengapa kamu memakai seragam sekolah Zen?" tanya Yuna.

"Ah.. sepertinya aku akan menjadi siswa kembali disana" jawab Zen dan memasuki ruang keluarganya bersama Yui dan Yuna.

Keesokan harinya, Zen kembali dari Alaska dan menteleportkan dirinya ke sebuah tempat dimana dia menghilang kemarin. Para wanita Zen sempat terkejut karena kembalinya Zen ini, saat mereka tiba di Alaska.

Karena Zen berkata, mungkin dia tidak bisa kembali cukup lama, tetapi perkiraannya meleset, setelah melihat dunia baru yang dia kunjungi itu.

Zen lalu berjalan kesekolahnya, namun dia bertemu pria yang duduk disebelahnya yang sering dibully sedang berjalan menuju kesekolahnya. Zen lalu mempercepat jalannya dan mulai menyusul pria itu.

"Halo, bukankah kamu yang duduk disebelahku?" sapa Zen kepada pria itu.

"A-Ah.. " kata pria itu terkejut setelah mendengar seorang menyapanya.

"Perkenalkan namaku Uchiha Zen" kata Zen.

"N-Namaku Nagumo Hajime" kata pria itu.

"Baiklah Nagumo-san salam kenal" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Hajime.

Akhirnya mereka berdua mulai berjalan berdampingan menuju kesekolah mereka. Saat memasuki komplek sekolah, para siswa mulai berbisik – bisik atas apa yang dilihatnya tersebut. Saat ini, pria yang dianggap hina oleh mereka, sedang berjalan bersama murid baru yang kabarnya sangat dingin.

Zen dan Hajime tidak memperdulikan bisik – bisik yang didengar oleh mereka dan terus melangkah menuju kekelas mereka. Zen masih mengobrol ringan dengan Hajime, sedangkan Hajime sendiri akhirnya bisa berbicara dengan nyaman dengan seseorang.

Akhirnya mereka tiba dikelas mereka, dan mulai duduk dibangku mereka masing – masing, sambil menunggu kelas ini dimulai. Para siswa memasuki kelas ini satu persatu, dan mereka terkejut karena Hajime sedang mengobrol ringan dengan seseorang, karena biasanya dia akan tidur.

Lalu munculah tiga orang, yang memasuki kelas itu. Lalu seorang wanita dari ketiga orang yang baru masuk itu, dengan cepat melangkah kearah tempat Zen berada.

"Selamat pagi Zen-kun" kata Shizuku yang sudah berada disebelahnya.

"Selamat pagi Shizuku-san" jawab Zen sambil tersenyum,

Tindakan Shizuku ini membuat orang bingung, bahkan kedua teman yang bersamanya juga sangat terkejut akan tindakannya itu.

"Sejak kapan Shizuku dekat dengan pria itu?"